
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 22 / PMK.010 / 2005
TENTANG
PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR BEBERAPA JENIS SUKU CADANG UNTUK ANGKUTAN UMUM
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
| 
     Menimbang  | 
    
     :  | 
    
     a.  | 
    
     Bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan suku cadang untuk pemeliharaan sarana angkutan umum yang dapat terjangkau, dipandang perlun untuk memberikan Pembebasan Bea Masuk atas impor beberapa jenis suku cadang cepat aus;  | 
  ||||
| 
     
  | 
    
     
  | 
    
     b.  | 
    
     bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiman dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pembebasan Bea Masuk atas Impor Beberapa Jenis Suku Cadang Untuk Angkutan Umum;  | 
  ||||
| 
     Mangingat  | 
    
     :  | 
    
     1.  | 
    
     Undang-Undang Nomor 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3612);  | 
  ||||
| 
     
  | 
    
     
  | 
    
     2.  | 
    
     Keputusan Presiden Nomor 187 / M Tahun 2004;  | 
  ||||
| 
     
  | 
    
     
  | 
    
     3.  | 
    
     Keputusan Menteri Keuangan Nomor 545/KMK.01/2003 tentang Penetapan Sistem Klasifikasi Barang;  | 
  ||||
| 
     
 
  | 
    
     
  | 
    
     4.  | 
    
     Keputusan Menteri Keuangan Nomor 547/KMK.01/2003 tentang Penetapan Tarip Bea Masuk Atas Barang Impor;  | 
  ||||
| 
     
  | 
    
     
  | 
    
     
  | 
    
     MEMUTUSKAN : 
  | 
  ||||
| 
     Menetapkan  | 
    
     :  | 
    
     PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR BEBERAPA JENIS SUKU CADANG UNTUK ANGKUTAN UMUM.  | 
  |||||
| 
     
  | 
    
     
  | 
    
     
 (1)  | 
    
     Pasal 1 Atas impor suku cadang kendaraan bermotor yang terdiri dari : 
  | 
  ||||
| 
     
  | 
    
     
  | 
    
     
  | 
    
     a.  | 
    
     Cluth Assy  | 
    
     sebanyak  | 
    
     705.000  | 
    
     buah;  | 
  
| 
     
  | 
    
     
  | 
    
     
  | 
    
     b.  | 
    
     Timing Belt  | 
    
     sebanyak  | 
    
     1.411.000  | 
    
     buah;  | 
  
| 
     
  | 
    
     
  | 
    
     
  | 
    
     c.  | 
    
     Bearing Roda  | 
    
     sebanyak  | 
    
     817.000  | 
    
     buah;  | 
  
| 
     
  | 
    
     
  | 
    
     
  | 
    
     d.  | 
    
     Trasmission Assy  | 
    
     sebanyak  | 
    
     104.000  | 
    
     buah;  | 
  
| 
     
  | 
    
     
  | 
    
     
  | 
    
     e.  | 
    
     Engine Block  | 
    
     sebanyak  | 
    
     104.000  | 
    
     buah.  | 
  
| 
     
  | 
    
     
  | 
    
     
  | 
    
     
 Yang akan digunakan untuk memelihara angkutan umum, diberikan pembebasan Bea Masuk sehingga tariff akhir Bea Masuk menjadi 0% (nol persen).  | 
  ||||
| 
     
  | 
    
     
  | 
    
     (2)  | 
    
     Jenis-jenis barang dalam ayat (1) harus diimpor dalam kondisi baru.  | 
  ||||
| 
     
  | 
    
     
  | 
    
     (3)  | 
    
     Penetapan importir dan alokasi jumlah dan jenis barang yang diimpor sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan oleh Menteri Perdagangan berdasarkan rekomendasi dari Menteri Perhubungan.  | 
  ||||
| 
     
  | 
    
     
  | 
    
     Pasal 2 Direktur Jenderal Bea dan Cukai atas nama Menteri Keuangan menerbitkan Keputusan Menteri Keuangan tentang pemberian pembebasan Bea Masuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1.  | 
  |||||
| 
     
  | 
    
     
  | 
    
     Pasal 3 Dalam hal terdapat penyalahgunaan terhadap impor suku cadang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Peraturan Menteri Keuangan ini, maka Bea Masuk yang terutang dipungut dan dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.  | 
  |||||
| 
     
  | 
    
     
  | 
    
     Pasal 4 Direktur Jenderal Bea dan Cukai mengatur lebih lanjut pelaksanaan ketentuan dalam Peraturan Menteri Kuangan ini.  | 
  |||||
| 
     
  | 
    
     
  | 
    
     Pasal 5 Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan berlaku selama 12 (dua belas) bulan terhitung sejak tanggal ditetapkan.  | 
  |||||
| 
     
  | 
    
     
  | 
    
     Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Menteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.  | 
  |||||
| 
     
  | 
    
     
  | 
    
     Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 10 Maret 2005 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 
 
 JUSUF ANWAR 
  | 
  |||||