PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 24 TAHUN 2010
TENTANG
PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN
I. |
UMUM |
||||
Hutan sebagai salah satu penentu sistem penyangga kehidupan, keberadaannya harus dipertahankan secara optimal dengan luasan yang cukup dan dijaga agar daya dukungnya tetap lestari. Pembangunan kehutanan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang tidak terpisahkan sehingga harus selaras dengan dinamika pembangunan nasional. |
|||||
Penggunaan kawasan hutan bertujuan untuk mengatur penggunaan sebagian kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan tanpa mengubah fungsi pokok kawasan hutan. |
|||||
Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan hanya dapat dilakukan dalam kawasan hutan produksi dan kawasan hutan lindung. |
|||||
Pembangunan di luar kegiatan kehutanan yang dapat menggunakan kawasan hutan meliputi kegiatan religi, pertambangan, instalasi pembangkit, transmisi, dan distribusi listrik serta teknologi energi baru dan terbarukan, pembangunan jaringan telekomunikasi, stasiun pemancar radio stasiun relay televisi, jalan umum, jalan tol, jalur kereta api, sarana transportasi yang tidak dikategorikan sebagai sarana transportasi umum untuk keperluan pengangkutan hasil produksi, sarana dan prasarana sumber daya air, pembangunan jangan instalasi air, dan saluran air bersih dan/atau air limbah, fasilitas umum, industri terkait kehutanan, pertahanan dan keamanan, prasarana penunjang keselamatan umum, atau penampungan sementara korban bencana alam. |
|||||
Penggunaan kawasan hutan wajib mempertimbangkan batasan luas, jangka waktu tertentu, dan kelestarian lingkungan. |
|||||
II. |
PASAL DEMI PASAL |
||||
Pasal 1 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 2 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 3 |
|||||
Ayat (1) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Ayat (2) |
|||||
Luas penggunaan kawasan hutan untuk pemberian izin pinjam pakai kawasan hutan dibatasi guna menjamin kelestarian hutan dan keberlanjutan usaha di bidang kehutanan. |
|||||
Ayat (3) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 4 |
|||||
Ayat (1) |
|||||
Yang dimaksud dengan "kegiatan yang mempunyai tujuan strategis" adalah kegiatan yang diprioritaskan karena mempunyai pengaruh yang sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan keamanan negara, pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan. |
|||||
Ayat (2) |
|||||
Pemohon dalam mengusulkan kegiatan pembangunan di luar kehutanan harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan. |
|||||
Huruf a |
|||||
Kegiatan religi misalnya tempat ibadah, tempat pemakaman, dan wisata rohani. |
|||||
Huruf b |
|||||
Kegiatan pertambangan meliputi pertambangan minyak dan gas bumi, mineral, batubara, dan panas bumi. |
|||||
Huruf c |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Huruf d |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Huruf e |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Huruf f |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Huruf g |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Huruf h |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Huruf i |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Huruf j |
|||||
Kegiatan pertahanan dan keamanan misalnya antara lain pusat latihan tempur, stasiun radar, dan menara pengintai. |
|||||
Huruf k |
|||||
Prasarana penunjang keselamatan umum misalnya keselamatan lalulintas laut, lalulintas udara, dan sarana meteorologi, klimatologi, dan geofisika. |
|||||
Huruf l |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 5 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 6 |
|||||
Ayat (1) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Ayat (2) |
|||||
Huruf a |
|||||
Lokasi lahan kompensasi ditetapkan sesuai dengan atau diintegrasikan dalam proses perubahan rencana tata ruang. |
|||||
Huruf b |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Huruf c |
|||||
Angka 1 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Angka 2 |
|||||
Yang dimaksud dengan "survei dan eksplorasi" antara lain meliputi kegiatan pertambangan dan arkeologi. |
|||||
Ayat (3) |
|||||
Yang dimaksud dengan "contoh ruah" adalah suatu kegiatan eksplorasi tambang untuk mengambil contoh mineral dan batubara. |
|||||
Ayat (4) |
|||||
Dalam peraturan Menteri paling sedikit memuat ketentuan mengenai: |
|||||
a. |
jenis pohon yang ditanam; dan |
||||
b. |
penetapan lokasi yang akan direhabilitasi. |
||||
Pasal 7 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 8 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 9 |
|||||
Ayat (1) |
|||||
Huruf a |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Huruf b |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Huruf c |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Huruf d |
|||||
Yang dimaksud dengan "badan usaha" adalah: |
|||||
1) |
badan usaha milik negara; |
||||
2) |
badan usaha milik daerah; |
||||
3) |
badan usaha milik swasta yang berbadan hukum Indonesia; |
||||
4) |
bentuk usaha tetap; |
||||
5) |
koperasi. |
||||
Huruf e |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Ayat (2) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Ayat (3) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 10 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 11 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 12 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 13 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 14 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 15 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 16 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 17 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 18 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 19 |
|||||
Ayat (1) |
|||||
Monitoring dilakukan sebagai pembinaan agar pemegang izin pinjam pakai kawasan hutan memenuhi kewajiban sebagaimana ditetapkan dalam izin. |
|||||
Pasal 20 |
|||||
Ayat (1) |
|||||
Huruf a |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Huruf b |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Huruf c |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Huruf d |
|||||
Berubah fungsi hutan misalnya: | |||||
a. |
izin pinjam pakai diberikan untuk kegiatan tambang terbuka pada hutan produksi, kemudian berubah menjadi hutan lindung. |
||||
b. |
izin pinjam pakai diberikan untuk kegiatan tambang pada hutan produksi atau hutan lindung, kemudian berubah menjadi hutan konservasi. |
||||
Ayat (2) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Ayat (3) |
|||||
Cukup jelas |
|||||
Pasal 21 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 22 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 23 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 24 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 25 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 26 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 27 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5112 |