| DEPARTEMEN
KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA |
|
|
|
|
| KEPUTUSAN
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA |
| NOMOR
: 485/KMK.01/1986 |
|
|
|
|
|
TENTANG
|
|
|
|
|
| PENANGGUHAN PEMBAYARAN
PAJAK PERTAMBAHAN |
| NILAI ATAS BARANG
DAN BAHAN ASAL IMPOR YANG |
| DIPERGUNAKAN DALAM
PEMBUATAN KOMODITI EKSPOR |
|
|
|
|
|
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
|
|
|
|
|
| Menimbang |
: |
a. |
bahwa
dalam sistem Pajak Pertambahan Nilai, pajak pertambahan nilai yang dibayar
atas impor barang dan bahan yang dipergunakan oleh Pengusaha Kena Pajak
dalam pembuatan komoditi ekspor dapat diminta kembali; |
|
|
b. |
bahwa
dalam rangka mengurangi beban administrasi bagi Pengusaha Kena Pajak, maupun
administrasi pajak, perlu diatur suatu ketentuan khusus mengenai kompensasi
kewajiban membayar Pajak Pertambahan Nilai atas impor barang dan bahan
yang dipergunakan dalam pembuatan komoditi ekspor dengan hak Pengusaha
Kena Pajak untuk meminta pengembalian Pajak Pertambahan Nilai yang telah
dibaya; |
|
|
c. |
bahwa
berhubung dengan itu perlu ditetapkan suatu peraturan tentang penangguhan
pembayaran Pajak Pertambahan Nilai atas impor barang dan bahan dalam pembuatan
komoditi ekspor dengan Keputusan Menteri Keuangan. |
| Mengingat |
: |
1. |
Undang-undang
Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
(Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3262); |
|
|
2. |
Undang-undang
Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa
dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (Lembarang Negara Tahun 1983 Nomor
51, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3264); |
|
|
3. |
Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 1985 tentang Pelaksanaan Undang-undang Pajak
Pertambahan Nilai tahun 1984; |
|
|
4. |
Keputusan
Presiden Nomor 12 tahun 1986 tentang Perubahan Keputusan
Presiden Nomor 15 Tahun 1984 tentang Susunan Organisasi Departemen
sebagaimana telah diubah, terakhir dengan Keputusan
Presiden Nomor 76 tahun 1985; |
|
|
5. |
Keputusan Bersama Menteri Perdagangan,
Menteri Keuangan, dan Gubernur Bank Indonesia Nomor 656/Kpb/IV/85, Nomor
329/KMK.05/1985, Nomor 18/2/KEP/GBI tentang Penyempurnaan Ketentuan-ketentuan
Umum Di Bidang Impor; |
|
|
6. |
Keputusan Bersama Menteri Perdagangan,
Menteri Keuangan, dan Gubernur Bank Indonesia Nomor 657/Kbp/IV/85, Nomor
330/KMK.05/1985, Nomor 18/3/KEP/GBI tentang Penyempurnaan Ketentuan-ketentuan
Umum Di Bidang Ekspor; |
|
|
7. |
Keputusan Bersama Menteri Keuangan,
Menteri Perdagangan dan Gubernur Bank Indonesia Nomor
315/KMK.01/1986, Nomor 134/Kpb/V/86 dan Nomor 19/4/KEP/GBI tentang
Tata Cara Dan Persyaratan Pembebasan Bea Masuk Atas Barang Dan Bahan Impor
Yang Dipergunakan Untuk Pembuatan Komoditi Ekspor. |
|
|
|
|
|
MEMUTUSKAN :
|
|
|
|
|
| Menetapkan |
: |
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENANGGUHAN PEMBAYARAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
ATAS BARANG DAN BAHAN ASAL IMPOR YANG DIPERGUNAKAN DALAM PEMBUATAN KOMODITI
EKSPOR. |
|
|
|
|
|
Pasal 1
|
|
|
|
|
|
Yang dimaksud dengan barang dan
bahan asal impor dalam Keputusan ini adalah barang dan bahan asal impor
sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Menteri
Perdagangan dan Gubernur Bank Indonesia Nomor 315/KMK.01/1986, Nomor 134/Kpb/V/86
dan Nomor 19/4/KEP/GBI tentang Tata Cara Dan Persyaratan Pembebasan Bea
Masuk Atas Barang Dan Bahan Impor Yang Dipergunakan Untuk Pembuatan Komoditi
Ekspor. |
|
|
|
|
|
Pasal 2
|
|
|
|
|
|
Penangguhan pembayaran Pajak Pertambahan
Nilai (PPN) atas impor barang dan bahan, sebagaiaman dimaksud dalam Pasal
1 diberikan kepada produsen eksportir. |
|
|
|
|
|
Pasal 3
|
|
|
|
|
|
Dalam hal barang dan bahan asal
impor sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 mendapatkan persetujuan pembebasan
bea masuk dan bea masuk tambahan, maka persetujuan tersebut berlaku juga
sebagai persetujuan penangguhan pembayaran PPN atas impor barang dan bahan
yang dipergunakan dalam pembuatan komoditi ekspor. |
|
|
|
|
|
Pasal 4
|
|
|
|
|
|
Produsen eksportir yang mendapatkan
penangguhan pembayaran PN atas impor sebagaimana dimaksud Pasal 3 wajib
menyerahkan jaminan bank/surety bond sebesar nilai PPN atas impor yang
ditangguhkan atas barang dan bahan asal impor tersebut |
|
|
|
|
|
Pasal 5
|
|
|
|
|
|
Kepala Pusat Pengelolaan Pembebasan
dan Pengembalian Bea Masuk (P4BM) diberi wewenang untuk menetapkan, menagih
dan mencairkan jaminan bank/surety bond terhadap : |
|
a. |
kelebihan dan penangguhan
PPN atas impor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3; |
|
b. |
biaya administrasi atas pelanggaran,
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. |
|
|
|
|
|
Pasal 6
|
|
|
|
|
|
Pelaksanaan Keputusan inidiatur
lebih lanjut oleh Direktorat Jendral Pajak dan Direktur Jendral Bea dan
Cukai sesuai dengan bidang masing-masing. |
|
|
|
|
|
Pasal 7
|
|
|
|
|
|
Keputusan ini berlaku mulai tanggal
1 Juli 1986 |
|
|
|
|
|
Agar setiap orang mengetahuinya,
memerintahkan pengumuman Keputusan ini dengan menempatkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia |
|
|
|
|
|
SALINAN Keputusan ini disampaikan
kepada YTH. : |
|
|
1. |
Bapak Presiden; |
|
|
2. |
Sdr. Keua Badan Pemeriksa Keuangan; |
|
|
3. |
Sdr. Menko EKUIN dan Pengawasan Pembangunan; |
|
|
4. |
Sdr. Menteri Perindustrian; |
|
|
5. |
Sdr. Menteri Perdagangan; |
|
|
6. |
Sdr. Gubernur Bank Indonesia; |
|
|
7. |
Sdr. Direktur Pajak; |
|
|
8. |
Sdr. Direktur Jendral Bea dan Cukai; |
|
|
9. |
Sdr. Direktur Jendral Anggaran |
|
|
|
|
|
|
|
|
Ditetapkan di : JAKARTA
Pada tanggal : 4 Juni 1986
MENTERI KEUANGAN,
RADIUS PRAWIRO
|
|