MENTERI KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

SALINAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN

NOMOR 151/PMK.011/2009


TENTANG


PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN

TERHADAP IMPOR PRODUK PAKU


DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KEUANGAN,
 

Menimbang

:

a.

bahwa berdasarkan hasil penyelidikan Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia yang menunjukkan bahwa pada periode penyelidikan (2005 - Semester I Tahun 2008) telah terjadi kenaikan secara absolut barang impor yang diselidiki sehingga menyebabkan kerugian serius terhadap industri dalam negeri, Menteri Perdagangan melalui surat Nomor: 1062/M-DAG/7/2009 mengusulkan untuk mengenakan Bea Masuk Tindakan Pengamanan terhadap impor produk paku dengan pas tarif 7317.00.10.00;

 

 

b.

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 21 Keputusan Presiden Nomor 84 Tahun 2002 tentang Tindakan Pengamanan Industri Dalam Negeri dari Akibat Lonjakan Impor, tindakan pengamanan tetap dapat ditetapkan dalam bentuk Bea Masuk oleh Menteri Keuangan;

 

 

c.

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, serta dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 23 D ayat (2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan Terhadap Impor Produk Paku;

Mengingat

:

1.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World  Trade Organization (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564);

 

 

2.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4661);

 

 

3.

Keputusan Presiden Nomor 84 Tahun 2002 tentang Tindakan Pengamanan Industri Dalam Negeri Dari Akibat Lonjakan Impor (Lembaran Negara Republik Indonesia Negara Tahun 2002 Nomor 133);

 

 

4.

Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005;

 

 

MEMUTUSKAN:

Menetapkan

:

PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK PAKU.

 

 

Pasal 1

 

 

Terhadap impor jenis-jenis paku dengan pos tarif 7317.00.10.00 dikenakan Bea Masuk Tindakan Pengamanan.

 

 

Pasal 2

 

 

Bea Masuk Tindakan Pengamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dikenakan terhadap importasi dari semua negara, kecuali terhadap produk paku yang diproduksi dan di impor dari negara-negara sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Menteri Keuangan ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri Keuangan ini.

 

 

Pasal 3

 

 

(1)

Pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 merupakan:

 

 

 

a.

tambahan Bea Masuk umum (Most. Favored Nation); atau

 

 

 

b.

tambahan Bea Masuk preferensi berdasarkan skema-skema perjanjian perdagangan barang internasional yang berlaku dalam hal impor dilakukan dari negara-negara yang termasuk dalam skema-skema perjanjian perdagangan barang internasional tersebut.

 

 

(2)

Dalam hal ketentuan dalam skema-skema perjanjian perdagangan barang internasional tidak dipenuhi, pengenaan bea masuk tindakan pengamanan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b merupakan tambahan Bea Masuk umum (Most Favored Nation).

 

 

Pasal 4

 

 

Terhadap impor produk paku dari negara-negara yang dikecualikan dari pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan negara-negara yang diperlakukan secara khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b, importir wajib menyerahkan dokumen Surat Keterangan Asal (Certificate of Origin).

 

 

Pasal 5

 

 

Besarnya Bea Masuk Tindakan Pengamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dikenakan selama 3 (tiga) tahun dengan ketentuan sebagai berikut:

     

Periode

Bea Masuk

Tindakan Pengamanan

Tahun :

Tanggal 1 Oktober 2009 s.d

30 September 2010

145%
Tahun :

Tanggal 1 Oktober 2010 s.d

30 September 2011

115%
Tahun :

Tanggal 1 Oktober 2011 s.d. 30 September 2012

85%

 

 

 

Pasal 6

 

 

Tarif bea masuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 berlaku sepenuhnya terhadap impor barang yang dokumen pemberitahuan impor barang dimaksud mendapat nomor pendaftaran dari kantor pabean pelabuhan pemasukan sejak tanggal berlakunya Peraturan Menteri Keuangan ini.

 

 

Pasal 7

 

 

1.

Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

 

 

2.

Peraturan Menteri Keuangan ini berlaku selama 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal berlakunya Peraturan Menteri Keuangan ini sebagaimana dimaksud pada angka 1.

 

 

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

         
         

 

 

 

 

 

 

Ditetapkan di Jakarta

 

 

 

 

 

 

pada tanggal 24 September 2009

 

 

 

 

 

 

MENTERI KEUANGAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

SRI MULYANI INDRAWATI

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

 

 

 

ttd

 

 

 

ANDI MATTALATTA

 

 

 

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2009 NOMOR 314

 

 

 

 

 

LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 151/PMK.011/2009 TENTANG PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK PAKU

 

 

DAFTAR NEGARA-NEGARA YANG DIKECUALIKAN DARI PENGENAAN

 BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK PAKU

 

NO. NAMA NEGARA NO. NAMA NEGARA
1. Afghanistan 36. Cameroon
2. Albania 37. Canary Islands
3. Algeria 38. Cape Verde
4. American Samoa 39. Caroline Islands
5. Angola 40. Cayman Islands
6. Anguilla 41. Central African Republic
7. Antigua and Barbuda 42. Ceuta and Mellia
8. Antilles (Netherlands) 43. Chad
9. Argentina 44. Chile
10. Armenia 45. Christmas Island
11. Aruba 46. Cocos Islands
12. Ascension 47. Colombia
13. Austral Islands 48. Comoros
14. Azerbaijan 49. Congo, Democratic Republic of the
15. Bahamas 50. Congo, Republic of
16. Bahrain 51 Cook Islands
17. Bangladesh 52. Costa Rica
18. Barbados 53. Cote d'Ivoire
19. Belarus 54. Croatia
20. Belize 55. Cuba
21. Benin 56. Curacao
22. Bermuda 57. Cyprus
23. Bhutan 58. Djibouti
24. Bolivia 59. Dominica
25. Bosnia and Herzegovina 60. Dominican Republic
26. Botswana 61. Ecuador
27. Botswana 62. Egypt
28. Brazil 63. El Salvador
29. British Antarctic Territories 64. Equatorial Guinea
30. British Indian Ocean Territory  65. Eritrea
31. British Virgin Islands 66. Estonia
32. Brunei Darussalam 67. Ethiopia
33. Burkina Paso 68. Falkland Islands and Dependencies
34. Burundi 69. Fiji
35. Cambodia 70. French Southern and Antarctic
Territories

 

 

 

NO. NAMA NEGARA NO. NAMA NEGARA
71. French Polynesia 110. Macao

72.

Gabon

111.

Macedonia (The Fonner Yugoslav

Republic of)

73. Gambia 112. Madagascar
74. Georgia 113. Malawi
75. Ghana 114. Maldives
76. Gibraltar 115. Mali
77. Gilbert and Ellice Islands  116. Malta
78. Greenland 117. Marianas Islands (North)
79. Grenada 118. Marshall Islands
80. Guam 119. Mauritania
81. Guatemala 120. Mauritius
82. Guinea 121. Mayotte
83. Guinea-Bissau 122. Mexico
84. Guyana 123. Micronesia, Federated States of
85. Haiti 124. Moldova, Republic of
86. Heard Island and Mc Donald Island 125. Mongolia
87. Honduras 126. Montserrat
88. Hong Kong 127. Morocco
89. Hungary 128. Mozambique
90. India 129. Myanmar
91. Iran, Islamic Republic of 130. Namibia
92. Iraq 131. Nauru
93. Israel 132. Nepal
94. Jamaica 133. New Caledonia and Dependencies
95. Jordan 134. Nicaragua
96. Kazakhstan 135. Niger
97. Kenya 136. Nigeria
98. Kiribati 137. Niue
99. Korea, Democratic People's
Republic of
138. Norfolk Island
100. Korea, Republic of 139. Oman
101. Kuwait 140. Pakistan
102. Kyrgyzstan 141. Palau
103. Lao People's Democratic Republic of 142. Panama
104. Latvia 143. Papua New Guinea
105. Lebanon 144. Paraguay
106. Lesotho 145. Peru
107. Liberia 146. Philippines
108. Libyan Arab Jamaririya 147. Pitcairn Islands
109. Lithuania 148. Qatar
       



 

NO. NAMA NEGARA NO. NAMA NEGARA
149. Romania 177. Thailand
150. Russian Federation 178. Timor-Leste
151. Rwanda 179. Togo
152. Samoa 180. Tokelau Islands
153. Sao Tome and Principe 181. Tonga
154. Saudi Arabia 182. Trinidad and Tobago
155. Senegal 183. Tristan de Cuhna
156. Seychelles 184. Tunisia
157. Sierra Leone 185. Turkey
158. Slovenia 186. Turkmenistan
159. Solomon Islands 187. Turks and Caicos Islands
160. Somalia 188. Tuvalu
161. South Africa 189. Uganda

162.

Southern Sandwich Islands and

Dependencies

190.

Ukraine
 

163. Sri Lanka 191. United Arab Emirates
164. Saint Helena and Dependencies 192. United States Minor Outlying Islands
165. Saint Kitts and Nevis 193. Uruguay
166. Saint Lucia  194. Uzbekistan
167. Saint Martin 195. Vanuatu
168. Saint Pierre and Miquelon 196. Venezuela
169. Saint Vincent and Grenadines 197. Vietnam
170. Sudan 198. Virgin Islands (United Kingdom)
171. Suriname 199. Virgin Islands (United States)
172. Swaziland 200. Wallis and Futuna Islands
173. Syrian Arab Republic 201. Western Sahara
174. Taiwan 202. Yemen
175. Tajikistan 203. Zambia
176. Tanzania, United Republic of  204. Zimbabwe

 

                                                                                                                                                                     MENTERI KEUANGAN

 

SRI MULYANI INDRAWATI