
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 108 TAHUN 2013
TENTANG
BENTUK DAN ISI LAPORAN PENGELOLAAN
PROGRAM JAMINAN SOSIAL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
|
Menimbang |
: |
bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 37 ayat (7) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Bentuk dan Isi Laporan Pengelolaan Program Jaminan Sosial; |
||||||
|
Mengingat |
: |
1. |
Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; |
|||||
|
2. |
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); |
|||||||
|
3. |
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5256); |
|||||||
|
MEMUTUSKAN: |
||||||||
|
Menetapkan |
: |
PERATURAN PRESIDEN TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL. |
||||||
|
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1 |
||||||||
|
Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan: |
||||||||
|
1. |
Dewan Jaminan Sosial Nasional, yang selanjutnya disingkat DJSN, adalah dewan yang berfungsi untuk membantu Presiden dalam perumusan kebijakan umum dan sinkronisasi penyelenggaraan Sistem Jaminan Sosial Nasional. |
|||||||
|
2. |
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat BPJS adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial. |
|||||||
|
3. |
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan, yang selanjutnya disebut BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan. |
|||||||
|
4. |
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan yang selanjutnya disebut BPJS Ketenagakerjaan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan pensiun, dan jaminan hari tua. |
|||||||
|
5. |
Fasilitas Kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat. |
|||||||
|
6. |
Laporan Keuangan BPJS adalah laporan keuangan BPJS dan laporan keuangan dana jaminan sosial. |
|||||||
|
BAB II LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM
|
||||||||
|
(1) |
BPJS sebagai badan hukum publik wajib menyampaikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya dalam bentuk laporan pengelolaan program tahunan kepada Presiden dengan tembusan kepada DJSN paling lambat tanggal 30 Juni tahun berikutnya. |
|||||||
|
(2) |
Kewajiban menyampaikan laporan pengelolaan program sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku terhadap: |
|||||||
|
a. |
BPJS Kesehatan; dan |
|||||||
|
b. |
BPJS Ketenagakerjaan. |
|||||||
|
Pasal 3 |
||||||||
|
Periode laporan pengelolaan program sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dimulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember. |
||||||||
|
Pasal 4 |
||||||||
|
Laporan pengelolaan program sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dipublikasikan dalam bentuk ringkasan eksekutif melalui media massa elektronik dan melalui paling sedikit 2 (dua) media massa cetak yang memiliki peredaran luas secara nasional, paling lambat tanggal 31 Juli tahun berikutnya. |
||||||||
|
Pasal 5 |
||||||||
|
(1) |
Laporan pengelolaan program sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dimaksudkan untuk: |
|||||||
|
a. |
menilai kinerja BPJS; |
|||||||
|
b. |
memenuhi prinsip keterbukaan dalam pengelolaan program jaminan sosial; dan |
|||||||
|
c. |
memperbaiki kinerja BPJS. |
|||||||
|
(2) |
Laporan pengelolaan program sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan tugas BPJS. |
|||||||
|
BAB III
|
||||||||
|
Bentuk laporan pengelolaan Program Jaminan Sosial oleh BPJS sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Presiden ini. |
||||||||
|
BAB IV ISI LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL
Pasal 7 |
||||||||
|
(1) |
Laporan pengelolaan program terdiri atas Laporan Pengelolaan Program oleh BPJS Kesehatan dan Laporan Pengelolaan Program oleh BPJS Ketenagakerjaan. |
|||||||
|
(2) |
Isi laporan pengelolaan program sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat: |
|||||||
|
a. |
pendahuluan; |
|||||||
|
b. |
aspek kelembagaan; |
|||||||
|
c. |
aspek penyelenggaraan program; |
|||||||
|
d. |
aspek keuangan; |
|||||||
|
e. |
laporan tindak lanjut hasil pengawasan; dan |
|||||||
|
f. |
penutup. |
|||||||
|
(3) |
Pendahuluan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a paling sedikit memuat: |
|||||||
|
a. |
kondisi umum; |
|||||||
|
b. |
kondisi perekonomian; |
|||||||
|
c. |
visi dan misi; |
|||||||
|
d. |
susunan Direksi dan Dewan Pengawas; dan |
|||||||
|
e. |
gambaran singkat kinerja BPJS; |
|||||||
|
(4) |
Aspek kelembagaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b paling sedikit memuat: |
|||||||
|
a. |
organisasi dan sumber daya manusia; |
|||||||
|
b. |
sumber daya sarana; |
|||||||
|
c. |
sistem teknologi informasi; |
|||||||
|
d. |
sistem manajemen risiko; dan |
|||||||
|
e. |
sistem pengawasan internal. |
|||||||
|
(5) |
Aspek penyelenggaraan program sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c paling sedikit memuat: |
|||||||
|
a. |
realisasi rencana kerja program; |
|||||||
|
b. |
kinerja operasional: |
|||||||
|
1. |
perkembangan kepesertaan program; |
|||||||
|
2. |
penerimaan iuran program; |
|||||||
|
3. |
pembayaran manfaat program; |
|||||||
|
4. |
kualitas pelayanan; dan |
|||||||
|
5. |
manajemen keluhan. |
|||||||
|
(6) |
Aspek keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d paling sedikit memuat: |
|||||||
|
a. |
dana jaminan sosial yang mencakup: |
|||||||
|
1. |
pendapatan iuran; |
|||||||
|
2. |
beban jaminan dan beban layanan jaminan sosial; |
|||||||
|
3. |
beban penyisihan piutang iuran; |
|||||||
|
4. |
kinerja investasi: |
|||||||
|
a) |
dana investasi; |
|||||||
|
b) |
pendapatan investasi; dan |
|||||||
|
c) |
beban investasi program. |
|||||||
|
5. |
biaya operasional; |
|||||||
|
6. |
pendapatan dan beban lainnya; |
|||||||
|
7. |
surplus dana jaminan sosial per program; dan |
|||||||
|
8. |
laporan posisi pendanaan program yang terdiri atas: |
|||||||
|
a) |
laporan posisi pendanaan program untuk BPJS Kesehatan memuat informasi mengenai likuiditas aset dan kecukupan aset netto dana jaminan sosial; |
|||||||
|
b) |
laporan posisi pendanaan program untuk BPJS Ketenagakerjaan memuat informasi mengenai: |
|||||||
|
1) |
jumlah aset masing-masing dana jaminan sosial pada setiap periode jatuh tempo (maturitas); |
|||||||
|
2) |
jumlah liabilitas masing-masing dana jaminan sosial pada setiap periode jatuh tempo (maturitas); |
|||||||
|
3) |
tingkat likuiditas; dan |
|||||||
|
4) |
tingkat solvabilitas. |
|||||||
|
b. |
dana BPJS mencakup: |
|||||||
|
1. |
pendapatan operasional; |
|||||||
|
2. |
pendapatan investasi; |
|||||||
|
3. |
biaya operasional; |
|||||||
|
4. |
pendapatan dan biaya lainnya; |
|||||||
|
5. |
surplus BPJS; dan |
|||||||
|
6. |
belanja barang modal. |
|||||||
|
(7) |
Laporan tindak lanjut hasil pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf e terdiri atas laporan: |
|||||||
|
a. |
Dewan Pengawas; |
|||||||
|
b. |
Pengawasan Internal; dan |
|||||||
|
c. |
Pengawasan Eksternal. |
|||||||
|
(8) |
Penutup sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f paling sedikit memuat: |
|||||||
|
a. |
kesimpulan; dan |
|||||||
|
b. |
hal yang perlu mendapat perhatian Pemerintah. |
|||||||
|
BAB V
|
||||||||
|
(1) |
Laporan pengelolaan program BPJS merupakan bagian dari pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas BPJS. |
|||||||
|
(2) |
Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selain memuat laporan pengelolaan program BPJS juga memuat laporan keuangan BPJS yang telah diaudit oleh akuntan publik. |
|||||||
|
(3) |
Pertanggungjawaban BPJS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat dituangkan dalam bentuk laporan tahunan. |
|||||||
|
(4) |
Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan kepada Presiden dengan tembusan DJSN. |
|||||||
|
BAB VI
|
||||||||
|
Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. |
||||||||
|
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Presiden ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. |
||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Ditetapkan di Jakarta |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
pada tanggal 27 Desember 2013 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
ttd. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO |
|
Diundangkan di Jakarta |
||||||||
|
pada tanggal 27 Desember 2013 |
||||||||
|
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA |
||||||||
|
ttd. |
||||||||
|
AMIR SYAMSUDIN |
||||||||
|
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 252 |
||||||||