|
Menimbang
|
:
|
a.
|
bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1994 tentang
Pembayaran Pajak Penghasilan Bagi Orang Pribadi Yang Bertolak Ke Luar Negeri
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 1998, pelabuhan atau tempat pemberangkatan ke luar negeri dalam daerah
kerjasama Ekonomi Sub Regional (KESR) ASEAN yang dikecualikan dari kewajiban
pembayaran Pajak Penghasilan bagi Orang Pribadi yang bertolak ke luar negeri
dalam kawasan KESR ASEAN ditetapkan oleh Menteri Keuangan;
|
|
|
|
|
|
b.
|
bahwa pelabuhan atau tempat pemberangkatan keluar negeri dalam daerah
Kerjasama Ekonomi Sub Regional ASEAN telah mengalami perubahan sesuai perkembangan
statusnya yang semula hanya pelabuhan lokal (antar pulau/daerah) menjadi
pelabuhan atau tempat pemberangkatan keluar negeri (internasional);
|
|
|
|
|
|
c.
|
bahwa sehubungan dengan butir a dan b diatas, dipandang perlu untuk
menetepkan kembali pelabuhan atau tempat pemberangkatan keluar negeri dalam
daerah KESR ASEAN yang dikecualikan dari kewajiban pembayaran Pajak
Penghasilan bagi Orang Pribadi yang bertolak ke luar negeri dalam Kawasan
KESR ASEAN, dengan Keputusan Menteri Keuangan;
|
|
|
|
|
Mengingat
|
:
|
1.
|
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran
Negara Tahun 1983 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3262) sebagaimana
telah diubah dengan Udang-undang Nomor 10 Tahun 1994 (Lembaran Negara Tahun
1994 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3567);
|
|
|
|
|
|
2.
|
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1994 tentang Pembayaran Pajak Penghasilan
Bagi Orang Pribadi Yang Bertolak Ke Luar Negeri (Lembaran Negara Tahun
1994 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3578) sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1998 (Lembaran Negara
Tahun 1998 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3736);
|
|
|
|
|
|
3.
|
Keputusan Presiden Nomor 122/M Tahun 1998.
|
|
|
|
|
|
M E M U T U S K A N :
|
|
|
|
|
|
Menetapkan
|
:
|
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PELABUHAN
ATAU TEMPAT PEMBERANGKATAN KE LUAR NEGERI DALAM DAERAH KERJASAMA EKONOMI
SUBREGIONAL ASEAN YANG DIKECUALIKAN DARI KEWAJIBAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN
BAGI ORANG PRIBADI YANG BERTOLAK KE LUAR NEGERI DALAM KAWASAN KERJASAMA
EKONOMI SUBREGIONAL ASEAN.
|
|
|
|
|
|
|
Pasal I
Kawasan Kerjasama Ekonomi Sub Regional ASEAN dalam Keputusan ini
terdiri dari :
|
|
|
|
|
|
|
a.
|
Kawasan Kerjasama Segitiga Pertumbuhan Indonesia - Malaysia - Thailand
(SP - IMT);
|
|
|
|
|
|
b.
|
Kawasan Kerjasama Segitiga Pertumbuhan Indonesia - Malaysia - Singapura
(SP - IMS);
|
|
|
|
|
|
c.
|
Kawasan Kerjasama Wilayah Pertumbuhan Brunei Darussalam - Indonesia
- Malaysia - Philipina (WP - BIMP).
|
|
|
|
|
|
Pasal 2
|
|
|
|
|
|
|
(1)
|
Pelabuhan atau tempat pemberangkatan ke luar negeri dalam daerah Kerjasama SP -
IMT yang dikecualikan dari kewajiban pembayaran Pajak Penghasilan bagi
Orang Pribadi yang bertolak ke luar negeri dalam Kawasan Kerjasama SP - IMT
meliputi pelabuhan laut dan bandar udara yang terdapat dalam wilayah Daerah
Istimewa Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Riau.
|
|
|
|
|
|
(2)
|
Kawasan Kerjasama SP - IMT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di luar
negeri terdiri dari :
|
|
|
|
|
|
|
a)
|
Malaysia, meliputi Kedah, Perak, Perlis dan Penang, dengan pelabuhan
laut dan bandar udara yang terdapat dalam wilayah tersebut.
|
|
|
|
|
|
b)
|
Thailand, meliputi Yala, Narathiwat, Songkhla, Pattani dan Satun, dengan
pelabuhan laut dan bandar udara yang terdapat dalam wilayah tersebut.
|
|
|
|
|
(3)
|
Orang Pribadi yang dikecualikan dari kewajiban pembayaran Pajak Penghasilan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah penduduk Indonesia yang bertempat
tinggal dalam daerah Daerah Istimewa Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat
dan Riau berdasarkan bukti surat kependudukan dan paspor termasuk Warga
Negara Malaysia dan Thailand pemegang KIM-S / KITASyang bertempat tinggal
di daerah tersebut.
|
|
|
|
|
|
Pasal 3
|
|
|
|
|
|
|
(1)
|
Pelabuhan atau tempat pemberangkatan ke luar negeri dalam daerah Krjasama
SP - IMS yang dikecualikan dari kewajiban pembayaran Pajak Penghasilan
bagi Orang Pribadi yang bertolak ke luar negeri dalam Kawasan Kerjasama
SP - IMS meliputi pelabuhan laut dan bandar udara yang terdapat dalam wilayah
Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Jambi, Bengkul dan Kalimantan
Barat, termasuk pos darat dalam wilayah Kalimantan Barat.
|
|
|
|
|
|
(2)
|
Kawasan Kerjasama SP - IMS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di luar
negeri terdiri dari :
|
|
|
|
|
|
|
a)
|
Malaysia, meliputi Johor, Negeri Sembilan, Pahang dan Melaka, dengan
pelabuhan laut dan bandar udara yang terdapat dalam wilayah tersebut.
|
|
|
|
|
|
b)
|
Singapura dengan pelabuhan laut dan bandar uadara yang terdapat dalam
wilayah tersebut.
|
|
|
|
|
(3) |
Orang Pribadi yang dikecualikan dari kewajiban pembayaran
Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah penduduk Indonesia
yang bertempat tinggal dalam daerah Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan,
Lampung, Jambi, Bengkulu dan Kalimantan barat berdasarkan bukti surat kependudukan
dan paspor termasuk Warga Negara Malaysia dan Singapura pemegang KIM-S
/ KITAS yang bertempat tinggal di daerah tersebut. |
|
|
|
|
|
|
Pasal 4
|
|
|
|
|
|
(1) |
Pelabuhan atau tempat pemberangkatan keluar
negeri dalam daerah Kerjasama WP - BIMP yang dikecualikan dari kewajiban
pembayaran Pajak Penghasilan bagi Orang Pribadi yang bertolak ke luar negeri
dalam Kawasan Kerjasama WP - BIMP meliputi pelabuhan laut dan bandar udara
yang terdapat dalam wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tenggara, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Tengah, Maluku dan Irian Jaya, termasuk pos darat dalam wilayah
tersebut. |
|
|
|
|
|
(2) |
Kawasan Kerjasama WP - BIMP sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) di luar negeri terdiri dari : |
|
|
|
|
|
|
a) |
Brunei Darussalam dengan pelabuhan laut dan bandar udara yang terdapat
dalam wilayah tersebut ; |
|
|
|
|
|
b) |
Malaysia, meliputi Sarawak dan Sabah, dengan pelabuhan laut dan bandar
udara yang terdapat dalam wilayah tersebut. |
|
|
|
|
|
c) |
Philipina, meliputi Mindanao dan Palawan, dengan pelabuhan laut dan
bandar udara yang terdapat yang terdapat dalam wilayah tersebut. |
|
|
|
|
(3) |
Orang Pribadi yang dikecualikan dari kewajiban pembayaran
Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah penduduk Indonesia
yang bertempat tinggal dalam daerah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi
Selatan, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan
Selatan, Kalimantan Tengah, Maluku dan Irian Jaya berdasarkan bukti surat
kependudukan dan paspor termasuk Warga Negara Brunei Darussalam, Malaysia
dan Philipina pemegang KIM-S / KITAS yang bertempat tinggal didaerah tersebut. |
|
|
|
|
|
|
Pasal 5
|
|
|
|
|
|
|
Dengan berlakunya keputusan ini, Keputusan Menteri Keuangan
Nomor : 625 /KMK.04 /1996 dan ketentuan lain yang tidak sesuai dengan keputusan
ini, dinyatakan tidak berlaku. |
|
|
|
|
|
|
Pasal 6
|
|
|
|
|
|
|
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan Keputusan ini
ditetapkan oleh Direktur Jendral Pajak. |
|
|
|
|
|
|
Pasal 7
|
|
|
|
|
|
|
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. |
|
|
|
|
|
|
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman
Keputusan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. |
|
|
|