MENTERI KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

SALINAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 230/PMK.05/2009

TENTANG

PENGHAPUSAN PIUTANG BADAN LAYANAN UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KEUANGAN,

 

Menimbang

:

bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Penghapusan Piutang Badan Layanan Umum;

Mengingat

:

1.

Undang-Undang Nomor 49 Prp. Tahun 1960 tentang Panitia Urusan Piutang Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2104);

 

 

2.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

 

 

3.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

 

 

4.

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

 

 

5.

Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/ Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4488) sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 33 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4652);

 

 

6.

Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502);

 

 

7.

Peraturan Presiden Nomor 89 Tahun 2006 tentang Panitia Urusan Piutang Negara;

 

 

8.

Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009;

 

 

9.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 128/ PMK.06/ 2007 tentang Pengurusan Piutang Negara, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 88/ PMK.06/ 2009;

 

 

MEMUTUSKAN :

Menetapkan

:

PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PENGHAPUSAN PIUTANG BADAN LAYANAN UMUM.

 

 

BAB I

KETENTUAN UMUM

 

 

Pasal 1

 

 

Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini yang dimaksud dengan:

 

 

1.

Badan Layanan Umum, yang selanjutnya disingkat BLU, adalah instansi di lingkungan Pemerintah Pusat yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/ atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.

 

 

2.

Piutang Negara adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada Pemerintah Pusat dan/atau hak Pemerintah Pusat yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat per anjian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau akibat lainnya yang sah.

 

 

3.

Piutang BLU adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada BLU dan/atau hak BLU yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat per janjian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau akibat lainnya yang sah.

 

 

4.

Panitia Urusan Piutang Negara, yang untuk selanjutnya disingkat PUPN, adalah Panitia yang bersifat interdepartemental dan bertugas mengurus Piutang Negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 49 Prp. Tahun 1960.

 

 

5.

Penanggung Utang Kepada BLU, yang untuk selanjutnya disebut Penanggung Utang, adalah Badan atau orang yang berutang kepada BLU menurut peraturan, perjanjian atau sebab apapun termasuk badan atau orang yang menjamin seluruh penyelesaian utang penanggung utang.

 

 

6.

PSBDT adalah Piutang Negara Sementara Belum Dapat Ditagih.

 

 

Pasal 2

 

 

(1)

Ruang lingkup penghapusan piutang BLU dalam Peraturan Menteri Keuangan ini mengatur mengenai penghapusan secara bersyarat terhadap piutang BLU yang bersumber dari pendapatan BLU (PNBP).

 

 

(2)

Penghapusan secara mutlak terhadap piutang BLU dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang penghapusan Piutang Negara.

 

 

BAB II

PENGELOLAAN PIUTANG BLU

 

 

Pasal 3

 

 

(1)

Piutang BLU merupakan piutang negara.

 

 

(2)

Piutang BLU terjadi sehubungan dengan penyerahan barang, jasa, dan/ atau transaksi lainnya yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan kegiatan BLU.

 

 

Pasal 4

(1)

Piutang BLU dikelola dan diselesaikan secara tertib, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab serta dapat memberikan nilai tambah, sesuai dengan praktek bisnis yang sehat.

 

 

(2)

Dalam rangka penyelenggaraan pengelolaan piutang BLU sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemimpin BLU wajib menetapkan pedoman pengelolaan piutang BLU yang disetujui menteri/pimpinan lembaga yang bersangkutan.

 

 

(3)

Pedoman pengelolaan piutang BLU sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling kurang mencakup:

 

 

 

a.

Prosedur dan persyaratan pemberian piutang;

 

 

 

b.

Penatausahaan dan akuntansi piutang;

 

 

 

c.

Tata cara penagihan piutang; dan

 

 

 

d.

Pelaporan piutang.

 

 

Pasal 5

 

 

BLU harus melakukan penagihan secara maksimal terhadap piutang BLU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2).

 

 

BAB III
PENGHAPUSAN SECARA BERSYARAT
TERHADAP PIUTANG BLU

 

 

Pasal 6

 

 

(1)

Dalam hal piutang BLU tidak terselesaikan setelah dilakukan penagihan secara maksimal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 BLU menyerahkan pengurusan penagihan tersebut kepada PUPN.

 

 

(2)

Penyerahan pengurusan piutang BLU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengurusan Piutang Negara.

 

 

Pasal 7

 

 

(1)

Pengurusan Piutang BLU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) dilakukan oleh PUPN sampai lunas, selesai atau optimal.

 

 

(2)

Pengurusan Piutang BLU dinyatakan telah optimal, dalam hal telah dinyatakan sebagai PSBDT oleh PUPN.

 

 

Pasal 8

 

 

(1)

Terhadap, Piutang BLU yang telah dinyatakan PSBDT oleh PUPN, Pemimpin BLU melakukan penghapusan secara bersyarat terhadap Piutang BLU dengan menerbitkan Surat keputusan penghapusan.

 

 

(2)

Format Surat keputusan penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Lampiran I yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri Keuangan ini.

 

 

(3)

Penghapusan secara bersyarat terhadap Piutang BLU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan menghapuskan Piutang BLU dari pembukuan BLU tanpa menghapuskan hak tagih negara.

 

 

(4)

Penghapusan Piutang BLU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan dilengkapi:

 

 

 

a.

Daftar nominatif para penanggung utang;

 

 

 

b.

Besaran piutang yang dihapuskan; dan

 

 

 

c.

Surat pernyataan PSBDT dari PUPN.

 

 

BAB IV
KEWENANGAN PENGHAPUSAN SECARA
BERSYARAT TERHADAP PIUTANG BLU

 

 

Pasal 9

 

 

(1)

Pemimpin BLU diberikan kewenangan penghapusan secara bersyarat sesuai jenjang kewenangannya.

 

 

(2)

Penghapusan secara bersyarat terhadap Piutang BLU ditetapkan oleh :

 

 

 

a.

Pemimpin BLU untuk jumlah sampai dengan Rp200.000.000 (dua ratus juta rupiah) per penanggung utang;

 

 

 

b.

Pemimpin BLU dengan persetujuan. Dewan Pengawas untuk jumlah lebih dari Rp200.000.000 (dua ratus juta rupiah) sampai dengan Rp500.000.000 (lima ratus juta rupiah) per penanggung utang.

 

 

(3)

Dalam hal tidak terdapat Dewan Pengawas, persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b diberikan oleh pejabat yang ditunjuk oleh menteri/pimpinan lembaga yang bersangkutan.

 

 

(4)

Penghapusan secara bersyarat, sepanjang menyangkut piutang BLU untuk jumlah lebih dari Rp500.000.000 (lima ratus juta rupiah) dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang penghapusan Piutang Negara.

 

 

Pasal 10

 

 

Dalam hal perjanjian/peraturan/hal lain yang menjadi dasar terjadinya piutang BLU diatur bahwa penanggung utang wajib menyalurkan kredit kepada para anggotanya, nilai piutang BLU yang dapat dihapuskan secara bersyarat adalah per anggota penanggung utang.

 

 

Pasal 11

 

 

Dalam hal piutang BLU dalam satuan mata uang asing, nilai piutang yang dihapuskan secara bersyarat adalah nilai yang setara dengan nilai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) dengan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada 3 (tiga) hari sebelum tanggal Surat pengajuan usul penghapusan oleh pejabat keuangan BLU.

 

 

BAB V
AKUNTANSI DAN PELAPORAN

 

 

Pasal 12

 

 

Pencatatan atas penghapusan secara bersyarat terhadap Piutang BLU dilakukan sesuai pedoman penatausahaan dan akuntansi BLU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf b.

 

 

Pasal 13

 

 

(1)

Penghapusan secara bersyarat terhadap Piutang BLU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf a dilaporkan kepada Dewan Pengawas dengan tembusan kepada Menteri/Pimpinan Lembaga yang bersangkutan.

 

 

(2)

Dalam hal tidak terdapat Dewan Pengawas, penghapusan secara bersyarat terhadap Piutang BLU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf a dilaporkan kepada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri/Pimpinan Lembaga yang bersangkutan dengan tembusan kepada Menteri/Pimpinan Lembaga yang bersangkutan.

 

 

Pasal 14

 

 

Pemimpin BLU menyampaikan laporan penghapusan secara bersyarat terhadap Piutang BLU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf a kepada Menteri Keuangan cq. Direktur Jenderal Kekayaan Negara dan Direktur Jenderal Perbendaharaan paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah Surat keputusan penghapusan diterbitkan.

 

 

BAB VI
KETENTUAN LAIN-LAIN

 

 

Pasal 15

 

 

Penghapusan piutang BLU yang timbul dari tuntutan ganti kerugian negara dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

 

 

BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN

 

 

Pasal 16

 

 

Piutang BLU yang telah diusulkan untuk dihapuskan sebelum berlakunya peraturan Menteri Keuangan ini, tetap diproses sesuai peraturan perundang-undangan di bidang penghapusan Piutang Negara.

 

 

BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP

 

 

Pasal 17

 

 

Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

 

 

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

               
              Ditetapkan di Jakarta
              pada tanggal 28 Desember 2009
              MENTERI KEUANGAN
               
               
              SRI MUL YANI  INDRAWATI
               

Diundangkan di Jakarta

 

pada tanggal 28 Desember 2009

 

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA,

 

               
               

PATRIALIS AKBAR

 

               
               

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN  2009 NOMOR  516






 

                                                           LAMPIRAN I
  PERATURAN    MENTERI     KEUANGAN
  NOMOR   230/PMK.05/2009    TENTANG
  PENGHAPUSAN    PIUTANG       BADAN
  LAYANAN UMUM

 

KEPUTUSAN ..... 1

NOMOR ................... 2

 

TENTANG
PENGHAPUSAN SECARA BERSYARAT TERHADAP PIUTANG
BADAN LAYANAN UMUM ...3 ATAS NAMA ... 4
 

.................... 5

 

Menimbang

:

a.

bahwa piutang negara atas nama .... 6, telah diurus secara optimal oleh Panitia Urusan Piutang Negara/Direktorat Jenderal Kekayaan Negara dan telah dinyatakan sebagai Piutang Negara Untuk Sementara Belum Dapat Ditagih (PSBDT) sesuai ketentuan mengenai penghapusan piutang negara;

 

 

b.

bahwa   berdasarkan   ketentuan   Peraturan   Pemerintah   Nomor   23

Tahun 2005 jo. Peraturan Menteri Keuangan Nomor  ....../PMK.05/2009, piutang  Badan  Layanan  Umum .... 7  atas  nama
....8 telah memenuhi ketentuan untuk dihapuskan secara bersyarat;

 

 

c.

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf  a    dan   huruf   b,  perlu    menetapkan     Keputusan ....... 9     tentang   Penghapusan  Secara  Bersyarat  Terhadap   Piutang   Badan
Layanan Umum .....10 Atas Nama .......11

Mengingat

:

1.

Undang-Undang Nomor 49 Prp. Tahun 1960 tentang Panitia Urusan Piutang Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2104);

2.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4.

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

5.

Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4388) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Tahun 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4652);

6.

Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502);

7.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 128/PMK.06/2007 tentang Pengurusan Piutang Negara, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan  Menteri Keuangan Nomor 88/PMK.06/2009;

8.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor .... /PMK.05/2009 tentang Penghapusan Piutang Badan Layanan Umum;

Memperhatikan

:

Persetujuan Dewan Pengawas .... 12/Pejabat yang ditunjuk ....13 Nomor .... tanggal .... tentang ....14

MEMUTUSKAN :

Menetapkan

:

KEPUTUSAN ....15  TENTANG   PENGHAPUSAN  SECARA BERSYARAT    TERHADAP    PIUTANG   BADAN   LAYANAN    UMUM
....16 ATAS NAMA ....17 .

PERTAMA

:

Menetapkan      Penghapusan      Secara     Bersyarat    Terhadap     Piutang
Badan Layanan Umum ....18 atas nama Penanggung Hutang sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ....19 ini.

KEDUA

:

Penghapusan Secara Bersyarat Terhadap Piutang Badan Layanan Umum ....20 sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA tidak menghapuskan hak tagih Negara terhadap Piutang Negara atas nama Penanggung Utang sampai dengan ditetapkannya Penghapusan Secara Mutlak Piutang Negara.

KETIGA

:

Keputusan .... 21 ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Salinan Keputusan .... 22 ini disampaikan kepada:

1.

Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia;

2.

Menteri Keuangan;

3.

....... 23 (Menteri/Pimpinan Lembaga);

4.

Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan;

5.

Sekretaris Jenderal Departemen/Lembaga .... 24 ;

6.

Inspektur Jenderal Departemen/ Lembaga .... 25;

7.

Direktur Jenderal Kekayaan Negara, Departemen Keuangan;

8.

Direktur Jenderal Perbendaharaan, Departemen Keuangan;

Ditetapkan di ..... 26
pada tanggal
.............27
............................ 28

 
 
 

 

 

  KEPUTUSAN ....... 29
  NOMOR ...... TANGGAL ......... 30
  TENTANG PENGHAPUSAN
  SECARA BERSYARAT
  TERHADAP PIUTANG BADAN
  LAYANAN UMUM ...... 31 ATAS
  NAMA ...... 32

 

DAFTAR PIUTANG BADAN LAYANAN UMUM ....... 33
YANG DIHAPUSKAN SECARA BERSYARAT

 

No.

Nama Penanggung

Utang

Nilai yang

Dihapuskan  34

Surat Pernyataan PSBDT

KPKNL

(Rp)

Nomor

Tanggal

(1)

(2)

(3)

(5)

(6)

(7)

1.

..... (Nama).....

....(No. Identitas) ....

Kantor/Alamat .... 35

dst.....

 

00,00

   

  KPKNL

 ............... 36

           
  Jumlah        

 

  .............. 37
   
   
  ........................................38

 

 

 

Petunjuk Pengisian

No.

Uraian

1.

Diisi nama jabatan pemimpin satker Badan Layanan Umum yang berwenang menghapuskan piutang secara bersyarat

2. Diisi nomor surat keputusan berkenaan
3. Diisi nama satker Badan Layanan Umum berkenaan
4. Diisi nama Penanggung Utang berkenaan
Apabila  jumlah   Penanggung  Utang  lebih   dari   1   (satu)  diisi   nama   Penanggung     Utang dkk ( ..... jumlah Penanggung Utang) 
5.

Diisi nama jabatan pemimpin satker Badan Layanan Urnum yang berwenang menghapuskan piutang secara bersyarat

6.

Diisi nama Penanggung Utang berkenaan
Apabila jumlah Penanggung Utang lebih dari 1 (satu) diisi nama Penanggung Utang, dkk. ( .... jumlah Penanggung Utang)

7. Diisi nama satker Badan Layanan Umum berkenaan
8.

Diisi nama Penanggung Utang berkenaan
Apabila jumlah Penanggung Utang lebih dari 1 (satu) diisi nama Penanggung Utang,dkk. (....jumlah Penamggung Utang)

9.

Diisi nama jabatan pemimpin satker Badan Layanan Umum yang berwenang menghapuskan piutang secara bersyarat

10. Diisi nama satker Badan Layanan Umum berkenaan
11.

Diisi nama Penanggung Utang berkenaan

Apabila jumlah Penanggung Utang lebih dari 1 (satu) diisi nama Penanggung Utang, dkk. (.... jumlah Penanggung Utang)

12.

Diisi nama satker Badan Layanan Umum berkenaan

Catatan: Diisi sepanjang nilai penghapusan di atas Rp200.000.000 (dua ratus juta ru,iah) sampai dengan Rp500.000.000 (lima ratus juta rupiah) per penanggung utang.

13.

Diisi nama jabatan pejabat yang ditunjuk oleh menteri/pimpinan lembaga yang bersangkutan menghapuskan piutang secara bersyarat (dalam hal satker Badan Layanan Umum berkenaan belum mempunyai Dewan Pengawas).
Catatan: Diisi sepanjang nilai penghapusan di atas Rp200.000.000 (dua ratus juta rupiah) sampai dengan 8.500.000.000 (lima ratus juta rupiah) per penanggung utang.

14.

Diisi nomor, tanggal, dan perihal surat persetujuan dari pemimpin satker Badan Layanan Umum atau pejabat yang ditunjuk oleh menteri/pimpinan lembaga yang bersangkutan menghapuskan piutang secara bersyarat (dalam hal satker Badan Layanan Umum berkenaan belum mempunyai Dewan Pengawas).
Catatan: Diisi sepanjang nilai penghapusan di atas Rp200.000.000 (dua ratus juta rupiah) sampai dengan Rp500.000.000 (lima ratus juta rupiah) per penanggung utang.

15.

Diisi nama jabatan pemimpin satker Badan Layanan Umum yang berwenang menghapuskan piutang secara bersyarat

16. Diisi nama satker Badan Layanan Umum berkenaan
17.

Diisi nama Penanggung Utang berkenaan
Apabila jumlah Penanggung Utang lebih dari 1 (satu) diisi nama Penanggung Utang, dkk. (.... jumlah Penanggung Utang)

18. Diisi nama satker Badan Layanan Umum berkenaan
19.

Diisi nama jabatan pemimpin satker Badan Layanan Umum yang berwenang menghapuskan piutang secara bersyarat

20. Diisi nama satker Badan Layanan Umum berkenaan

 

 

21

Diisi nama jabatan pemimpin satker Badan Layanan Umum yang berwenang menghapuskan piutang secara bersyarat

22

Diisi nama jabatan pemimpin satker Badan Layanan Umum yang berwenang menghapuskan piutang secara bersyarat

23

Diisi nama Kementerian Negara/Lembaga yang membawahi satker Badan Layanan Umum berkenaan

24

Diisi nama Kementerian Negara/Lembaga yang membawahi satker Badan Layanan Umum berkenaan

25

Diisi nama Kementerian Negara/Lembaga yang membawahi satker Badan Layanan Umum berkenaan

26 Diisi nama kota tempat satker Badan Layanan Umum berkedudukan
27

Diisi nama jabatan pemimpin satker Badan Layanan Umum yang berwenang menghapuskan piutang secara bersyarat

28

Diisi nama pejabat pemimpin satker Badan Layanan Umum yang berwenang menandatangani surat keputusan penghapusan piutang secara bersyarat

29

Diisi nama jabatan pemimpin satker Badan Layanan Umum yang berwenang menghapuskan piutang secara bersyarat

30

Diisi nomor dan tanggal surat keputusan penghapusan piutang secara bersyarat dari pemimpin satker Badan Layanan

31 Diisi nama Badan Layanan Umum berkenaan
32

Diisi nama Penanggung Utang berkenaan
Apabila jumlah Penanggung Utang lebih dari 1 (sate) diisi nama Penanggung Utang, dkk. (.... jumlah Penanggung Utang)

33 Diisi nama Badan Layanan Umum berkenaan
34 Diisi nilai uang piutang yang dihapuskan secara bersyarat
35 Diisi nama, nomor identitas, dan kantor/ alamat penanggung utang
36 Diisi KPKNL setempat yang membawahi pengurusan piutang berkenaan
37

Diisi nama jabatan pemimpin Badan Layanan Umum yang berwenang menghapuskan piutang secara bersyarat

38

Diisi nama pejabat pemimpin Badan Layanan Umum yang berwenang menandatangani surat keputusan penghapusan piutang secara bersyarat

 

  MENTERI KEUANGAN
   
   
  SRI MULYANI INDRAWATI