LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR
193/PMK.01/2009 TENTANG PEDOMAN PENYELESAIAN GANTI KERUGIAN NEGARA TERHADAP
BENDAHARA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGANN
PEDOMAN
PENYELESAIAN KERUGIAN NEGARA
TERHADAP BENDAHARA
DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN
DAFTAR ISI
|
Hal |
||||
|
DAFTAR FORM |
3 |
|||
|
BAB I |
PENDAHULUAN
|
4 |
||
|
|
A. |
Latar
Belakang |
4 |
|
|
|
B. |
Tujuan
|
5 |
|
|
|
C. |
Dasar
Hukum |
5 |
|
|
|
D. |
Sistematika
|
6 |
|
|
BAB II |
PENGUNGKAPAN, PEMBUKTIAN DAN
PELAPORAN |
7 |
||
|
|
A. |
Pengungkapan
Kerugian Negara |
7 |
|
|
|
B. |
Pembuktian
Kerugian Negara |
7 |
|
|
|
C. |
Tim
Penyelesaian Kerugian Negara (TPKN) |
9 |
|
|
|
D. |
Pelaporan
Kerugian Negara |
10 |
|
|
|
E. |
Verifikasi
Berkas Laporan Kerugian Negara |
11 |
|
|
BAB III |
PENYELESAIAN KERUGIAN NEGARA |
13 |
||
|
|
A. |
Penyelesaian
Melalui Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM) |
13 |
|
|
|
B. |
Tuntutan
Perbendaharaan |
15 |
|
|
|
C. |
Kadaluarsa
|
17 |
|
|
D. |
Penuntutan
Berdasarkan Ketentuan Hukum Pidana |
18 |
||
|
BAB IV |
PENYELESAIAN ADMINISTRASI |
19 |
||
|
A. |
Penyelesaian
Administrasi Kekurangan Uang dari Perhitungan Bendahara |
19 |
||
|
B. |
Pengembalian
Kelebihan Tagihan Negara |
20 |
||
|
BAB
V |
HUBUNGAN
ANTARA SANKSI PEMBEBANAN DENGAN SANKSI LAINNYA |
21 |
||
|
A. |
Hubungan
Dengan Sanksi Kepegawaian |
21 |
||
|
B. |
Hubungan
Dengan Sanksi di Bidang Perdata/Pidana |
21 |
||
|
BAB VI |
TATA CARA PENATAUSAHAAN |
22 |
||
|
A. |
Unit Pelaksana
Penatausahaan Penyelesaian Kerugian Negara |
22 |
||
|
B. |
Penatausahaan
Kasus Kerugian Negara |
22 |
||
|
BAB VII PENUTUP |
24 |
|||
DAFTAR FORM
|
|
|
Hal |
|
Form 1 |
Laporan
Kerugian Negara Kepada Menteri Keuangan u.p Sekterataris Jenderal …………………………………………………………………………… |
25 |
|
Form
2 |
Pemberitahuan Terjadinya Kekurangan
Uang/Barang Kepada Badan Pemeriksa Keuangan…………………………………….……………………..... |
27 |
|
Form
3 |
Laporan Kerugian Negara Oleh Kepala
Kantor/Satker Kepada Pimpinan Unit Eselon I Secara
Berjenjang…………………………….………………….... |
28 |
|
Form
4 |
Berita
Acara Pemeriksaan Kas …………………………………………………..... |
29 |
|
Form
5 |
Register
Penutupan Kas…………………………………………………………… |
31 |
|
Form
6 |
Perhitungan
Bendahara Sebagai Pertanggungjawaban………………….…...... |
33 |
|
Form
7 |
Berita
Acara Pemeriksaan…………………………………………………..…...... |
34 |
|
Form
8 |
Daftar Pertanyaan Untuk Menyusun Laporan
Kerugian Negara Guna Keperluan Proses Tuntutan Perbendaharaan……………………..…………. |
36 |
|
Form
9 |
Laporan
Hasil Pemeriksaan………………….…………………………………… |
38 |
|
Form
10 |
Surat
Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM)……………………........... |
40 |
|
Form
11 |
Laporan
Kerugian Negara kepada Kepolisian ………………………………...... |
41 |
|
Form
12 |
Laporan
Perkembangan Penyelesaian Kerugian Negara………………............ |
42 |
|
Form
13 |
Surat
Penyerahan Jaminan………………………………………………..………. |
43 |
|
Form
14 |
Surat Kuasa Menjual dan/atau Mencairkan
Barang dan/atau Kekayaan Lain ………………………………………………………………
........................ |
45 |
|
Form
15 |
Surat Keputusan Menteri Keuangan tentang
Pembebanan Kerugian Negara Sementera……………………………………………………….
............................... |
46 |
|
Form
16 |
Penyampaian
Salinan Keputusan Menteri Keuangan………………………….. |
48 |
|
Form
17 |
Tanda Terima Telah Menerima Surat
Keputusan Pembebanan Kerugian Negara Sementara………………………..……………………............................... |
49 |
|
Form
18 |
Konfirmasi
Keberatan Bendahara Atas Kasus Kerugian Negara…………….... |
50 |
|
Form
19 |
Berita
Acara Penyegelan……………………..……………………………………. |
51 |
|
Form
20 |
Daftar
Kerugian Negara……………………………………..……………………. |
52 |
|
Form
21 |
Surat
Penyerahan Pengurusan Piutang Negara ke PUPN……………..……... |
53 |
|
Form
22 |
Resume Penyelesaian Kasus Kerugian Negara
Oleh Tim Penyelesaian Kerugian Negara…………………………………….............................................. |
54 |
BAB I
PENDAHULUAN
|
A. |
LATAR BELAKANG |
|
|
|
Terbitnya paket Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan dan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, maka
Undang-Undang Perbendaharaan Indonesia atau yang lebih dikenal dengan
Indische Comptabiliteits Wet (ICW) Staatsblad (Stbl) 1925 Nomor 448
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 1968 yang di dalamnya antara lain mengatur perundang-undangan dan
tuntutan ganti rugi bagi ordonatur dan pegawai lainnya yang melanggar hukum
atau melalaikan kewajibannya sehingga merugikan negara, dinyatakan tidak
berlaku lagi. Sebagai gantinya di dalam BAB XI Pasal 59 ayat (2)
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara ditetapkan
bahwa Bendahara, pegawai negeri bukan Bendahara, atau pejabat lain yang
karena perbuatannya melanggar hukum atau melalaikan kewajiban yang dibebankan
kepadanya secara langsung merugikan negara, wajib mengganti kerugian
tersebut. |
|
|
|
Dalam pelaksanaan ketentuan Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah menetapkan Peraturan
BPK Nomor 3 Tahun 2007 tentang Tata Cara Penyelesaian Ganti Kerugian Negara
Terhadap Bendahara yang mengatur tata cara penyelesaian ganti kerugian negara
terhadap Bendahara di lingkungan instansi pemerintah/lembaga negara dan
Bendahara lainnya yang mengelola keuangan negara. Di sisi lain Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Keuangan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.01/2009, memuat adanya beberapa
perubahan tugas dan fungsi maupun unit organisasi Eselon I Departemen
Keuangan sehingga secara signifikan mempengaruhi kondisi kerugian negara dan
proses penyelesaiannya. |
|
|
|
Mencermati beberapa hal tersebut di atas,
menjadi hal yang mendesak dan mendasar Keputusan Menteri Keuangan Nomor
509/KMK.01/1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelesaian Kerugian Negara
Kekurangan Perbendaharaan Di Lingkungan Departemen Keuangan perlu ditinjau
kembali dan dilakukan penyempuraan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku
serta perkembangan kondisi aktual yang terjadi. Peraturan Menteri Keuangan
tentang Pedoman Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara Di
Lingkungan Departemen Keuangan ini merupakan pengganti Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 509/KMK.01/1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelesaian
Kerugian Negara Kekurangan Perbendaharaan Di Lingkungan Departemen Keuangan
dengan mengatur penyelesaian tidak hanya terkait penyelesaian kerugian negara
tetapi juga terkait penyelesaian administrasi kekurangan uang dari
perhitungan Bendahara. |
|
|
B. |
TUJUAN |
|
|
|
Diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan
ini adalah untuk memberikan petunjuk pelaksanaan kepada Kepala Kantor/Satuan
Kerja/Para Pimpinan unit organisasi di lingkungan Departemen Keuangan, guna
menangani masalah kerugian negara yang menjadi tanggung jawabnya, agar proses
penyelesaian kerugian negara dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. |
|
|
|
Adapun tujuannya adalah agar kerugian
negara yang terjadi di lingkungan Departemen Keuangan dapat segera ditangani
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, sehingga kerugian negara dapat
segera diselesaikan. Disamping itu, dengan adanya Pedoman ini diharapkan
disiplin dan tanggung jawab bendahara, para pegawai/ pejabat dapat meningkat
seiring dengan pengelolaan uang dan administrasi yang lebih tertib. |
|
|
C. |
DASAR HUKUM |
|
|
|
1. |
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); |
|
|
2. |
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); |
|
|
3. |
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4400); |
|
|
4. |
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang
Badan Pemeriksa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor
85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 4654); |
|
|
5. |
Keputusan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1937
tentang Peniadaan Selisih Antara Saldo Buku dan Saldo Kas yang Tidak atau
Tidak Segera Dapat Ditutup; |
|
|
6. |
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005
tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah; |
|
|
7. |
Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2006
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata
Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah; |
|||
|
|
8. |
Peraturan Presiden Nomor 89 Tahun 2006
tentang Panitia Urusan Piutang Negara; |
|||
|
|
9. |
Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor
3 Tahun 2007 tentang Tata Cara Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap
Bendahara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 147); |
|||
|
|
10. |
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
31/PMK.07/2005 tentang Tata Cara Pengajuan Usul, Penelitian, dan Penetapan
Penghapusan Piutang Perusahaan Negara/Daerah dan Piutang Negara/Daerah; |
|||
|
|
11. |
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
112/PMK.07/2005 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
31/PMK.07/2005 tentang Tata Cara Pengajuan Usul, Penelitian, dan Penetapan
Penghapusan Piutang Perusahaan Negara/Daerah dan Piutang Negara/Daerah; |
|||
|
|
12. |
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
134/PMK.06/2005 tentang Pedoman Pembayaran Dalam Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara; |
|||
|
|
13. |
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
128/PMK.06/2007 tentang Pengurusan Piutang Negara sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 88/PMK.06/2009. |
|||
|
D. |
SISTEMATIKA |
||||
|
|
Pedoman Penyelesaian Kerugian Negara
Terhadap Bendahara Di Lingkungan Departemen Keuangan disusun dengan sistematika
sebagai berikut: |
||||
|
|
Bab I |
: |
Pendahuluan |
||
|
|
|
|
|
A. |
Latar Belakang |
|
|
|
|
|
B. |
Tujuan |
|
|
|
|
|
C. |
Dasar Hukum |
|
|
|
|
|
D. |
Sistematika |
|
|
Bab II |
: |
Pengungkapan, Pembuktian, dan Pelaporan |
||
|
|
|
|
|
A. |
Pengungkapan Kerugian Negara Akibat
Bendahara |
|
|
|
|
|
B. |
Pembuktian Kerugian Negara Akibat
Bendahara |
|
|
|
|
|
C. |
Tim Penyelesaian Kerugian Negara (TPKN) |
|
|
|
|
|
D. |
Pelaporan Kerugian Negara Akibat
Bendahara |
|
|
|
|
|
E. |
Verifikasi Berkas Laporan Kerugian Negara
Akibat Bendahara |
|
|
Bab III |
: |
Penyelesaian Kerugian Negara Akibat
Bendahara |
||
|
|
|
|
|
A. |
Penyelesaian Melalui Surat Keterangan
Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM) |
|
|
|
|
|
B. |
Tuntutan Perbendaharaan |
|
|
|
|
|
C. |
Kadaluarsa |
|
|
|
|
|
D. |
Penuntutan Berdasarkan Ketentuan Hukum
Pidana |
|
|
Bab IV |
: |
Penyelesaian Administrasi |
||
|
|
|
|
|
A. |
Penyelesaian Administrasi Kekurangan Uang
dari Perhitungan Bendahara |
|
|
|
|
|
B. |
Pengembalian Kelebihan Tagihan Negara |
|
|
Bab V |
: |
Hubungan Antara Sanksi Pembebanan Dengan
Sanksi Lainnya |
||
|
|
|
|
|
A. |
Hubungan Dengan Sanksi Kepegawaian |
|
|
|
|
|
B. |
Hubungan Dengan Sanksi di Bidang
Perdata/Pidana |
|
|
Bab VI |
: |
Tata Cara Penatausahaan |
||
|
|
|
|
|
A. |
Unit Pelaksana Penatausahaan Penyelesaian
Kerugian Negara |
|
|
|
|
|
B. |
Penatausahaan Kasus Kerugian Negara |
|
|
Bab VII |
: |
Penutup |
||
|
|
Daftar Form |
||||
|
BAB II PENGUNGKAPAN, PEMBUKTIAN DAN PELAPORAN |
||||
|
A. |
PENGUNGKAPAN
KERUGIAN NEGARA |
|||
|
|
1. |
Sumber/Informasi |
||
|
|
|
Informasi tentang kerugian negara dapat
diketahui dari berbagai sumber/informasi yaitu: |
||
|
|
|
a. |
Pengawasan
dan/atau pemberitahuan Kepala Kantor/Satuan Kerja Kepala Kantor/Satuan Kerja
wajib melaporkan setiap kerugian negara kepada Menteri Keuangan dan
memberitahukan kepada Badan Pemeriksa Keuangan paling lambat 7 (tujuh) hari
kerja setelah kerugian negara diketahui. Disamping itu kepala kantor/satuan
kerja wajib melaporkan kepada pimpinan unit eselon I yang bersangkutan secara
berjenjang. |
|
|
|
|
b. |
Hasil
pengawasan/hasil pemeriksaan oleh Aparat Pengawasan Eksternal dan Aparat
Pengawasan Fungsional/Internal Pemerintah: |
|
|
|
|
|
1) |
Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK); |
|
|
|
|
2) |
Inspektorat Jenderal Departemen Keuangan; |
|
|
|
|
3) |
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP). |
|
|
|
|
Apabila
dalam pelaksanaan pengawasan fungsional ditemukan/diduga terdapat Kerugian
Negara, maka pengungkapan Kerugian Negara tersebut dilakukan segera pada
kesempatan pertama. |
|
|
|
|
c. |
Perhitungan
oleh Pejabat Ex-Officio |
|
|
|
|
|
Dalam hal Bendahara lalai membuat
pertanggungjawaban pengelolaan keuangan, berada dalam pengampuan, melarikan
diri atau meninggal dunia dan tidak dapat segera dilakukan pengujian/
pemeriksaan kas, maka harus dibuatkan perhitungan secara ex-officio. |
|
|
|
|
|
Perhitungan
yang dibuat secara ex-officio ialah perhitungan yang dibuat oleh orang
lain (bukan Bendahara bersangkutan), yaitu pejabat yang ditunjuk oleh Menteri
Keuangan c.q Kepala Kantor/Satuan Kerja setempat. Bila dalam perhitungan yang
dibuat secara ex-officio tersebut terdapat kerugian negara, maka
kekurangan itu menjadi tanggung jawab Bendahara bersangkutan. |
|
|
B. |
PEMBUKTIAN KERUGIAN NEGARA |
|||
|
|
1. |
Bendahara Mampu Bertanggung Jawab |
||
|
|
|
a. |
Pengungkapan pertama pada kasus kerugian
negara pada umumnya tidak/belum cukup memberikan data/ bukti yang kuat untuk
keperluan suatu tuntutan perbendahaaraan, maka langkah yang perlu dilakukan
oleh Kepala Kantor/Satuan Kerja adalah membebastugaskan sementara Bendahara
dari jabatannya dan segera mengadakan penelitian dan mengumpulkan bahan bukti
tertulis untuk melengkapi laporan yang akan disampaikan, meliputi: |
|
|
|
|
|
1) |
Peristiwa terjadinya kerugian negara
(jelaskan penyebab/bila terjadinya kerugian negara); |
|
|
|
|
2) |
Jumlah kerugian negara yang pasti yang
dapat diketahui dari perhitungan bendahara; |
|
|
|
|
3) |
Siapa saja yang tersangkut (Bendahara,
pejabat, pegawai maupun pihak ketiga) dengan melengkapi jawaban; |
|
|
|
|
4) |
Unsur salah (besar/kecilnya kesalahan)
dari masing-masing pihak (penilaian oleh Kepala Kantor); |
|
|
|
|
5) |
Keterangan lain
yang dapat dipergunakan sebagai bahan pembuktian adanya kerugian negara
(misalnya adanya Keputusan Hakim, jumlah yang telah diganti dan sebagainya). |
|
|
|
b. |
Hasil penelitian dan pengumpulan bahan
bukti mengenai kerugian negara tersebut dilaporkan kepada Menteri Keuangan
u.p Sekretaris Jenderal Departemen Keuangan dengan tembusan kepada Kepala
Biro Perencanaan dan Keuangan Departemen Keuangan; |
|
|
|
|
c. |
Kepala Kantor/Satuan Kerja wajib
menyimpan bukti-bukti/berkas-berkas yang berkaitan dengan kerugian negara
tersebut. |
|
|
|
2. |
Bendahara di Bawah Pengampuan/Berhalangan
Tetap/Melarikan Diri/Meninggal Dunia. |
||
|
|
|
Apabila Bendahara di bawah
pengampuan/berhalangan tetap/melarikan diri/ meninggal dunia sehingga tidak dapat
segera dilakukan pengujian/pemeriksaan kas, maka untuk menjaga kepentingan
negara Kepala Kantor/ Satuan Kerja melakukan tindakan sebagai berikut: |
||
|
|
|
a. |
Mengamankan |
|
|
|
|
|
1) |
Buku Kas Umum/Buku Persediaan diberi
garis penutup; |
|
|
|
|
2) |
Semua buku dan bukti-bukti lain disimpan
di dalam lemari dan disegel; |
|
|
|
|
3) |
Brandkas/tempat penyimpanan
uang/gudang/tempat penyimpanan barang disegel. |
|
|
|
|
Tindakan untuk menjamin kepentingan
negara dengan penyegelan tersebut dilakukan dengan membuat Berita Acara
Penyegelan dengan disaksikan oleh paling kurang 2 (dua) orang pegawai pada
kantor/satuan kerja bersangkutan. |
|
|
|
|
b. |
Membentuk Tim Ex-Officio |
|
|
|
|
|
Kepala Kantor/Satuan Kerja membentuk Tim
yang secara ex-officio mempunyai tugas membuat perhitungan dengan melakukan
pemeriksaan kas/gudang dan penutupan buku kas/buku persediaan dan
menyelesaikan laporan/ pertanggungjawaban perhitungan secara ex-officio. |
|
|
|
|
|
Dalam Tim tersebut disertakan unsur
pejabat yang menguasai bidang perbendaharaan, dan bila dipandang perlu dapat
menyertakan pejabat dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan. |
|
|
|
|
|
Dalam melaksanakan tugasnya sedapat
mungkin Tim memberi kesempatan kepada keluarga terdekat atau pengampu atau
ahli waris Bendahara atau mereka yang memperoleh hak untuk melihat/memeriksa
buku-buku dan bukti-bukti mengenai pengurusan Bendahara bersangkutan. |
|
|
|
|
|
Tembusan keputusan tentang pembentukan
Tim disampaikan kepada: |
|
|
|
|
|
1) |
Menteri Keuangan u.p. Sekretaris
Jenderal; |
|
|
|
|
2) |
Pejabat Eselon I bersangkutan; |
|
|
|
|
3) |
Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan; |
|
|
|
|
4) |
Atasan Langsung Kepala Kantor/Satuan
Kerja bersangkutan. |
|
|
|
c. |
Membantu pejabat pembuat perhitungan
secara ex-officio dalam pembuatan perhitungan tersebut. |
|
|
|
|
d. |
Memberitahukan hasil perhitungan ex-officio
kepada pengampu (wali) atau ahli waris atau mereka yang memperoleh hak
peninggalan. |
|
|
|
|
e. |
Menunjuk Bendahara Pengganti Sementara
guna kelancaran tugas sehari-hari. Sebelum Bendahara Pengganti melaksanakan
tugas diadakan serah terima dari Tim Ex-Officio kepada Bendahara. |
|
|
|
|
f. |
Segera melaporkan hal tersebut pada huruf
e kepada Menteri Keuangan u.p Sekretaris Jenderal secara berjenjang melalui
unit eselon I bersangkutan dan mengajukan usulan penggantian Bendahara kepada
pimpinan unit eselon I bersangkutan. |
|
|
|
|
g. |
Menyampaikan perhitungan ex-officio
dan jawaban dari pengampu (wali) atau ahli waris atau mereka yang memperoleh
hak peninggalan kepada Menteri Keuangan u.p Sekretariat Jenderal secara
berjenjang melalui unit eselon I bersangkutan. |
|
|
|
3. |
Kepala Kantor/Satuan Kerja dapat
membentuk Tim Ad Hoc untuk menyelesaikan kerugian negara yang terjadi
dan melakukan pengumpulan data/informasi dan verifikasi kerugian negara, dan
melaporkan pelaksanaan tugas Tim Ad Hoc kepada Menteri Keuangan dan
secara berjenjang melaporkan kepada pimpinan unit eselon I yang bersangkutan
dengan tembusan kepada TPKN untuk diproses lebih lanjut. |
|
|
C. |
TIM
PENYELESAIAN KERUGIAN NEGARA (TPKN) |
||
|
|
Tim Penyelesaian Kerugian Negara (TPKN)
bertugas membantu Menteri Keuangan dalam memproses penyelesaian kerugian
negara terhadap Bendahara yang pembebanannya akan ditetapkan oleh Badan
Pemeriksa Keuangan. |
||
|
|
Dalam rangka melaksanakan tugas, TPKN
menyelenggarakan fungsi untuk: |
||
|
|
a. |
menginventarisasi kasus kerugian negara
yang diterima; |
|
|
|
b. |
menghitung jumlah kerugian negara; |
|
|
|
c. |
mengumpulkan dan melakukan verifikasi
bukti-bukti pendukung bahwa bendahara telah melakukan perbuatan melawan hukum
baik sengaja maupun lalai sehingga mengakibatkan terjadinya kerugian negara; |
|
|
|
d. |
menginventarisasi harta kekayaan milik
bendahara yang dapat dijadikan sebagai jaminan penyelesaian kerugian negara; |
|
|
|
e. |
menyelesaikan kerugian negara melalui
SKTJM; |
|
|
|
f. |
memberikan pertimbangan kepada Menteri
Keuangan tentang kerugian negara sebagai bahan pengambilan keputusan dalam
menetapkan pembebanan sementara; |
|
|
|
g. |
menatausahakan penyelesaian kerugian
negara; dan |
|
|
|
h. |
menyampaikan laporan
perkembangan penyelesaian kerugian negara kepada Menteri Keuangan dengan tembusan
disampaikan kepada Badan Pemeriksa Keuangan. |
|
|
|
Dalam hal menyelenggarakan fungsinya,
TPKN dapat berkoordinasi dengan Biro Perencanaan dan Keuangan Sekretariat
Jenderal Departemen Keuangan yang salah satu tugas dan fungsinya adalah
menyiapkan bahan pertimbangan dan mengikuti pelaksanaan penyelesaian masalah
ganti rugi dan penagihan di lingkungan Departemen Keuangan. |
||
|
D. |
PELAPORAN
KERUGIAN NEGARA |
||
|
|
1. |
Bilamana terdapat dugaan terjadi kerugian
negara, maka Kepala Kantor/Satuan Kerja mengambil tindakan sebagai berikut: |
|
|
|
|
a. |
memerintahkan secara tertulis kepada
Bendahara untuk menutup Buku Kas Umum/Buku Persediaan Barang dengan membuat
Berita Acara Penutupan Kas dan register penutupan buku kas/barang; |
|
|
|
b. |
melakukan pemeriksaan kas/fisik barang
dengan membuat Berita Acara Pemeriksaan Kas/Fisik Barang; |
|
|
|
|
c. |
memerintahkan Bendahara bersangkutan
untuk membuat perhitungan sebagai pertanggungjawaban dalam pengurusannya; |
|
|
|
|
d. |
membuat Berita Acara Pemeriksaan terhadap
Bendahara yang bertanggung jawab atas pengurusan uang/ barang; |
|
|
|
|
e. |
melaporkan kejadian tersebut secara
tertulis kepada pihak kepolisian setempat dalam hal kerugian negara
diakibatkan oleh perbuatan pihak ketiga (pencurian, perampokan, dan
sebagainya); |
|
|
|
|
f. |
membuat laporan kejadian kepada pihak
berwajib, dalam hal kerugian negara diakibatkan peristiwa di luar kemampuan
manusia (force majeur); |
|
|
|
|
g. |
Kepala Kantor/Satuan Kerja wajib
melaporkan setiap kerugian negara kepada Menteri Keuangan dan memberitahukan
Badan Pemeriksa Keuangan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah kerugian
negara diketahui. Disamping itu Kepala Kantor/Satuan Kerja wajib melaporkan
kepada pimpinan unit eselon I yang bersangkutan secara berjenjang dengan
melampirkan: |
|
|
|
|
|
1) |
Surat keputusan pengangkatan sebagai
Bendahara atau sebagai pejabat yang melaksanakan fungsi kebendaharaan; |
|
|
|
|
2) |
Berita Acara Pemeriksaan Kas/Barang; |
|
|
|
|
3) |
Register Penutupan buku Kas/Barang; |
|
|
|
|
4) |
Surat Keterangan tentang sisa uang yang
belum dipertangungjawabkan dari Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran; |
|
|
|
|
5) |
Surat Keterangan Bank tentang saldo kas
di bank bersangkutan; |
|
|
|
|
6) |
Foto copy/rekaman Buku Kas Umum (BKU)
bulan bersangkutan yang menunjukkan adanya kerugian negara; |
|
|
|
|
7) |
Surat tanda lapor dari kepolisian dalam
hal kerugian negara mengandung indikasi tindak pidana; |
|
|
|
|
8) |
Berita Acara Pemeriksaan tempat kejadian
perkara dari kepolisian dalam hal kerugian negara terjadi karena pencurian
atau perampokan; |
|
|
|
|
9) |
Surat keterangan ahli waris dari
kelurahan atau pengadilan; |
|
|
|
|
10) |
Laporan Hasil Pemeriksaan berdasarkan
Berita Acara Pemeriksaan; |
|
|
|
|
11) |
Bukti-bukti lain yang berkaitan dengan
kasus. |
|
|
|
|
Tembusan laporan disampaikan kepada: |
|
|
|
|
|
1) |
Inspektur Jenderal Departemen Keuangan;
dan |
|
|
|
|
2) |
TPKN. |
|
|
|
h. |
Kepala Kantor/Satuan Kerja wajib
menyampaikan fotokopi laporan kerugian negara kepada Menteri Keuangan dan
pemberitahuan kepada BPK yang telah disampaikan kepada pimpinan unit eselon I
yang bersangkutan secara berjenjang. |
||
|
|
2. |
Apabila kerugian negara yang diakibatkan
oleh perbuatan Bendahara tersebut mengandung unsur tindak pidana, maka dalam
laporan kepada Menteri Keuangan tersebut wajib dinyatakan adanya unsur pidana
sedangkan penyerahan perkaranya kepada Kejaksaan dilakukan setelah adanya
petunjuk dari Menteri Keuangan c.q Kepala Biro Bantuan Hukum Departemen
Keuangan. |
|||
|
|
3. |
Tindak lanjut penyelesaian kerugian
negara dilaporkan oleh Kepala Kantor/Satuan Kerja kepada TPKN dengan tembusan
atasan langsung Kepala Kantor/Satuan Kerja dan pimpinan unit eselon I u.p
Sekretaris unit eselon I bersangkutan sesuai dengan batas waktu yang telah
ditentukan dalam setiap tahap penyelesaian. |
|||
|
|
4. |
Kepala Kantor/Satuan Kerja berkewajiban
melakukan pelaporan Kekurangan Perbendaharan sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP). |
|||
|
E. |
VERIFIKASI
BERKAS LAPORAN KERUGIAN NEGARA |
||||
|
|
Tim Penyelesaian Kerugian Negara
mengumpulkan dan melakukan verifikasi dokumen-dokumen, antara lain: |
||||
|
|
a. |
surat keputusan pengangkatan sebagai
bendahara atau sebagai pejabat yang melaksanakan fungsi kebendaharaan; |
|||
|
|
b. |
berita acara pemeriksaan kas/barang; |
|||
|
|
c. |
register penutupan buku kas/barang; |
|||
|
|
d. |
surat keterangan tentang sisa uang yang
belum dipertanggungjawabkan dari Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran; |
|||
|
|
e. |
surat keterangan bank tentang saldo kas
di bank bersangkutan; |
|||
|
|
f. |
fotokopi/rekaman buku kas umum bulan yang
bersangkutan yang memuat adanya kekurangan kas; |
|||
|
|
g. |
surat tanda lapor dari kepolisian dalam
hal kerugian negara mengandung indikasi tindak pidana; |
|||
|
|
h. |
berita acara pemeriksaan tempat kejadian
perkara dari kepolisian dalam hal kerugian negara terjadi karena pencurian
atau perampokan; |
|||
|
|
i. |
surat keterangan ahli waris dari
kelurahan atau pengadilan; |
|||
|
|
j. |
Laporan Hasil Pemeriksaan berdasarkan
Berita Acara Pemeriksaan. |
|||
|
|
Dalam hal melakukan verifikasi kerugian
negara, Menteri Keuangan menugaskan TPKN berdasarkan laporan kerugian negara
yang diterima dari Kepala Kantor untuk melakukan verifikasi berkas laporan
kerugian negara yang diterima dari Kepala Kantor/Satuan Kerja dalam waktu 30
(tiga puluh) hari sejak memperoleh penugasan. Untuk selanjutnya Menteri
Keuangan menyampaikan laporan hasil verifikasi kerugian negara kepada ketua
BPK paling lambat 7 (tujuh) hari sejak diterima dari TPKN. Dalam hal ini BPK
melakukan pemeriksaan atas laporan kerugian negara berdasarkan laporan hasil
penelitian untuk menyimpulkan telah terjadi kerugian negara yang meliputi
nilai kerugian negara, perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai, dan
penanggung jawab. Apabila dari hasil pemeriksaan ternyata tidak terdapat
perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai, BPK mengeluarkan surat
kepada Menteri Keuangan agar kasus kerugian negara dihapuskan dan dikeluarkan
dari daftar kerugian negara. |
||||
|
BAB
III PENYELESAIAN
KERUGIAN NEGARA |
|||||
|
A. |
PENYELESAIAN
MELALUI SURAT KETERANGAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK |
||||
|
|
Apabila dari hasil pemeriksaan terhadap
Laporan Hasil Verifikasi yang dilakukan BPK terbukti terdapat perbuatan
melawan hukum baik sengaja maupun lalai, BPK mengeluarkan surat kepada
Menteri Keuangan untuk memproses penyelesaian kerugian negara melalui Surat
Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM). Menteri Keuangan berdasarkan surat
tersebut memerintahkan kepada TPKN mengupayakan agar Bendahara bersedia
membuat dan menandatangani SKTJM. TPKN mengupayakan hal tersebut melalui unit
eselon I bersangkutan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah menerima surat
dari BPK. |
||||
|
|
1. |
Syarat
Penyelesaian melalui SKTJM |
|||
|
|
|
a. |
Apabila
Bendahara menandatangani SKTJM, maka yang bersangkutan wajib menyerahkan
jaminan kepada TPKN yang nilainya sepadan dengan jumlah kerugian negara,
antara lain dalam bentuk dokumen-dokumen sebagai berikut: |
||
|
|
|
|
1) |
Surat
penyerahan jaminan; |
|
|
|
|
|
2) |
Bukti kepemilikan barang dan/atau
kekayaan lain atas nama Bendahara; |
|
|
|
|
|
3) |
Surat Kuasa Menjual Dan/Atau Mencairkan
Barang dan/atau Kekayaan Lain dari Bendahara bersangkutan atau pengampu
(wali) atau ahli waris atau mereka yang memperoleh hak peninggalan. |
|
|
|
|
|
Kepala
Kantor/Satuan Kerja untuk dan atas nama TPKN menyimpan dokumen asli dan
bertanggung jawab atas dokumen yang disimpannya. Adapun penilaian terhadap
jaminan yang nilainya sepadan tersebut ditetapkan oleh Kepala Kantor/Satuan
Kerja. Asli
surat/bukti jaminan, Surat Pernyataan Jaminan, Surat Kuasa Untuk Menjual
Dan/Atau Mencairkan Barang dan/atau Kekayaan Lain tersebut diserahkan kepada
Kepala Kantor/Satuan Kerja, sedangkan tembusan/fotokopi dokumen tersebut yang
telah dilegalisasi oleh Kepala Kantor/Satuan Kerja disampaikan kepada
pimpinan unit eselon I yang bersangkutan secara berjenjang dan TPKN. |
||
|
|
|
|
Surat kuasa menjual dan/atau mencairkan
barang dan/atau harta kekayaan yang dijaminkan berlaku setelah BPK
mengeluarkan Surat Keputusan pembebanan. |
||
|
|
|
b. |
Apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak
menerima pemberitahuan dari BPK, Bendahara tidak bersedia menandatangani
SKTJM, Kepala Kantor/Satuan Kerja melaporkan kepada TPKN agar Menteri
Keuangan menerbitkan Surat Keputusan Pembebanan Sementara kepada Bendahara
yang bersangkutan. |
||
|
|
2. |
Hal-Hal
Yang Berkenaan Dengan Penyelesaian Melalui SKTJM. |
|||
|
|
|
a. |
Peranan Kepala Kantor/Satuan Kerja bersangkutan
dalam penyelesaian melalui SKTJM: |
||
|
|
|
|
1) |
Kepala Kantor/Satuan Kerja wajib
mengawasi atas pelaksanaan SKTJM yang telah ditandatanganinya. |
|
|
|
|
|
2) |
SKTJM dibuat dalam 4 (empat) rangkap,
masing-masing disampaikan oleh Kepala Kantor/Satuan Kerja kepada: |
|
|
|
|
|
|
a) |
Lembar pertama, kepada Kepala
Kantor/Satuan Kerja dimana kerugian negara terjadi; |
|
|
|
|
|
b) |
Lembar kedua, kepada atasan langsung
Kepala Kantor/Satuan Kerja; |
|
|
|
|
|
c) |
Lembar ketiga, kepada Pimpinan unit
Eselon I bersangkutan u.p Sekretaris unit Eselon I; |
|
|
|
|
|
d) |
Lembar keempat, kepada TPKN. |
|
|
|
|
3) |
Kepala Kantor/Satuan Kerja wajib
melaporkan pelaksanaan penyelesaian melalui SKTJM kepada TPKN dan mengusulkan
agar: |
|
|
|
|
|
|
a) |
Terhadap Bendahara bersangkutan dikenakan
sanksi administratif berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan; |
|
|
|
|
|
b) |
Terhadap Bendahara yang tidak
melaksanakan SKTJM, dilakukan proses penuntutan melalui BPK; |
|
|
|
|
Tembusan laporan pelaksanaan penyelesaian
melalui SKTJM disampaikan kepada: |
||
|
|
|
|
a) |
Pimpinan unit eselon I u.p Sekretaris
unit eselon I bersangkutan; |
|
|
|
|
|
b) |
Atasan Langsung Kepala Kantor/Satuan
Kerja bersangkutan. |
|
|
|
|
b. |
Cara Penyelesaian melalui SKTJM |
||
|
|
|
|
1) |
Pengembalian kerugian negara dilakukan
secara tunai paling lambat 40 (empat puluh) hari sejak SKTJM ditandatangani; |
|
|
|
|
|
2) |
Dalam rangka pelaksanaan SKTJM, Bendahara
dapat menjual dan/atau mencairkan harta kekayaan yang dijaminkan setelah
mendapat persetujuan dan di bawah pengawasan TPKN; |
|
|
|
|
|
3) |
Dalam hal pengawasan ketentuan tidak
dapat dilaksanakan oleh TPKN, TPKN dapat meminta Kepala Kantor/Satuan Kerja
untuk dan atas nama TPKN mengawasi pelaksanaan penjualan dan atau pencairan
harta kekayaan; |
|
|
|
|
|
4) |
Menteri Keuangan memberitahukan hasil
penyelesaian kerugian negara melalui SKTJM atau surat pernyataan bersedia
mengganti kerugian negara kepada BPK paling lambat 7 (tujuh) hari sejak
menerima laporan TPKN; |
|
|
|
|
|
5) |
Dalam hal Bendahara telah mengganti
kerugian negara, BPK mengeluarkan surat rekomendasi kepada Menteri Keuangan
agar kasus kerugian negara dikeluarkan dari daftar kerugian Negara; |
|
|
|
|
|
6) |
Menteri Keuangan memerintahkan kepada
TPKN agar kasus kerugian negara dikeluarkan dari daftar kerugian negara
berdasarkan surat rekomendasi dari BPK; |
|
|
|
|
|
7) |
Dalam hal kewajiban Bendahara untuk
mengganti kerugian negara dilakukan pihak lain,
pelaksanaannya dilakukan sebagaimana yang dilakukan oleh pengampu/yang
memperoleh hak/ahli waris. |
|
|
B. |
TUNTUTAN
PERBENDAHARAAN |
||||
|
|
1. |
Pembebanan
Kerugian Negara Sementara |
|||
|
|
|
a. |
Dalam
waktu 7 (tujuh) hari sejak SKTJM tidak diperoleh, maka Kepala Kantor wajib
melaporkan kepada TPKN dan pimpinan unit eselon I yang bersangkutan secara
berjenjang dalam hal SKTJM tidak diperoleh atau tidak dapat menjamin
pengembalian kerugian negara, Menteri Keuangan mengeluarkan Surat Keputusan
Pembebanan Sementara dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sejak Bendahara tidak
bersedia menandatangani SKTJM. |
||
|
|
|
b. |
TPKN
menyampaikan Surat Keputusan Pembebanan Sementara yang disertai dengan tanda
terima kepada Bendahara pada kantor yang bersangkutan melalui unit eselon I
yang bersangkutan, Menteri Keuangan memberitahukan Surat Keputusan Pembebanan
Sementara kepada BPK. |
||
|
|
|
c. |
Surat Keputusan Pembebanan Sementara
mempunyai kekuatan hukum untuk melakukan sita jaminan. Pelaksanaan sita
jaminan diajukan oleh Menteri Keuangan kepada instansi yang berwenang
melakukan penyitaan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah diterbitkannya Surat
Keputusan Pembebanan Sementara. |
|
|
|
d. |
Sebelum diajukan permohonan sita jaminan
kepada instansi yang berwenang, Kepala Kantor dapat mengajukan permohonan
kepada instansi yang berwenang untuk melakukan pemblokiran terhadap barang
jaminan. |
|
|
|
e. |
Dalam hal pengajuan sita jaminan
sebagaimana dimaksud pada huruf c, Menteri Keuangan melimpahkan kewenangannya
kepada Kepala Kantor/Satuan Kerja dimana kasus kerugian negara terjadi. |
|
|
2. |
Penetapan Batas Waktu |
|
|
|
|
Badan Pemeriksa Keuangan mengeluarkan
Surat Keputusan Penetapan Batas Waktu (SK-PBW) apabila: |
|
|
|
|
a. |
Badan Pemeriksa Keuangan tidak menerima
Laporan Hasil Verifikasi Kerugian Negara dari Menteri Keuangan; |
|
|
|
b. |
Berdasarkan pemberitahuan Menteri
Keuangan tentang pelaksanaan SKTJM, ternyata Bendahara tidak bersedia
menandatangani SKTJM. |
|
|
|
SK-PBW disampaikan oleh BPK kepada
Bendahara melalui Kepala Kantor/Satuan Kerja dengan tembusan kepada Menteri
Keuangan dengan tanda terima dari Bendahara. Kepala Kantor/Satuan Kerja harus
menyampaikan SK-PBW kepada Bendahara dan meminta kepada Bendahara untuk
menandatangani tanda terima. |
|
|
|
|
Dalam hal Bendahara dibawah pengampuan/berhalangan
tetap/melarikan diri/meninggal dunia, Kepala Kantor/Satuan Kerja menyampaikan
SK-PBW kepada Pengampu/yang memperoleh hak/ahli waris. Tanda terima dari
Bendahara/Pengampu/yang memperoleh hak/ahli waris disampaikan kepada BPK oleh
Kepala Kantor/Satuan Kerja paling lambat 3 (tiga) hari kerja sejak SK-PBW
diterima Bendahara. |
|
|
|
|
Bendahara/pengampu/yang memperoleh
hak/ahli waris dapat mengajukan keberatan atas SK-PBW kepada BPK dalam waktu
14 (empat belas) hari kerja setelah tanggal penerimaan SK-PBW yang tertera
pada tanda terima dengan tembusan kepada Menteri Keuangan dan Pimpinan unit
eselon I bersangkutan. Apabila Bendahara bersangkutan telah membuat SKTJM,
maka kepada Bendahara tersebut tidak diberikan kesempatan untuk mengajukan
pembelaan diri/keberatan. Adapun putusan atas keberatan tersebut dapat
diketahui dalam kurun waktu 6 (enam) bulan sejak surat keberatan dari
Bendahara/Pengampu/yang memperoleh hak/ahli waris tersebut diterima oleh BPK. |
|
|
|
3. |
Pembebanan Kerugian Negara |
|
|
|
|
Badan Pemeriksa Keuangan mengeluarkan
Surat Keputusan Pembebanan apabila: |
|
|
|
|
a. |
Jangka waktu untuk mengajukan keberatan
telah terlampaui dan Bendahara tidak mengajukan keberatan; |
|
|
|
b. |
Bendahara mengajukan keberatan tetapi
ditolak; |
|
|
|
c. |
Telah melampaui jangka waktu 40 (empat
puluh) hari sejak ditandatangani SKTJM namun kerugian negara belum diganti
sepenuhnya. |
|
|
|
Kepala Kantor/Satuan Kerja harus
menyampaikan Surat keputusan pembebanan kepada Bendahara dan meminta kepada
Bendahara untuk menandatangani tanda terima. Surat Keputusan Pembebanan
tersebut telah mempunyai kekuatan hukum yang bersifat final. Terhadap
tembusan Surat Keputusan Pembebanan, Menteri Keuangan memerintahkan TPKN
untuk menindaklanjuti. |
|
|
|
|
Cara Penyelesaian/Pelaksanaan Surat
Keputusan Pembebanan |
|
|
|
|
a. |
Bendahara wajib mengganti kerugian negara
dengan cara menyetorkan secara tunai ke kas negara dalam jangka waktu paling
lambat 7 (tujuh) hari setelah menerima surat keputusan pembebanan dari BPK. |
|
|
|
b. |
Dalam hal Bendahara telah mengganti
kerugian negara secara tunai, maka harta kekayaan yang telah disita
dikembalikan kepada yang bersangkutan. |
|
|
|
c. |
Surat keputusan pembebanan mempunyai
kekuatan hukum untuk pelaksanaan sita eksekusi dan memiliki hak mendahului. |
|
|
|
d. |
Surat Keputusan Pembebanan oleh BPK
mempunyai kekuatan hukum yang bersifat final. |
|
|
|
e. |
Apabila dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari
sebagaimana telah terlampaui dan Bendahara tidak mengganti kerugian negara
secara tunai, Menteri Keuangan menyerahkan pengurusan piutang kepada Panitia
Urusan Piutang Negara untuk dilakukan pengurusan sesuai ketentuan di bidang
pengurusan piutang negara. |
|
|
|
f. |
Apabila dari hasil penetapan BPK,
terbukti bahwa Bendahara melakukan perbuatan melawan hukum maupun lalai,
namun apabila status Bendahara telah diberhentikan dengan tidak hormat
sebagai Pegawai Negeri Sipil dan masih mempunyai kewajiban untuk
mengembalikan kerugian negara dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah
menerima Surat Pemberhentian Sebagai Pegawai Negeri Sipil, Bendahara tidak
mengganti kerugian negara secara tunai, maka penagihan dilaksanakan sesuai
dengan huruf e di atas. |
|
|
|
g. |
Apabila Bendahara tidak memiliki harta
kekayaan untuk dijual atau hasil penjualan tidak mencukupi untuk penggantian
kerugian negara, maka Kepala Kantor/Satuan Kerja yang bersangkutan
mengupayakan pengembalian kerugian negara melalui pemotongan paling rendah
sebesar 50% (lima puluh persen) dari penghasilan tiap bulan sampai lunas. |
||
|
|
|
h. |
Apabila Bendahara memasuki masa pensiun,
maka dalam Surat Keputusan Penghentian Pembayaran (SKPP) dicantumkan bahwa
yang bersangkutan masih mempunyai utang kepada negara dan Tabungan Asuransi
dan Pensiun (Taspen) yang menjadi hak Bendahara dapat diperhitungkan untuk
mengganti kerugian negara. |
||
|
|
|
Laporan Pelaksanaan Surat Keputusan
Pembebanan |
|||
|
|
|
a. |
Kepala Kantor/Satuan Kerja menyampaikan
laporan atas pelaksanaan surat keputusan pembebanan kepada TPKN dan pimpinan
unit eselon I yang bersangkutan secara berjenjang. |
||
|
|
|
b. |
Untuk selanjutnya Menteri Keuangan
menyampaikan laporan atas pelaksanaan surat keputusan pembebanan kepada BPK
dengan dilampiri bukti setor. |
||
|
|
4. |
Penyelesaian Kerugian negara Yang
Bersumber Dari Perhitungan Ex Officio |
|||
|
|
|
Ketentuan-ketentuan dalam petunjuk
pelaksanaan ini berlaku pula terhadap penyelesaian kasus kerugian negara yang
diketahui berdasarkan perhitungan ex officio. |
|||
|
|
|
Apabila pengampu/yang memperoleh hak/ahli
waris bersedia mengganti kerugian negara secara sukarela, maka yang
bersangkutan membuat dan menandatangani surat pernyataan bersedia mengganti
kerugian negara sebagai pengganti SKTJM. |
|||
|
|
|
Nilai kerugian negara yang dapat
dibebankan kepada pengampu/yang memperoleh hak/ahli waris terbatas pada
kekayaan yang dikelola atau diperolehnya yang berasal dari Bendahara. |
|||
|
|
|
Dalam hal kewajiban Bendahara untuk
mengganti kerugian negara dilakukan pihak lain,
pelaksanaannya dilakukan sebagaimana yang dilakukan oleh pengampu/yang
memperoleh hak/ahli waris. |
|||
|
C. |
KADALUARSA |
||||
|
|
1. |
Kewajiban Bendahara untuk membayar ganti
rugi menjadi kadaluarsa jika dalam waktu 5 (lima) tahun sejak diketahuinya
kerugian negara atau dalam waktu 8 (delapan) tahun sejak terjadinya kerugian
negara tidak dilakukan penuntutan ganti rugi. |
|||
|
|
2. |
Tanggung jawab ahli waris, pengampu, atau
pihak lain yang memperoleh hak dari Bendahara menjadi hapus apabila 3 (tiga)
tahun telah lewat sejak keputusan pengadilan yang menetapkan pengampuan
kepada Bendahara, atau sejak Bendahara diketahui melarikan diri atau
meninggal dunia tidak diberitahukan oleh pejabat yang berwenang tentang
kerugian negara. |
|||
|
D. |
PENUNTUTAN BERDASARKAN KETENTUAN HUKUM
PIDANA |
||||
|
|
Kerugian Negara selain dapat diselesaikan
berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendahaaan Negara
sebagaimana telah diuraikan tersebut di atas, juga dapat diselesaikan
berdasarkan ketentuan hukum pidana apabila dalam kasus kerugian negara
tersebut perbuatan Bendahara bersangkutan memenuhi unsur-unsur pidana. |
||||
|
|
Langkah-langkah Kepala Kantor/Satuan
Kerja dalam upaya penyelesaian kerugian negara yang memenuhi unsur-unsur
tindak pidana ini adalah: |
||||
|
|
1. |
Apabila dalam suatu peristiwa kerugian
negara mengandung unsur-unsur tindak pidana, maka Kepala Kantor/ atuan Kerja
di dalam laporannya sebagaimana dimaksud pada BAB II D wajib menyatakan
adanya unsur-unsur tindak pidana tersebut, sedang penyerahan perkaranya
kepada Kejaksaan dilakukan setelah mendapat petunjuk dari Menteri Keuangan
c.q Kepala Biro Bantuan Hukum Departemen Keuangan; |
|||
|
|
2. |
Memantau perkembangan penyelesaian kasus
tersebut, dan melaporkan hasilnya kepada Menteri Keuangan u.p Sekretaris
Jenderal secara berjenjang melalui eselon I bersangkutan dengan melampirkan: |
|||
|
|
|
a. |
Putusan pengadilan; |
||
|
|
|
b. |
Eksekusi putusan pengadilan, meliputi: |
||
|
|
|
|
1) |
Nilai barang-barang yang dirampas untuk
negara; |
|
|
|
|
|
2) |
Denda, pembayaran uang pengganti;
dan/atau |
|
|
|
|
|
3) |
Sanksi-sanksi lain yang dapat dinilai
dengan uang. |
|
|
|
|
|
Tembusan laporan disampaikan kepada: |
||
|
|
|
|
1) |
Inspektur Jenderal Departemen Keuangan; |
|
|
|
|
|
2) |
Kepala Biro Bantuan Hukum Departemen
Keuangan; |
|
|
|
|
|
3) |
Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan
Departemen Keuangan; |
|
|
|
|
|
4) |
Atasan Langsung Kepala Kantor/Satuan
Kerja bersangkutan; |
|
|
BAB IV PENYELESAIAN ADMINISTRASI |
|||||
|
A. |
PENYELESAIAN ADMINISTRASI KEKURANGAN UANG
DARI PERHITUNGAN BENDAHARA |
||||
|
|
Kekurangan uang dari perhitungan
Bendahara terjadi karena terdapat perbedaan antara saldo buku dan saldo kas
yang berada dalam pengurusan Bendahara. Untuk menanggulangi hal tersebut maka
perlu diupayakan penyelesaian administrasi yang meliputi: |
||||
|
|
1. |
Penghapusan Kekurangan Uang Dari
Perhitungan Bendahara. |
|||
|
|
|
Kegiatan dalam rangka penyelesaian
administrasi dalam bentuk penghapusan kekurangan uang dari perhitungan
Bendahara adalah: |
|||
|
|
|
a. |
Menteri Keuangan setelah menerima hasil
pemeriksaan laporan hasil verifikasi kasus kerugian negara dari BPK yang
menyatakan bahwa Bendahara tidak bersalah/lalai disamping menghapus dan
mengeluarkan kasus kerugian negara dari daftar kerugian negara dan
memberitahukan kepada bendahara melalui Kepala Kantor/Satuan Kerja, Menteri
Keuangan mengajukan usul penghapusan kekurangan uang dari perhitungan
Bendahara kepada Menteri Keuangan c.q Direktur Jenderal Perbendaharaan dengan
melampirkan hasil pemeriksaan laporan hasil verifikasi kerugian negara oleh
BPK beserta dokumen pendukung yang telah diverifikasi. |
||
|
|
|
b. |
Atas dasar persetujuan Menteri Keuangan
c.q Direktur Jenderal Perbendaharaan tersebut, Menteri Keuangan c.q
Sekretaris Jenderal Departemen Keuangan menyampaikan persetujuan tersebut
kepada Kepala Kantor/ Satuan Kerja untuk ditindaklanjuti melalui unit Eselon
I. Atas dasar surat persetujuan tersebut, Bendahara melaksanakan perbaikan
pembukuan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. |
||
|
|
2. |
Peniadaan Selisih |
|||
|
|
|
Kekurangan uang dari perhitungan
Bendahara karena kesalahan/kelalaian Bendahara yang menyebabkan selisih
antara saldo buku kas dan saldo kas yang tidak atau tidak segera dapat
ditutup oleh Bendahara bersangkutan. Kegiatan dalam upaya penyelesaian
administrasi yang berupa peniadaan selisih: |
|||
|
|
|
a. |
Menteri Keuangan setelah menerima hasil
pemeriksaan laporan hasil verifikasi kasus kerugian negara dari BPK yang
menyatakan bahwa Bendahara bersalah/lalai, disamping memerintahkan TPKN agar
mengupayakan Bendahara bersedia membuat dan menandatangani SKTJM, Menteri
Keuangan juga mengajukan usul peniadaan selisih antara saldo buku dan saldo
kas kepada Menteri Keuangan c.q Direktur Jenderal Perbendaharaan dengan
melampirkan hasil pemeriksaan laporan hasil verifikasi kerugian negara oleh
BPK beserta dokumen pendukung yang telah diverifikasi beserta SKTJM atau
Surat Keputusan Pembebanan Sementara. |
||
|
|
|
b. |
Atas dasar persetujuan Menteri Keuangan
cq. Direktur Jenderal Perbendaharaan tersebut, Menteri Keuangan cq.
Sekretaris Jenderal Departemen Keuangan menyampaikan persetujuan tersebut
kepada Kantor/Satuan Kerja untuk ditindaklanjuti melalui unit Eselon I. Atas
dasar surat persetujuan peniadaan selisih antara saldo buku dan saldo kas
tersebut Bendahara melaksanakan perbaikan pembukuan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan. |
||
|
B. |
PENGEMBALIAN KELEBIHAN TAGIHAN NEGARA |
||||
|
|
Dalam hal dapat dibuktikan bahwa atas
sejumlah uang yang telah disetorkan ke rekening kas negara sebagai pelunasan
kerugian negara ternyata lebih besar dari yang seharusnya disetor, Bendahara
yang bersangkutan/pengampu/ahli waris atau mereka yang memperoleh hak
peninggalan dapat mengajukan permohonan pengembalian kelebihan tagihan yang
telah disetorkan ke rekening kas negara melalui prosedur sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. |
||||
|
BAB V HUBUNGAN ANTARA SANKSI PEMBEBANAN DENGAN SANKSI LAINNYA |
|||||
|
Bendahara yang telah ditetapkan untuk
mengganti kerugian negara dapat dikenakan sanksi administratif dan atau
sanksi pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kepala
Kantor/Satuan Kerja yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud
dalam Bab II D dapat dikenakan sanksi administratif berupa hukuman disiplin
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. |
|||||
|
A. |
HUBUNGAN DENGAN SANKSI KEPEGAWAIAN. |
||||
|
|
Pembebanan penggantian kerugian negara
yang telah dijatuhkan kepada Bendahara tidak menutup kemungkinan untuk
dijatuhkan sanksi kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan kepada Bendahara bersangkutan. |
||||
|
|
Pengenaan masing-masing sanksi tersebut
tidak perlu saling menunggu, namun demikian apabila sanksi pembebanan
ternyata diputus lebih dahulu maka dapat dipakai sebagai pertimbangan bagi
penjatuhan sanksi kepegawaian. |
||||
|
|
Sebaliknya bila sanksi kepegawaian
diputuskan lebih dahulu, dapat menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan
besar kecilnya tingkat kesalahan. |
||||
|
B. |
HUBUNGAN DENGAN SANKSI DI BIDANG
PERDATA/PIDANA. |
||||
|
|
Putusan hakim yang menjatuhkan hukuman
terhadap seorang Bendahara yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, dapat
dijadikan bukti tentang perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai
dalam proses Tuntutan Perbendaharaan. |
||||
|
|
1. |
Dalam hal nilai penggantian kerugian
negara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum
tetap, berbeda dengan nilai kerugian negara dalam surat keputusan pembebanan,
maka kerugian negara wajib dikembalikan sebesar nilai yang tercantum dalam
surat keputusan pembebanan. |
|||
|
|
2. |
Apabila sudah dilakukan eksekusi atas
putusan pengadilan untuk penggantian kerugian negara dengan cara disetorkan
ke kas negara/daerah, pelaksanaan surat keputusan pembebanan diperhitungkan
sesuai dengan nilai penggantian yang sudah disetorkan ke kas negara. |
|||
|
BAB VI TATA CARA PENATAUSAHAAN |
|||||
|
A. |
UNIT PELAKSANA PENATAUSAHAAN PENYELESAIAN
KERUGIAN NEGARA |
||||
|
|
1. |
Pada tingkat instansi vertikal Kepala
Kantor Wilayah/Kepala Kantor/ Satuan Kerja dimana terjadi kerugian negara
menugaskan pejabat yang berada di bawahnya untuk menatausahakan penyelesaian
kerugian negara. |
|||
|
|
2. |
Pada tingkat kantor pusat pejabat eselon
I dimana terjadi kerugian negara menugaskan Kepala Bagian Keuangan/Pejabat
lain yang ditunjuk untuk menatausahakan penyelesaian kerugian negara. |
|||
|
|
3. |
Pada tingkat Departemen Keuangan, Menteri
Keuangan menugaskan TPKN yang dalam hal pelaksanaan fungsinya, berkoordinasi
dengan Biro Perencanaan dan Keuangan Sekretariat Jenderal Departemen Keuangan
yang salah satu tugas dan fungsinya adalah menyiapkan bahan pertimbangan dan
mengikuti pelaksanaan penyelesaian masalah ganti rugi dan penagihan di
lingkungan Departemen Keuangan. |
|||
|
B. |
PENATAUSAHAAN KASUS KERUGIAN NEGARA |
||||
|
|
1. |
Dalam rangka menunjang kelancaran
penyelesaian kerugian negara, setiap pimpinan unit organisasi baik tingkat
instansi vertikal maupun tingkat pusat di lingkungan Departemen Keuangan
wajib melaksanakan penatausahaan berkas kasus kerugian negara yang ada pada
unitnya secara tertib, teratur dan kronologis. |
|||
|
|
2. |
Kepala Kantor/Satuan Kerja tempat
terjadinya kerugian negara wajib: |
|||
|
|
|
a. |
membuat “Daftar Kerugian Negara”; |
||
|
|
|
b. |
mencatat perkembangan tindak lanjut
penyelesaian kerugian negara dalam Daftar sebagaimana dimaksud pada butir
2.a. di atas dan melaporkannya kepada TPKN dengan tembusan atasan langsung
Kepala Kantor/ Satuan Kerja dan pimpinan unit eselon I u.p Sekretaris unit
eselon I bersangkutan; |
||
|
|
|
c. |
melaporkan kerugian negara sesuai Standar
Akuntansi Pemerintahan; dan |
||
|
|
|
d. |
menyimpan dan mengamankan
semua berkas/buku, dokumen/surat dan alat bukti lainnya yang terkait dengan
peristiwa yang menimbulkan kerugian negara. |
||
|
|
3. |
Atasan Kepala Kantor/Satuan Kerja
sebagaimana dimaksud pada angka 2 wajib: |
|||
|
|
|
a. |
membuat “Daftar Kerugian Negara”
sebagaimana dimaksud pada butir 2 huruf a di atas, sebagai alat pemantau; |
||
|
|
|
b. |
mencatat perkembangan tindak lanjut
penyelesaian kerugian negara atas dasar laporan tindak lanjut dari Kepala
Kantor/Satuan Kerja bersangkutan; dan |
||
|
|
|
c. |
melaporkan perkembangan tindak lanjut
penyelesaian kerugian negara di wilayah kerjanya kepada Sekretaris unit
eselon I. |
||
|
|
4. |
Sekretaris unit eselon I u.p Kepala
Bagian Keuangan atau pejabat lain yang ditunjuk wajib: |
|||
|
|
|
a. |
membuat “Daftar Kerugian Negara”
berdasarkan laporan pimpinan unit organisasi yang berada di bawahnya sebagai
alat pemantau; |
||
|
|
|
b. |
mencatat perkembangan tindak lanjut
penyelesaian kerugian negara atas dasar laporan tindak lanjut; dan |
||
|
|
|
c. |
Menyampaikan Daftar Kerugian Negara
kepada Biro Perencanaan dan Keuangan. |
||
|
|
5. |
Penatausahaan dalam hal Bendahara/Debitur
pindah domisili. |
|||
|
|
|
a. |
Kewajiban Kepala Kantor/Satuan Kerja
tempat terjadinya kerugian negara: |
||
|
|
|
|
1) |
Memberitahukan kepindahan
Bendahara/penanggung hutang tersebut kepada Kepala Kantor/Satuan Kerja
domisili yang baru dengan menggunakan Surat Pemberitahuan, dengan tembusan
kepada: |
|
|
|
|
|
|
a) |
Sekretaris unit Eselon I u.p Kepala
Bagian Keuangan atau yang ditunjuk; |
|
|
|
|
|
b) |
Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan
Sekretariat Jenderal; |
|
|
|
|
|
c) |
Atasan Langsung Kepala Kantor/Satuan
Kerja domisili baru; |
|
|
|
|
|
d) |
Kepala KPPN pada domisili lama dan baru. |
|
|
|
|
2) |
Mencatat kepindahan sebagaimana dimaksud
pada angka 1) di atas dalam lajur keterangan pada form Daftar Kerugian
Negara. |
|
|
|
|
|
3) |
Mencatat tindak lanjut penyelesaian
kerugian negara berdasarkan tembusan laporan yang diterimanya dari Kepala
Kantor/Satuan Kerja domisili baru. |
|
|
|
|
b. |
Kewajiban Kepala Kantor/Satuan Kerja
domisili baru. |
||
|
|
|
|
1) |
Membuat “Daftar Kerugian Negara”
sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf a atas nama
pegawai/ debitur bersangkutan. |
|
|
|
|
|
2) |
Mencatat tindak lanjut penyelesaian
kerugian negara bersangkutan dalam daftar sebagaimana dimaksud pada butir 1)
di atas. |
|
|
|
|
|
3) |
Melaporkan tindak lanjut penyelesaian
kerugian negara kepada Sekretaris unit Eselon I u.p Kepala Bagian Keuangan
atau yang ditunjuk dengan tembusan kepada: |
|
|
|
|
|
|
a) |
Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan
Departemen Keuangan; |
|
|
|
|
|
b) |
Atasan Langsung Kepala Kantor/Satuan
Kerja bersangkutan; |
|
|
|
|
|
c) |
Kepala Kantor/Satuan Kerja tempat
terjadinya kerugian negara. |
|
BAB VII PENUTUP |
|||||
|
Peraturan Menteri Keuangan tentang
Pedoman Penyelesaian Kerugian Negara Terhadap Bendahara di Lingkungan
Departemen Keuangan disusun dengan berpedoman kepada Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, Peraturan Badan Pemeriksa
Keuangan Nomor 3 Tahun 2007 tentang Tata Cara Penyelesaian Kerugian Negara
Terhadap Bendahara. Peraturan Menteri Keuangan ini memuat ketentuan yang
mengatur baik penyelesaian ganti kerugian negara maupun penyelesaian
administrasi kekurangan uang dari perhitungan Bendahara di lingkungan
Departemen Keuangan. |
|||||
|
Pedoman Penyelesaian Ganti Kerugian
Negara Terhadap Bendahara di lingkungan Departemen Keuangan menjadi petunjuk
pelaksanaan bagi Kepala Kantor/Satuan Kerja di lingkungan Departemen Keuangan
dalam rangka penyelesaian ganti kerugian negara terhadap Bendahara. Tidak
tertutup kemungkinan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pedoman Penyelesaian
Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara di lingkungan Departemen Keuangan
ini dikemudian hari mengalami penyempurnaan seiring dengan adanya perubahan
peraturan perundang-undangan yang menjadi pedoman/ acuan dan perkembangan
dinamis organisasi Departemen Keuangan. |
|||||
|
FORM 1 |
LAPORAN KERUGIAN NEGARA KEPADA MENTERI KEUANGAN U.P SEKTERATARIS JENDERAL |
|
NAMA UNIT ORGANISASI/SATUAN KERJA |
||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Nomor |
: |
Lap- |
Tanggal ........................ |
|||
|
Lampiran |
: |
...... |
|
|||
|
Hal |
: |
Laporan kerugian Negara |
|
|||
|
Yth. Menteri Keuangan u.p Sekretaris Jenderal Departemen Keuangan |
||||||
|
Bersama ini kami laporkan bahwa dalam kepengurusan keuangan yang dilakukan oleh Bendahara yang pengawasannya menjadi tanggungjawab kami, telah terjadi kekurangan uang dari perhitungan Bendahara sebesar Rp....................... (dengan huruf). |
||||||
|
Selanjutnya kami laporkan bahwa atas peristiwa tersebut, tindakan yang telah kami lakukan adalah: |
||||||
|
1. |
............ (tindakan terhadap yang bersangkutan, misalnya pembebasan dari jabatan Bendahara); |
|||||
|
2. |
............ (penunjukan Bendahara pengganti sementara); |
|||||
|
3. |
........... (tindakan disiplin kepegawaian terhadap Bendahara bersangkutan); |
|||||
|
4. |
........... (tindakan untuk mengamankan keuangan negara); |
|||||
|
5. |
........... (tindakan-tindakan lainnya yang perlu dilaporkan). |
|||||
|
(1 sampai dengan 5 disesuaikan dengan tindakan yang telah dilakukan). |
||||||
|
Berkenaan dengan hal tersebut di atas, kami berpendapat bahwa ............. (ada tidaknya unsur pidana, penilaian Kepala Kantor/Satuan Kerja mengenai salah tidaknya Bendahara dan pendapat-pendapat lain yang perlu dikemukakan untuk mempermudah penyelesaian selanjutnya). |
||||||
|
Sehubungan dengan hal tersebut, guna proses verifikasi dokumen pendukung lebih lanjut bersama ini kami lampirkan: |
||||||
|
a. |
Surat keputusan pengangkatan sebagai Bendahara atau sebagai pejabat yang melaksanakan fungsi kebendaharaan; |
|||||
|
b. |
Berita Acara Pemeriksaan Kas/Barang; |
|||||
|
c. |
Register Penutupan Buku Kas/Barang; |
|||||
|
d. |
Surat keterangan tentang sisa uang yang belum dipertanggungjawabkan dari Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran; |
|||||
|
e. |
Surat keterangan bank tentang saldo kas di bank bersangkutan; |
|||||
|
f. |
Fotokopi/rekaman buku kas umum bulan yang bersangkutan yang memuat adanya kekurangan kas; |
|||||
|
g. |
Surat tanda lapor dari kepolisian dalam hal kerugian negara mengandung indikasi tindak pidana; |
|||||
|
h. |
Berita acara pemeriksaan tempat kejadian perkara dari kepolisian dalam hal kerugian negara terjadi karena pencurian atau perampokan; |
|||||
|
i. |
Surat keterangan ahli waris dari kelurahan atau pengadilan (jika bendahara bersangkutan meninggal dunia atau melarikan diri); |
|||||
|
j. |
Laporan hasil pemeriksaan berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan. |
|||||
|
Demikian laporan kami untuk Bapak/Ibu maklumi. |
||||||
|
|
|
|
|
|
|
Kepala Kantor |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
.............................................. |
|
|
|
|
|
|
|
NIP
...................................... |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tembusan : |
|
|
||||
|
1. |
Tim Penyelesaian Kerugian Negara
(TPKN); |
|||||
|
2. |
Inspektur Jenderal Departemen
Keuangan. |
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
*) Coret yang tidak perlu. |
||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FORM 2 |
PEMBERITAHUAN TERJADINYA KEKURANGAN UANG/BARANG KEPADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN |
|
NAMA UNIT ORGANISASI/SATUAN KERJA 1) |
||||||||
|
Nomor |
: |
................................. |
Tanggal ........................ |
|||||
|
Lampiran |
: |
................................. |
||||||
|
Hal |
: |
Pemberitahuan terjadinya kekurangan uang/barang |
|
|||||
|
Yth. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia |
||||||||
|
di |
||||||||
|
Jakarta |
||||||||
|
Bersama ini kami beritahukan bahwa dalam pengurusan uang/barang yang dilakukan oleh Bendahara a.n. ………………………… NIP. …………………… yang pengawasannya menjadi tanggungjawab kami, telah terjadi kekurangan uang/barang (Kas tekor/barang) sebesar Rp…………………..…… (dengan huruf). |
||||||||
|
Selanjutnya kami beritahukan bahwa atas peristiwa tersebut, tindakan yang telah kami ambil adalah: |
||||||||
|
1.
................................................ |
2) |
|||||||
|
2.
................................................ |
||||||||
|
Sehubungan dengan hal tersebut, guna penyelesaian kekurangan uang/barang dimaksud bersama ini kami lampirkan: |
||||||||
|
a. |
Berita Acara Pemeriksaan Kas/Fisik Barang; |
|||||||
|
b. |
Register Penutupan Kas; |
|||||||
|
c. |
Perhitungan yang dibuat Bendahara sebagai pertanggungjawaban; |
|||||||
|
d. |
Fotokopi Buku Kas Umum (BKU) bulan bersangkutan; |
|||||||
|
e. |
dan lain-lain (yang berkaitan dengan kasus). |
|||||||
|
Demikian pemberitahuan kami untuk dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam proses pengenaan ganti kerugian terhadap Bendahara yang bersangkutan. |
||||||||
|
Kami ucapkan terima kasih atas perhatiannya. |
||||||||
|
Kepala Kantor/Satuan Kerja |
||||||||
|
................................................... |
||||||||
|
*) Coret yang tidak perlu |
||||||||
|
Petunjuk Pengisian: |
||||||||
|
1) |
Diisi dengan nama
organisasi/satuan kerja tempat terjadinya kekurangan uang/barang. |
|||||||
|
2) |
Diisi dengan tindakan-tindakan
pengamanan yang telah dilakukan, antara lain : penyegelan brankas, penutupan
Buku Kas Umum, dan buku-buku pembantu dilampiri dengan Berita Acara Penutupan
Kas dan Register Penutupan Kas serta laporan kepada aparat yang berwenang. |
|||||||
|
FORM 3 |
LAPORAN KERUGIAN NEGARA OLEH KEPALA KANTOR/SATKER KEPADA PIMPINAN UNIT ESELON I SECARA BERJENJANG |
|
NAMA UNIT ORGANISASI/SATUAN KERJA |
||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Nomor |
: |
Lap- |
Tanggal ........................ |
|||
|
Lampiran |
: |
...... |
|
|||
|
Hal |
: |
Laporan kerugian Negara |
|
|||
|
Yth. Atasan Kepala Kantor/Satuan Kerja Bersangkutan/Sekretaris Unit Eselon I |
||||||
|
dengan ini kami laporkan bahwa di lingkungan Kantor/Satuan Kerja ..........*) diduga/telah terjadi kerugian negara yang dikelola oleh Sdr................... NIP. .................... selaku bendahara...................... sebesar Rp. ................. (dengan huruf) |
||||||
|
Terkait hal tersebut, atas peristiwa/kejadian kerugian negara telah kami laporkan kepada menteri Keuangan dan telah diberitahukan kepada Badan Pemeriksa Keuangan (Surat laporan dan dokumen pendukung terlampir). |
||||||
|
|
|
|
|
|
Kepala Kantor/Satuan Kerja |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
................................................... |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tembusan : |
|
|
||||
|
1. |
Tim Penyelesaian Kerugian Negara
(TPKN); |
|||||
|
2. |
Inspektur Jenderal |
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
*) Coret yang tidak perlu. |
||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FORM 4 |
BERITA ACARA PEMERIKSAAN KAS |
|
BERITA
ACARA PEMERIKSAAN KAS |
|||||||
|
Pada hari ini .............. tanggal ................ yang bertanda tangan di bawah ini, kami Kepala Kantor/pejabat yang ditunjuk (Surat Penunjukan Nomor ................. tanggal ............ ): |
|||||||
|
Nama lengkap/NIP |
: |
............................. |
|||||
|
Jabatan |
: |
............................. |
|||||
|
Melakukan pemeriksaan kas pada: |
|||||||
|
Nama lengkap/NIP |
: |
............................. |
|||||
|
Jabatan |
: |
............................. |
|||||
|
Yang dengan surat Keputusan .............. Nomor : ................tanggal ..................ditugaskan melakukan pengurusan uang .............. |
|||||||
|
Berdasarkan pemeriksaan Kas serta bukti-bukti dalam pengurusan itu, kami menemui kenyataan sebagai berikut: |
|||||||
|
Jumlah yang dihitung dihadapan pegawai tersebut adalah: |
|||||||
|
a. |
Uang kertas bank, uang logam .................................................. |
Rp |
.......................... |
||||
|
b. |
SP2D/SPM dan alat pembayaran lainnya ....................................... |
Rp |
.......................... |
||||
|
c. |
Saldo Bank
......................................................................
|
Rp |
.......................... |
||||
|
d. |
Meterai, perangko (yang diterima) .................................................. |
Rp |
.......................... |
||||
|
e. |
Surat berharga yang diijinkan
........................................................... |
Rp |
.......................... |
||||
|
============== |
|||||||
|
Jumlah |
Rp |
.......................... |
|||||
|
Saldo uang menurut Buku Kas Umum berjumlah ........... |
Rp |
.......................... |
|||||
|
============== |
|||||||
|
Perbedaan lebih/kurang antara
saldo kas dan |
Rp |
.......................... |
|||||
|
============== |
|||||||
|
...................., tanggal ........................ |
|||||||
|
Penjelasan selisih negatif : ................................................................................................................................................... |
|||||||
|
Bendahara/Pemegang Kas, |
Saksi-saksi |
||||||
|
Nama |
: |
....................................... |
1. |
(nama) |
: |
(tanda tangan) |
|
|
Jabatan |
: |
....................................... |
NIP......... |
||||
|
Tanda tangan |
: |
....................................... |
1. |
(nama) |
: |
(tanda tangan) |
|
|
NIP......... |
|||||||
|
Kepala Kantor/Pemeriksa Kas, |
|||||||
|
Nama |
: |
....................................... |
|||||
|
Jabatan |
: |
....................................... |
|||||
|
Tanda tangan |
: |
....................................... |
|||||
|
FORM 5 |
REGISTER PENUTUPAN KAS |
|
REGISTER
PENUTUPAN KAS |
|||||||
|
Tanggal penutupan kas |
: |
............................................................ |
|||||
|
Nama penutup kas (Pemeriksa Kas) |
: |
............................................................ |
|||||
|
Tanggal penutupan kas yang lalu |
: |
............................................................ |
|||||
|
Jumlah total penerimaan |
: |
Rp.
..................................................... |
|||||
|
Jumlah total pengeluaran |
: |
Rp.
..................................................... |
|||||
|
Saldo Buku (A) |
Rp.
..................................................... |
||||||
|
Saldo Kas (B ) |
Rp.
..................................................... |
||||||
|
Terdiri dari (Perincian B) : |
|||||||
|
1. |
Lembaran uang kertas Rp |
100.000,00 |
......... lembar |
Rp |
........................... |
||
|
Lembaran uang kertas Rp |
50.000,00 |
......... lembar |
Rp |
........................... |
|||
|
Lembaran uang kertas Rp |
20.000,00 |
......... lembar |
Rp |
........................... |
|||
|
Lembaran uang kertas Rp |
10.000,00 |
......... lembar |
Rp |
........................... |
|||
|
Lembaran uang kertas Rp |
5.000,00 |
......... lembar |
Rp |
........................... |
|||
|
Lembaran uang kertas Rp |
2.000,00 |
......... lembar |
Rp |
........................... |
|||
|
Lembaran uang kertas Rp |
1.000,00 |
......... lembar |
Rp |
........................... |
|||
|
Lembaran uang kertas Rp |
500,00 |
......... lembar |
Rp |
........................... |
|||
|
Lembaran uang kertas Rp |
100,00 |
......... lembar |
Rp |
........................... |
|||
|
Sub jumlah |
Rp |
||||||
|
2. |
Kepingan uang logam Rp |
1.000,00 |
......... kpg |
Rp |
........................... |
||
|
Kepingan uang logam Rp |
500,00 |
......... kpg |
Rp |
........................... |
|||
|
Kepingan
uang logam Rp |
200,00 |
.........
kpg |
Rp |
........................... |
|||
|
Kepingan uang logam Rp |
100,00 |
......... kpg |
Rp |
........................... |
|||
|
Kepingan uang logam Rp |
50,00 |
......... kpg |
Rp |
........................... |
|||
|
Kepingan uang logam Rp |
25,00 |
......... kpg |
Rp |
........................... |
|||
|
Sub jumlah |
Rp |
........................... |
|||||
|
1. |
Kertas berharga dan bagian Kas yang diijinkan (SP2D/SPM, Cek, Saldo Bank, Meterai dan lain sebagainya) |
||||||
|
Rp |
........................... |
||||||
|
Jumlah B |
Rp |
........................... |
|||||
|
...................,
............................. |
|||||||
|
Perbedaan Rp
.................... (A-B) |
|||||||
|
Penjelasan perbedaan |
|||||||
|
Bendahara/Pemegang Kas |
|||||||
|
Nama |
: |
....................................................... |
|||||
|
Tanda tangan |
: |
....................................................... |
|||||
|
Kepala Kantor/Pemeriksa Kas, |
|||||||
|
Nama |
: |
....................................................... |
|||||
|
Tanda tangan |
: |
....................................................... |
|||||
|
FORM 6 |
PERHITUNGAN BENDAHARA SEBAGAI PERTANGGUNGJAWABAN |
|||||||
|
PERHITUNGAN
BENDAHARA SEBAGAI PERTANGGUNGJAWABAN |
||||||||
|
|
|
|
|
|
||||
|
Pada hari ini .............. tanggal ............. sebagai pertanggungajawaban kami selaku Bendahara .........., Buku Kas Umum ditutup dengan keadaan sebagai berikut: |
||||||||
|
1. |
Menurut Buku: |
|||||||
|
|
a. |
Jumlah penerimaan |
Rp |
..................... |
|
|||
|
|
b. |
Jumlah pengeluaran |
Rp |
..................... |
|
|||
|
|
|
Saldo menurut buku |
Rp |
..................... |
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|||
|
2. |
Menurut Kas: |
|||||||
|
|
a. |
Uang tunai |
Rp |
................ |
|
|
|
|
|
|
b. |
Saldo bank |
Rp |
................ |
|
|
|
|
|
|
c. |
Kertas berharga |
Rp |
................+ |
|
|
|
|
|
|
|
|
Rp |
................ |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
Selisih (kurang/lebih) |
Rp |
................ |
|
|||
|
|
|
|
|
|
============== |
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Bendahara, |
|
|
Kepala Kantor, |
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
. . . . . . . . . . . . . . . |
|
|
. . . . . . . . . . . . . . . |
||||
|
|
NIP ..................... |
|
|
NIP ..................... |
||||
|
FORM 7 |
BERITA ACARA PEMERIKSAAN KAS |
|
|||||||
|
NAMA
UNIT ORGANISASI/SATUAN KERJA |
||||||||||
|
|
|
|
|
|
||||||
|
BERITA
ACARA PEMERIKSAAN KAS |
||||||||||
|
|
|
|
|
|
||||||
|
Bertempat di.............. pada hari ini . . . . . . . . . . tanggal . . . . . . bulan . . . . . . . . . . tahun . . . . . . . . yang bertanda tangan di bawah ini: |
||||||||||
|
1. |
Nama/NIP |
: |
|
|
||||||
|
|
Jabatan |
: |
|
|
||||||
|
|
|
|
|
|
||||||
|
2. |
Nama/NIP |
: |
|
|
||||||
|
|
Jabatan |
: |
|
|
||||||
|
|
|
|
|
|
||||||
|
Yang dengan surat tugas . . . . .
. . . . . . . . No. . . . . . . . . . . . . . tanggal
. . . . . . . . . telah melakukan pemeriksaan terhadap : |
||||||||||
|
|
|
|
|
|
||||||
|
|
Nama/NIP |
: |
|
|
||||||
|
|
Jabatan |
: |
|
|
||||||
|
|
|
|
|
|
||||||
|
Atas pertanyaan pemeriksa, yang bersangkutan memberikan jawaban sebagai berikut: |
||||||||||
|
1. |
Apakah Saudara dalam keadaan sehat
jasmani dan rohani . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . |
|||||||||
|
|
|
1. |
Ya, saya dalam keadaan sehat
jasmani dan rohani . . . . . . . . . . . . . . . . . . . |
|||||||
|
2. |
Apakah Saudara tahu kenapa
dipanggil untuk diperiksa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . |
|||||||||
|
|
|
2. |
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . |
|||||||
|
3. |
Coba jelaskan secara singkat
riwayat pendidikan formal, kedinasan serta riwayat pekerjaan Saudara sampai
dengan sekarang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . |
|||||||||
|
|
|
3. |
Riwayat pendidikan formal . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . |
|||||||
|
|
|
|
Riwayat pendidikan kedinasan . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . |
|||||||
|
|
|
|
Riwayat pekerjaan . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . |
|||||||
|
4. |
4. Apakah saudara memahami bahwa
telah terjadi selisih atau kekurangan uang kas yang berada di bawah
pengurusan atau tanggung jawab saudara. |
|||||||||
|
|
|
4. |
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . |
|||||||
|
5. |
5. Coba jelaskan mengenai adanya
selisih atau kekurangan jumlah uang kas atau barang yang berada di bawah
pengurusan atau tanggung jawab atau yang Saudara ketahui . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . |
|||||||||
|
|
|
5. |
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . |
|||||||
|
6. |
(Selanjutnya pertanyaan
dikembangkan sesuai jawaban atau bukti-bukti yang didapat dari hasil
pemeriksaan dan daftar pertanyaan untuk menyusun laporan kerugian negara guna
proses tuntutan perbendaharaan). |
|||||||||
|
|
|
6. |
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . |
|||||||
|
7. |
Apakah ada hal-hal lain yang perlu
Saudara kemukakan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . |
|||||||||
|
|
|
7. |
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . |
|||||||
|
8. |
Apakah dalam pemeriksaan ini
Saudara merasa dipaksa atau memperoleh tekanan . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . .. .. . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . .
. . . . . . |
|||||||||
|
|
|
8. |
Tidak ada paksaan atau tekanan
dari manapun dan dari siapapun . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . .. |
|||||||
|
Setelah Berita Acara Pemeriksaan ini dibacakan kembali dihadapan yang bersangkutan dan yang bersangkutan tidak mengajukan keberatan, maka ditanda tangani oleh pemeriksa dan yang diperiksa seperti di bawah ini: |
||||||||||
|
|
Yang diperiksa |
|
Pemeriksa, |
|||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||
|
|
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. |
|
|
|
1.
. . . . . . . . . . . .. . . . |
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
2. . . . . . . . . . . . . . . . |
|||
|
FORM 8 |
DAFTAR PERTANYAAN UNTUK MENYUSUN LAPORAN KERUGIAN NEGARA GUNA KEPERLUAN PROSES TUNTUTAN PERBENDAHARAAN |
|
|||
|
NAMA UNIT ORGANISASI/SATUAN KERJA |
||||||
|
|
|
|
|
|||
|
DAFTAR
PERTANYAAN UNTUK MENYUSUN LAPORAN |
||||||
|
|
|
|
|
|||
|
NO |
PERTANYAAN |
NO |
JAWABAN |
|||
|
1. |
Bila dan bagaimana kerugian negara diketahui. |
|
|
|||
|
2. |
Bila dan bagaimana kerugian negara itu terjadi. |
|
|
|||
|
3. |
Siapa nama dan apa pangkatnya bendahara yang bersangkutan. |
|
|
|||
|
4. |
Dengan surat Keputusan mana ditunjuk sebagai bendahara. |
|
|
|||
|
5. |
Apa kesalahan/kelalaian Bendahara sehingga harus mempertanggung-jawabkan kekurangan itu. |
|
|
|||
|
6. |
Berapa jumlah dan berupa apa kekurangan itu. |
|
|
|||
|
7. |
Jika kekurangan itu berupa uang, dari mana uang itu berasal (Uang Persediaan, Uang Gaji, Uang pendapatan Sewa atau sebagainya). |
|
|
|||
|
8. |
Jika kekurangan itu berupa barang, sebutkan jumlah dan jenis barang yang ternyata kurang disertai dengan harga bukunya. |
|
|
|||
|
9. |
Apakah Bendahara yang bersangkutan telah membuat dan menyampaikan perhitungan (SPJ) mengenai masa waktu dimana kekurangan itu ternyata (dapat dinyatakan) dalam perhitungan itu. |
|
|
|||
|
10. |
Jika mengenai masa waktu itu belum dibuat perhitungan, apakah sudah ditunjuk pejabat yang ditugaskan membuatnya secara ex-officio. |
|
|
|||
|
11. |
Atau telah dibuatkan suatu Berita Acara Pemeriksaan yang menetapkan jumlah kekurangan itu. |
|
|
|||
|
12. |
Apakah Bendahara telah dibebankan Sementara dan/atau dari padanya telah diterima Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM). |
|
|
|||
|
13. |
Berapa jumlah (sementara) yang telah diterima berdasarkan Surat Keterangan/Surat Keputusan Pembebanan Kerugian Negara Sementara itu. |
|
|
|||
|
14. |
Siapa (nama, jabatan/pangkat) yang ditugaskan melakukan pengawasan atas pekerjaan Bendahara. |
|
|
|||
|
15. |
Apakah ia dapat turut dipertanggungjawabkan atas kekurangan tersebut karena salah/lalai dalam melakukan tugas pengawasan. |
|
|
|||
|
16. |
Apakah ada pegawai lainnya yang harus turut bertanggung jawab karena salah/lalai sehingga harus dilakukan proses Tuntutan Perbendaharaan, jika demikian buatkan laporan tersendiri. |
|
|
|||
|
17. |
Apakah ada pihak ketiga yang dalam hal ini diuntungkan dan berapa jumlah serta atas dasar ketentuan mana Negara dapat menuntut/pembayaran kembali dari padanya. |
|
|
|||
|
|
|
|
|
|||
|
|
|
...................,
........................... |
||||
|
|
|
Kepala Kantor/Satuan Kerja |
||||
|
|
|
|
|
|||
|
|
|
|
|
|||
|
|
|
.................................................. |
||||
|
FORM 9 |
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN |
|
|||||||
|
NAMA
UNIT ORGANISASI/SATUAN KERJA |
||||||||||
|
LAPORAN
HASIL PEMERIKSAAN |
||||||||||
|
I. |
PENDAHULUAN |
|||||||||
|
1. |
Dasar |
|||||||||
|
|
|
Berdasarkan kewenangan yang ada
pada kami, Surat Perintah Melakukan Pemeriksaaan Nomor
.............................. tanggal........................... telah
melakukan pemeriksaan terhadap Sdr/i.............................,
NIP.............................. |
||||||||
|
2. |
Tujuan |
|||||||||
|
|
|
a. |
Tujuan pemeriksaan adalah untuk mengumpulkan data dan keterangan langsung dari pihak yang terlibat atau pihak lain guna mengetahui benar atau tidak telah terjadi kekurangan uang dari pengurusan Bendahara. |
|||||||
|
|
|
b. |
Untuk mengetahui latar belakang terjadinya peristiwa kekurangan uang dari pengurusan Bendahara serta faktor-faktor yang memberatkan dan meringankan sebagai bahan bagi pejabat mengambil langkah tindak lanjut. |
|||||||
|
3. |
Data Kepegawaian |
|||||||||
|
a. |
....................... |
|||||||||
|
b. |
....................... |
|||||||||
|
c. |
....................... |
|||||||||
|
dan
seterusnya. |
||||||||||
|
II. |
HASIL PEMERIKSAAN |
|||||||||
|
Fakta |
||||||||||
|
a. |
....................... |
|||||||||
|
b. |
....................... |
|||||||||
|
c. |
....................... |
|||||||||
|
dan
seterusnya. |
||||||||||
|
III. |
KESIMPULAN |
|||||||||
|
1. |
Berdasarkan hasil pemeriksaan
terhadap Bendahara
.................................................. |
|||||||||
|
|
2. |
Atas kejadian kekurangan uang dari
pengurusan Bendahara tersebut upaya yang dilakukan adalah
..........................
............................................................................................................................................................................................................ |
||||||||
|
3. |
............................................................................................................................................................................................................ |
|||||||||
|
dan
seterusnya. |
||||||||||
|
IV. |
SARAN |
|||||||||
|
..................................................................................................................................................................................................................... |
||||||||||
|
..................................................................................................................................................................................................................... |
||||||||||
|
........................ |
||||||||||
|
..................................,
................................. |
||||||||||
|
Pejabat
Pemeriksa : |
||||||||||
|
1. |
Nama |
: |
................................. |
|||||||
|
NIP |
: |
................................. |
||||||||
|
....................................................... |
||||||||||
|
2. |
Nama |
: |
................................ |
|||||||
|
NIP |
: |
................................ |
||||||||
|
....................................................... |
||||||||||
|
3. |
Nama |
: |
................................ |
|||||||
|
NIP |
: |
................................ |
||||||||
|
....................................................... |
||||||||||
|
FORM 10 |
SURAT KETERANGAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK (SKTJM) |
||||||||
|
SURAT
KETERANGAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK |
|||||||||
|
Yang bertanda tangan dibawah ini: |
|||||||||
|
Nama |
: |
.......................................................................................................................................................... |
|
||||||
|
NIP |
: |
.......................................................................................................................................................... |
|||||||
|
Pangkat/Golongan |
: |
.......................................................................................................................................................... |
1) |
||||||
|
Tempat/ Tgl. Lahir |
: |
.......................................................................................................................................................... |
|||||||
|
Alamat |
: |
.......................................................................................................................................................... |
|||||||
|
No. & Tgl. SK Pengangkatan
Sebagai Bendahara :
......................................................................................................................... |
|||||||||
|
Menyatakan dengan tidak akan menarik kembali, bahwa saya bertanggungjawab atas kerugian negara sebesar Rp………………………………………… (.........dengan huruf ………….), yakni kerugian yang disebabkan : 2) |
|||||||||
|
................................................................................................................................................................................................................................ |
|||||||||
|
Kerugian tersebut akan saya ganti dengan menyetorkan jumlah tersebut ke Kas Negara di ……………..... Dalam jangka waktu 40 (empat puluh) hari sejak saya menandatangani SKTJM ini. 3) |
|||||||||
|
Sebagai jaminan atas pernyataan ini, saya serahkan barang-barang beserta bukti kepemilikan dan surat kuasa menjual sebagai berikut: |
|||||||||
|
1. |
...................................................... |
|
|||||||
|
2. |
...................................................... |
4) |
|||||||
|
3. |
...................................................... |
||||||||
|
Apabila dalam jangka waktu 40 (empat puluh) hari setelah saya menandatangani pernyataan ini ternyata saya tidak mengganti seluruh jumlah kerugian tersebut, maka Negara dapat menjual atau melelang barang jaminan tersebut. |
|||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
.........................,...............................
5) |
|||||||||
|
Mengetahui: |
|||||||||
|
meterai cukup |
|||||||||
|
Kepala
...................................(Satuan Organisasi) 6) |
(Nama Bendahara |
||||||||
|
............................................................... |
|||||||||
|
Saksi-Saksi: |
|||||||||
|
1. |
...................................................... |
|
7) |
||||||
|
2. |
...................................................... |
||||||||
|
Petunjuk Pengisian: |
|||||||||
|
1) |
Diisi
dengan identitas lengkap bendahara yang menandatangani SKTJM. |
||||||||
|
2) |
Diisi dengan jumlah kerugian negara yang terjadi dan perbuatan yang dilakukan oleh bendahara sehingga mengakibatkan terjadinya kerugian negara. |
||||||||
|
3) |
Diisi
dengan tempat Kantor Kas Negara/Daerah dimana uang tersebut akan disetorkan. |
||||||||
|
4) |
Diisi
dengan barang-barang milik bendahara yang dijadikan jaminan atas pelunasan
kerugian negara.. |
||||||||
|
5) |
Diisi
dengan nama tempat dan tanggal SKTJM ditandatangani. |
||||||||
|
6) |
Diisi
dengan nama satuan kerja yang bersangkutan dan ditandatangai oleh kepala
satuan kerja. |
||||||||
|
7) |
Diisi dengan nama dua orang saksi dari Pemeriksa BPK atau lingkungan instansi yang bersangkutan yang ikut menyaksikan penandatanganan SKTJM ini. |
||||||||
|
FORM 11 |
LAPORAN KERUGIAN NEGARA KEPADA KEPOLISIAN |
|
|||||
|
NAMA
UNIT ORGANISASI/SATUAN KERJA |
||||||||
|
|
|
|
|
|
||||
|
Nomor |
: |
|
|
Tanggal . . . . . . . . . . . . |
||||
|
Lampiran |
: |
|
|
|
||||
|
Hal |
: |
Laporan terjadinya |
|
|
||||
|
|
|
. . . . . . . . . . . . . .
. *) |
|
|
||||
|
|
|
|
|
|
||||
|
Yth. Kepala Kepolisian . . . . . .
. . . . . . . . . . . |
||||||||
|
di . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . |
||||||||
|
|
|
|
|
|
||||
|
Dengan ini kami laporkan bahwa pada Kantor . . . . . . . . . . . . telah terjadi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (sebutkan misalnya pencurian, perampokan dsb) yang mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp. . . . . . . . . . . . . . . (. .. . . dengan huruf . . . . . .) yang terdiri dari: |
||||||||
|
1. |
............................. dengan nilai sebesar Rp. .............................; |
|
|
|||||
|
2. |
............................. dengan nilai sebesar Rp. ..............................; |
|
|
|||||
|
3. |
dsb. |
|
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|||
|
Demikian laporan kami, dan atas kerjasamanya diucapkan terimakasih. |
||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|||
|
|
|
|
|
Kepala Kantor/Satuan Kerja |
||||
|
|
|
|
|
|
||||
|
|
|
|
|
|
||||
|
|
|
|
|
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . |
||||
|
|
|
|
|
NIP . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . |
||||
|
|
|
|
|
|
|
|||
|
*) sebutkan jenis
kejadian/peristiwanya |
||||||||
|
FORM 12 |
LAPORAN PERKEMBANGAN PENYELESAIAN KERUGIAN NEGARA |
|
|||||
|
NAMA
UNIT ORGANISASI/SATUAN KERJA |
||||||||
|
|
|
|
. . . . . . . tanggal . . . . . . . . . . |
|||||
|
Nomor |
: |
|
|
|||||
|
Lampiran |
: |
|
|
|||||
|
Hal |
: |
Laporan Perkembangan Penyelesaian |
|
|||||
|
|
|
|
Kerugian Negara |
|
||||
|
|
|
|
|
|
||||
|
Yth. Atasan Kepala Kantor/Satuan
Kerja bersangkutan/Sekretaris Unit Eselon I/TPKN di Jakarta |
||||||||
|
|
|
|
|
|
||||
|
Sehubungan dengan kasus kerugian negara yang terjadi pada Kantor .................... , bersama ini kami laporkan hal-hal sebagai berikut: |
||||||||
|
|
|
|
|
|
||||
|
a. |
Jumlah kasus ...................(dengan huruf) dengan jumlah kerugian negara seluruhnya sebesar Rp. ……………………. .. ( dengan huruf) |
|||||||
|
b. |
Jumlah kerugian negara yang harus
ditagih sebesar |
Rp . . . . . . . . . . . . . . . .
. |
||||||
|
c. |
Jumlah kerugian negara yang telah
dikembalikan |
Rp . . . . . . . . . . . . . . .
*). |
||||||
|
d. |
Sisa kerugian negara yang masih
harus dikembalikan |
Rp . . . . . . . . . . . . . . . .
. . |
||||||
|
|
|
|
|
|
||||
|
Sehubungan dengan hal tersebut, diharapkan bantuan Saudara untuk dapat menerbitkan Surat Keterangan Lunas kepada yang bersangkutan. **) |
||||||||
|
|
|
|
|
|
||||
|
Demikian laporan kami, atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih. |
||||||||
|
|
|
|
|
|
||||
|
|
|
|
|
Kepala Kantor/Atasan Kepala Kantor/SatuanKerja bersangkutan bersangkutan/Sekretaris Unit Eselon I |
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|||
|
|
|
|
|
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . |
|
|||
|
|
|
|
|
NIP . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . |
|
|||
|
Tembusan: |
|
|
||||||
|
Tim Penyelesaian Kerugian Negara
(TPKN) |
|
|
||||||
|
|
|
|
|
|
|
|||
|
*) |
Bukti pembayaran (SSBP) terlampir |
|
|
|||||
|
**) |
Bila kerugian negara telah
dilunasi |
|
|
|||||
|
FORM 13 |
SURAT PENYERAHAN JAMINAN |
|
|||||
|
NAMA
UNIT ORGANISASI/SATUAN KERJA |
||||||||
|
SURAT
PENYERAHAN JAMINAN |
||||||||
|
Yang bertanda tangan di bawah ini: |
||||||||
|
Nama/NIP |
: |
. . . . . . . . . . . . . . . . . /NIP . . . . . . . . . . . . . . . . |
||||||
|
Pangkat/Golongan |
: |
. . . . . . . . . . . . . . . . . /Gol. . . . . . . . . . . . . . . . . . |
||||||
|
Jabatan |
: |
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . |
||||||
|
Unit Kerja |
: |
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . |
||||||
|
Tempat Tinggal |
: |
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . |
||||||
|
dengan ini menyatakan |
||||||||
|
1. |
Bahwa sebagai tindak lanjut atas Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM) yang saya buat tanggal . . . . . . . . . . . dengan ini saya menyerahkan barang-barang, hak-hak atas barang, surat-surat berharga, hak-hak atas tagihan berupa*): |
|||||||
|
a. |
Tanah (sebutkan status Hak Milik/Adat/HGB, luas. Lokasi, bukti pemilikan dan lain-lain); |
|||||||
|
b. |
Bangunan (sebutkan permanen, semi permanen, luas, loksasi/alamat, bukti pemilikan dan lain-lain); |
|||||||
|
c. |
Barang bergerak (sebutkan jenis, nilai, bukti pemilikan dan lain-lain); |
|||||||
|
d. |
Tagihan (sebutkan jenis, nilai, bukti pemilikan dan lain-lain); |
|||||||
|
e. |
Surat-surat Berharga (sebutkan jenis, nilai, bukti pemilikan dan lain-lain). |
|||||||
|
|
Sebagai jaminan atas pengembalian kerugian negara yang menjadi tanggungjawab saya sebesar Rp . . . . . . . . . . (dengan huruf). |
|||||||
|
2. |
Bahwa barang-barang, hak atas barang/tagihan, surat-surat berharga*) tersebut telah saya serahkan kepada negara yang dalam hal ini diwakili oleh: |
|||||||
|
Nama/NIP |
: |
. . . . . . . . . . . . . . . . |
||||||
|
Pangkat/Gol |
: |
. . . . . . . . . . . . . . . . |
||||||
|
Jabatan |
: |
. . . . . . . . . . . . . . . .
(minimal pejabat eselon III) |
||||||
|
Unit Kerja |
: |
. . . . . . . . . . . . . . . . |
||||||
|
Dengan disaksikan oleh: |
||||||||
|
a. |
Nama/NIP |
: |
. . . . . . . . . . . . . . . . |
|||||
|
Pangkat/Gol |
: |
. . . . . . . . . . . . . . . . |
||||||
|
Jabatan |
: |
. . . . . .
. . . . . . . . . . |
||||||
|
Unit Kerja |
: |
. . . . . . . . . . . . . . . . |
||||||
|
b. |
Nama/NIP |
: |
. . . . . . . . . . . . . . . . |
|||||
|
Pangkat/Gol |
: |
. . . . . . . . . . . . . . . . |
||||||
|
Jabatan |
: |
. . . . . .
. . . . . . . . . . |
||||||
|
Unit Kerja |
: |
. . . . . . . . . . . . . . . . |
||||||
|
3. |
Menjamin bahwa barang-barang, hak-hak atas barang/tagihan, surat-surat berharga*), tersebut pada butir 1 di atas, adalah benar-benar milik/hak saya pribadi yang sah serta tidak dalam keadaan sengketa dan tidak terdapat beban-beban lainnya. |
|||||||
|
4. |
Apabila sampai dengan batas waktu penggantian kerugian negara yang telah ditentukan dalam SKTJM terlampaui, ternyata saya tidak mampu mengganti kerugian negara seluruhnya, maka barang-barang, hak-hak atas barang/tagihan, surat-surat berharga*), tersebut pada butir 1 di atas, saya serahkan sepenuhnya kepada negara untuk dijual, dilelang, ditagih ataupun diterima guna penyelesaian kewajiban saya berdasarkan kasus yang menjadi lampiran dari surat penyerahan jaminan ini. |
|||||||
|
5. |
Apabila hasil penjualan/pelelangan/penagihan tersebut pada butir 4 di atas ternyata kurang dari jumlah kerugian negara yang harus saya kembalikan, maka kekurangannya tetap menjadi tanggungjawab saya atau ahli waris saya. |
|||||||
|
6. |
Apabila hasil penjualan/pelelangan/penagihan tersebut pada butir 4 di atas melebihi jumlah kerugian negara yang harus saya kembalikan, maka kelebihannya akan saya/ahli waris saya terima kembali setelah dipotong biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh negara sehubungan dengan penjualan/pelelangan. |
|||||||
|
7. |
Bahwa dengan pencairan jaminan atas kerugian negara ini tidak mengesampingkan tindakan hukum pihak yang berwajib dan atau tindakan administrasi kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. |
|||||||
|
Demikian Surat Penyerahan Jaminan ini saya buat dalam keadaan sehat, sadar dan tanpa adanya paksaan atau tekanan dari pihak manapun. |
||||||||
|
. . . . . . . . . . . tanggal . .
. . . . . . . . |
||||||||
|
Yang menerima penyerahan |
Yang menyerahkan jaminan, |
|||||||
|
Jaminan, |
||||||||
|
Meterai cukup, |
||||||||
|
|
||||||||
|
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . |
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . |
|||||||
|
NIP . . . . . . . . . . . . . . .
. . . |
NIP . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . |
|||||||
|
Saksi-saksi |
||||||||
|
1. . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . |
||||||||
|
2. . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . |
||||||||
|
*) sebutkan jaminan yang
diserahkan |
||||||||
|
FORM 14 |
SURAT KUASA MENJUAL DAN/ATAU MENCAIRKAN BARANG DAN/ATAU KEKAYAAN LAIN |
|||||
|
SURAT KUASA MENJUAL DAN/ATAU MENCAIRKAN BARANG DAN/ATAU KEKAYAAN LAIN |
||||||
|
Yang bertanda tangan di bawah ini: |
||||||
|
Nama/NIP |
: |
. . . . . . . . . . . . . . . .
/NIP . . . . . . . . . . . . . . . |
||||
|
Pangkat/Golongan |
: |
. . . . . . . . . . . . . . . .
/Gol. . . . . . . . . . . . . . . . |
||||
|
Jabatan |
: |
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . |
||||
|
Unit Kerja |
: |
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . |
||||
|
Alamat |
: |
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . |
||||
|
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . |
||||||
|
Dengan ini memberi kuasa kepada: |
||||||
|
Nama/NIP |
: |
. . . . . . . . . . . . . . . .
/NIP . . . . . . . . . . . . . . . |
||||
|
Pangkat/Golongan |
: |
. . . . . . . . . . . . . . . .
/Gol. . . . . . . . . . . . . . . . |
||||
|
Jabatan |
: |
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . |
||||
|
Unit Kerja |
: |
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . |
||||
|
Alamat |
: |
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . |
||||
|
Dalam hal ini bertindak untuk dan
atas nama Negara (Menteri Keuangan Republik Indonesia) dan dalam melakukan: |
||||||
|
|
khusus |
|
||||
|
untuk dan atas nama pemberi kuasa melakukan tindakan hukum berupa menjual dan/atau mencairkan barang-barang, hak-hak atas barang, surat-surat berharga, hak-hak atas tagihan yang telah diserahkan kepada Negara sesuai dengan surat penyerahan jaminan tanggal . . . . . . . . . . . . . . untuk disetorkan ke kas negara sebagai penyelesaian kerugian negara. |
||||||
|
Demikian surat kuasa ini diberikan
dengan substitusi. |
||||||
|
. . . . . . . . . . tanggal . . . . . . . . |
||||||
|
Yang menerima kuasa, |
Yang memberi kuasa, |
|||||
|
Megterai cukup |
||||||
|
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . |
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . |
|||||
|
NIP . . . . . . . . . . . . . . .
. |
NIP . . . . . . . . . . . . . . . |
|||||
|
FORM 15 |
SURAT KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PEMBEBANAN KERUGIAN NEGARA SEMENTARA |
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
T E N T A N G
PEMBEBANAN KERUGIAN NEGARA SEMENTARA
KEPADA SDR. . . . . . . . . . NIP. . . . . . . . .
PEGAWAI PADA KANTOR
. . . . . . . . . . . . . . . . .
MENTERI KEUANGAN,
|
Menimbang |
: |
a. |
bahwa berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan ……..berikut lampirannya Sdr. . . . . . NIP . . . . selaku Bendahara, dinyatakan terbukti/dapat dipersalahkan karena tidak dapat mempertanggungjawabkan dana yang dikuasainya sehingga mengakibatkan kekurangan perbendaharaan sebesar Rp . . . . . . (dengan huruf); |
|
|
|
|
b. |
bahwa dengan keputusan Hakim Pengadilan Negeri …………… telah menjatuhkan sanksi kepada Bendahara bersangkutan berupa ……….. tidak mengurangi hak negara untuk menuntut kepada Sdr. …….. mengganti kekurangan perbendaharaan tersebut; |
|
|
|
|
c. |
bahwa upaya penyelesaian kerugian negara yang ditempuh …………..… (sebutkan berhasil atau tidak); |
|
|
|
|
d. |
bahwa untuk menjamin kepentingan negara, kepada Sdr. ….. NIP . . . . . perlu dikenakan Pembebanan Kerugian Negara Sementara sebesar Rp . . . . (dengan huruf); |
|
|
|
|
e. |
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu menetapkan Keputusan Menteri Keuangan tentang Pembebanan Kerugian Negara Sementara kepada Sdr. . . . . NIP . . . pegawai . . . .; |
|
|
Mengingat |
: |
1. |
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); |
|
|
|
|
2. |
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); |
|
|
|
|
3. |
Peraturan Menteri Keuangan Nomor ……/PMK.01/….. tentang Penyelesaian Kerugian Negara Terhadap Bendahara Di Lingkungan Departemen Keuangan; |
|
|
|
|
4. |
...............................................................................................................................; |
|
|
Memperhatikan |
: |
Pendapat Tim Pertimbangan Penyelesaian Kerugian Negara Yang dibentuk dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor ……. . . . . . . . . . |
||
|
|
|
MEMUTUSKAN: |
||
|
Menetapkan |
: |
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PEMBEBANAN KERUGIAN NEGARA SEMENTARA KEPADA SDR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . NIP. . . . . . . . . . . . . PEGAWAI PADA KANTOR . . . . . . . . . . . |
||
|
PERTAMA |
|
Membebani kerugian negara sementara terhadap Saudara………............ (nama, pangkat, jabatan, NIP..................................) selaku Bendahara/Pengampu/Waris/Keluarga dari Bendahara*) pada ...................... sebesar Rp ...............……… (dengan huruf). |
||
|
KEDUA |
|
Menugaskan kepada TPKN Departemen Keuangan untuk menagih dan meminta kepada Saudara...................... agar menyetor ke Kas Negara sejumlah kerugian negara tersebut. |
||
|
KETIGA |
|
Keputusan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. |
||
|
|
|
Salinan Keputusan ini disampaikan kepada: |
||
|
|
|
1. |
Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; |
|
|
|
|
2. |
Inspektur Jenderal Departemen Keuangan; |
|
|
|
|
3. |
Sekretaris unit eselon I bersangkutan; |
|
|
|
|
4. |
Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Departemen Keuangan; |
|
|
|
|
5. |
Kepala Kantor/Satuan Kerja bersangkutan; |
|
|
|
|
6. |
Sdr. . . . . . . . . . . . . NIP . . . .. . . . . . . . |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Ditetapkan di Jakarta |
|
|
|
|
|
pada tanggal |
|
|
|
|
a.n. |
MENTERI KEUANGAN, |
|
|
|
|
|
SEKRETARIS JENDERAL |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . |
|
|
|
|
|
|
|
*) Coret yang tidak perlu. |
|
|||
|
FORM 16 |
PENYAMPAIAN SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN |
|
|||||
|
NAMA UNIT ORGANISASI/SATUAN KERJA |
||||||||
|
|
||||||||
|
Nomor |
: |
|
|
Jakarta, . . . . . . . . . . . . .
. . |
||||
|
Sifat |
: |
|
|
|
||||
|
Lampiran |
: |
|
|
|
||||
|
Hal |
: |
Penyampaian Salinan Keputusan
Menteri Keuangan |
|
|
||||
|
|
|
Nomor ........................ tanggal ............................ |
|
|
||||
|
|
|
|
|
|
||||
|
Yth. Kepala Kantor/Satuan Kerja
bersangkutan |
||||||||
|
di |
||||||||
|
....................... |
||||||||
|
|
|
|
|
|
||||
|
Bersama ini disampaikan 2 (dua) eksemplar salinan Keputusan Menteri Keuangan Nomor .............. tanggal ........... tentang Pembebanan Kerugian Negara Sementara kepada Sdr. .................. NIP.................. pegawai pada Kantor.........., masing-masing untuk Sdr................. (pegawai bersangkutan) dan untuk Kepala Kantor/Satuan Kerja pegawai bersangkutan. |
||||||||
|
Setelah diterimakan kepada yang bersangkutan, satu lembar tanda terima yang telah dibubuhi tanggal dan tanda tangan Sdr...... mohon disampaikan kembali kepada kami guna proses tindak lanjut. |
||||||||
|
Selanjutnya kepada Saudara, guna proses tindak lanjut penyelesaian kerugian negara sesuai dengan ketentuan pada Pedoman Penyelesaian Ganti kerugian Negara Terhadap Bendahara di Lingkungan Departemen Keuangan. |
||||||||
|
Atas perhatian dan bantuan Saudara diucapkan terima kasih. |
||||||||
|
|
|
|
|
|
||||
|
|
|
|
Kepala Biro Perencanaan dan
Keuangan |
|||||
|
|
|
|
|
|
||||
|
|
|
|
|
|
||||
|
|
|
|
|
|
||||
|
|
|
|
.............................................................. |
|||||
|
Tembusan: |
|
|
||||||
|
1. |
1. Sekretaris Jenderal Departemen
Keuangan;. |
|
|
|||||
|
2. |
Sekretaris unit eselon I
bersangkutan. |
|
|
|||||
|
FORM 17 |
TANDA TERIMA TELAH MENERIMA SURAT KEPUTUSAN PEMBEBANAN KERUGIAN NEGARA SEMENTARA |
TANDA - TERIMA
|
Pada hari ini . . . . . . . . . . . . . tanggal . . . . . . . . . . . tahun . . . . . . yang bertanda tangan di bawah ini: |
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
Nama/NIP |
: |
. . . . . . . . . . . . . . /NIP .
. . . . . . . . . . . |
|
|
|
Pangkat/Gol. |
: |
. . . . . . . . . . . . . . /Gol. . . . . . . . . . . . . |
|
|
|
Jabatan |
: |
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . |
|
|
|
Unit Kerja |
: |
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . |
|
|
|
Alamat Rumah |
: |
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . |
|
|
|
|
|
|
|
|
Telah menerima Surat Keputusan Pembebanan Kerugian Negara Sementara Nomor . . . . . . . . . . . . . . tanggal . . . . . . . . . . |
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
Mengetahui |
Yang menerima |
||
|
|
Kepala Kantor . . . . . . . . . .
. |
|
||
|
|
|
|
||
|
|
|
|
||
|
|
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . |
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . |
||
|
|
NIP . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . |
NIP . . . . . . . . . . . . . . . |
||
|
FORM 18 |
KONFIRMASI KEBERATAN BENDAHARA ATAS KASUS KERUGIAN NEGARA |
|
NAMA
UNIT ORGANISASI/SATUAN KERJA |
|||
|
|
|
|
|
|
Nomor |
: |
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . |
Tanggal . . . .
. . . . . . . . . |
|
Lampiran |
: |
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . |
|
|
Hal |
: |
Konfirmasi Keberatan Bendahara
Atas |
|
|
|
|
Kasus Kerugian Negara |
|
|
|
|
|
|
|
Yth. Ketua Badan Pemeriksa
Keuangan |
|||
|
Republik Indonesia |
|||
|
di |
|||
|
Jakarta |
|||
|
|
|||
|
Sehubungan dengan keberatan Bendahara atas nama............. kantor.............. yang disampaikan kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melalui surat Nomor..... hal....... tanggal........... sampai dengan saat ini keberatan yang diajukan Bendahara bersangkutan belum mendapat putusan dari BPK. Sesuai dengan Pasal 24 dan Pasal 28 pada Peraturan BPK Nomor 3 Tahun 2007 tentang Tata Cara Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara, bahwa BPK menerima atau menolak keberatan Bendahara dalam kurun waktu 6 (enam) bulan sejak surat keberatan dari Bendahara diterima oleh BPK dan apabila setelah jangka waktu 6 (enam) bulan terlampaui, BPK tidak mengeluarkan putusan atas keberatan yang diajukan Bendahara maka keberatan dari Bendahara diterima. |
|||
|
Dengan memperhatikan ketentuan tersebut di atas, kerugian negara terhadap Bendahara atas nama.............. pada kantor................ dapat dihapuskan dan dikeluarkan dari daftar kerugian negara Departemen Keuangan. |
|||
|
Demikian kami sampaikan, terima kasih atas perhatian dan kerja samanya. |
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sekretaris Jenderal, |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. |
|
FORM 19 |
BERITA ACARA PENYEGELAN |
|
NAMA UNIT ORGANISASI/SATUAN KERJA |
|||||
|
BERITA
ACARA PENYEGELAN |
|||||
|
Pada hari ini . . . . . . . tanggal . . . . . . . . Tim Pemeriksa ……… berdasarkan Surat Tugas Nomor : ST- . . . . . . Tanggal . . . . ., telah melakukan tindakan penyegelan terhadap: |
|||||
|
1. |
Casette/peti
uang |
: |
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . |
||
|
2. |
Brandkas |
: |
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . |
||
|
3. |
Gudang |
: |
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . |
||
|
4. |
Khasanah |
: |
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . |
||
|
5. |
Almari/filling cabinet |
: |
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . |
||
|
6. |
dan lain-lain |
: |
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . |
||
|
yang kesemuanya berada di . . . . . . . . . . . . (nama unit organisasi/satuan kerja) sehubungan dengan terjadinya kerugian negara yang dilakukan oleh: |
|||||
|
Nama/NIP |
: |
.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . |
|||
|
Pangkat |
: |
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . |
|||
|
Jabatan |
: |
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . |
|||
|
Unit Kerja |
: |
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . |
|||
|
Tindakan penyegelan dilakukan
dengan dihadiri oleh saksi-saksi sebagai berikut: |
|||||
|
1. |
Nama/NIP |
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . |
|||
|
Pangkat |
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . |
||||
|
Jabatan |
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . |
||||
|
Unit Kerja |
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . |
||||
|
2. |
Nama/NIP |
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . |
|||
|
Pangkat |
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . |
||||
|
Jabatan |
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . |
||||
|
Unit Kerja |
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . |
||||
|
Demikian Berita Acara Penyegelan
ini dibuat dengan sebenarnya. |
|||||
|
. . . . . . . . . tanggal . . . . . . . . |
|||||
|
Mengetahui: |
Ketua Tim |
||||
|
Kepala Kantor |
|||||
|
. . . . . . . . . . . . . |
. . . . . . . . . . . |
||||
|
Saksi-saksi |
|||||
|
1. |
. . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . |
||||
|
2. |
. . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . |
||||
|
FORM 20 |
DAFTAR KERUGIAN NEGARA |
DAFTAR KERUGIAN NEGARA
|
TRIWULAN |
: |
|||||||||
|
TAHUN |
: |
|||||||||
|
KANTOR |
: |
|||||||||
|
No |
Nama Bendahara |
No./Tgl. SKTJM/SK Pembebasan Sementara/SK Pembebanan |
Uraian Kasus/Tahun kejadian |
Jumlah Kerugian Negara (Rp) |
Jumlah Pembayaran/ Angsuran s.d. Bulan ... (Rp) |
Sisa Kerugian (Rp) |
Jenis dan Jumlah Barang Jaminan
|
Ket. *) |
||
|
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
9 |
||
|
..............., ...................................... |
||||||||||
|
Instansi |
||||||||||
|
..................................... |
||||||||||
|
(......................................) |
||||||||||
|
Petunjuk Pengisian: |
||||||||||
|
1) |
Diisi dengan nomor urut |
|||||||||
|
2) |
Diisi dengan nama bendahara yang mengakibatkan terjadinya kerugian negara. |
|||||||||
|
3) |
Diisi dengan No./Tgl. SKTJM/SK Pembebanan Sementara/SK Pembebanan (apabila ada). |
|||||||||
|
4) |
Diisi dengan uraian kasus/tahun kejadian. |
|||||||||
|
5) |
Diisi dengan jumlah kerugian negara (dalam rupiah). |
|||||||||
|
6) |
Diisi
dengan jumlah pembayaran yang telah diterima oleh instansi dari Bendahara. |
|||||||||
|
7) |
Diisi
dengan jumlah kolom 5 dikurangi kolom 6. |
|||||||||
|
8) |
Diisi
dengan jenis dan jumlah barang jaminan (apabila ada). |
|||||||||
|
9) |
Diisi
dengan : |
|||||||||
|
- Pelaksanaan SKTJM, mis.
lunas tunai atau melalui penjualan barang; |
||||||||||
|
- Pelaksanaan SK Pembebanan Sementara,
mis. telah/belum dilaksanakan Sita Jaminan; |
||||||||||
|
- Pelaksanaan SK Pembebanan,
mis. tunai atau penyitaan dan penjualan barang (eksecutoir
beslaag). |
||||||||||
|
FORM 21 |
SURAT PENYERAHAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA KE PUPN |
|
Nomor |
: |
S- .../ ......../
.......... |
||
|
Sifat |
: |
Rahasia Segera |
||
|
Hal |
: |
Penyerahan Pengurusan Piutang
Negara |
||
|
a.n. Sdr. Xxxxx (mantan Bendahara
pada xxx) |
||||
|
Yth. Ketua Panitia Urusan Piutang
Negara Cabang xxxxx |
||||
|
Melalui Kepala KPKNL xxxx |
||||
|
Jalan............. |
||||
|
Kota xxxxxxx |
||||
|
Sehubungan dengan penyelesaian kerugian negara yang berasal dari kekurangan perbendaharaan a.n Sdr. Xxxxx (mantan Bendahara pada xxxxx) dengan ini kami serahkan pengurusan piutang negara dimaksud untuk Saudara selesaikan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. |
||||
|
Untuk mendukung kelengkapan informasi terkait penyelesaian piutang tersebut, bersama ini terlampir kami sampaikan salinan/fotokopi dokumen sebagai berikut: |
||||
|
a. |
Identitas penanggung hutang; |
|||
|
b. |
Hasil pemeriksaan yang mengungkapkan adanya kerugian negara; |
|||
|
c. |
Berita Acara Pemeriksaan Kas; |
|||
|
d. |
Bukti angsuran kerugian negara; |
|||
|
e. |
Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak dari Benadahara; |
|||
|
f. |
Surat Kuasa Pemotongan Gaji/Penghasilan dari Bendahara (bila ada); |
|||
|
g. |
Surat Keputusan Pembebanan Sementara dari Menteri Keuangan; |
|||
|
h. |
Surat Keputusan Penetapan Batas Waktu dari BPK (bila ada); |
|||
|
i. |
Surat Keputusan Penetapan dari BPK terhadap Pengampu/Ahli Waris/Yang berhak harus bertanggung jawab atas kekurangan perbendaharaan; |
|||
|
j. |
Resume kasus kerugian negara; |
|||
|
Berkenaan dengan hal tersebut, dengan ini diminta agar setiap perkembangan pengurusan piutang dimaksud dapat Saudara sampaikan kepada kami. |
||||
|
Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih. |
||||
|
a.n. Menteri Keuangan |
||||
|
Sekretaris Jenderal |
||||
|
Nama xxxxxxxxxxxx |
||||
|
NIP xxxxxxxxxxxxx |
||||
|
Tembusan: |
||||
|
1. |
Menteri Keuangan; |
|||
|
2. |
Dirjen Kekayaan Negara, selaku
ketua PUPN Pusat; |
|||
|
3. |
Pejabat Eselon I
............ (organisasi Bendahara). |
|||
|
FORM 22 |
RESUME PENYELESAIAN KASUS KERUGIAN NEGARA OLEH TIM PENYELESAIAN KERUGIAN NEGARA |
|
|
Lampiran surat Nomor |
||
|
|
Nomor |
: |
S- / ...../ ... |
|
|
Tanggal |
: |
xxxxxxxxxxx |
RESUME
PENYELESAIAN KASUS KERUGIAN NEGARA
OLEH TIM PENYELESAIAN KERUGIAN NEGARA
|
1. |
Instansi Pemilik Piutang |
: |
Unit Eselon I, Badan/Direktorat/......... |
||
|
2. |
Surat Penyerahan |
: |
No: ......./......./ tanggal |
||
|
3. |
Penanggung utang |
: |
|
||
|
4. |
Alamat |
: |
Jalan....
|
||
|
5 |
Penjamin utang |
: |
1. |
|
|
|
|
|
|
2. |
||
|
6. |
Jumlah kerugian negara |
|
Rp. |
.................... |
|
|
|
|
|
(terbilang............) |
||
|
|
Rincian |
: |
Rp |
|
|
|
|
Xxxxxx |
: |
Rp |
|
|
|
|
Xxxxxx |
: |
Rp |
|
|
|
|
Xxxxxx |
: |
Rp |
|
|
|
7. |
Dasar hukum terjadinya |
: |
a. |
Laporan hasil pemeriksaan
Nomor....... Tanggal....... |
|
|
Hutang kepada negara |
|
b. |
Berita Acara Pemeriksaan Kas
Nomor.......... Tanggal........ |
||
|
|
c. |
SKTJM Nomor
........ Tanggal ......... |
|||
|
|
d. |
Surat Kuasa Pemotongan
Gaji/Penghasilan dari |
|||
|
|
Bendahara Tanggal
........ |
||||
|
|
e. |
SKPBS Nomor
......... Tanggal ....... |
|||
|
|
f. |
SKPBW dari BPK RI Nomor ......... Tanggal .......... |
|||
|
|
g. |
Surat Keputusan Penetapan dari BPK
terhadap |
|||
|
|
|
|
|
Pengampu/Ahli Waris/Yang berhak
harus bertanggung jawab atas kekurangan perbendaharaan Nomor
....... Tanggal ...... |
|
|
8. |
Barang jaminan |
: |
|
Berupa :............................................................ |
|
|
Bukti kepemilikan yang dikuasai berupa .............. |
|||||
|
9. |
Permasalahan saat ini
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
MENTERI
KEUANGAN |
|||||
|
ttd. |
|||||
|
SRI
MULYANI INDRAWATI |
|||||