Menimbang
|
:
|
bahwa sebagai pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 131 Tahun 2000
tentang Pajak Penghasilan atas Bunga deposito dan Tabungan serta Diskonto
Sertifikat bank Indonesia, perlu menetapkan Keputusan Menteri Keuangan
tentang Pemotongan Pajak Penghasilan atas Bunga deposito dan Tabungan serta
Diskonto Sertifikat bank Indonesia;
|
|
|
|
|
Mengingat
|
:
|
1.
|
Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahn 1983 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262), sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahn 2000 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3984);
|
|
|
|
|
|
2.
|
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahn 1983 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3263), sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-undang Nomor 17 tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahn
2000 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3985);
|
|
|
|
|
|
3.
|
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahn 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3472) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor
10 Tahun 1998 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahn 1998 Nomor 182,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3790);
|
|
|
|
|
|
4.
|
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahn 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3844);
|
|
|
|
|
|
5.
|
Peraturan Pemerintah Nomor 131 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan
atas Bunga deposito dan Tabungan serta Diskonto Sertifikat bank Indonesia
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahn 2000 Nomor 236, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4039);
|
|
|
|
|
|
6.
|
Keputusan Presiden Nomor 234/M Tahun 2000;
|
|
|
|
|
|
MEMUTUSKAN :
|
|
|
|
|
Menetapkan |
: |
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN
ATAS BUNGA DEPOSITO DAN TABUNGAN SERTA DISKONTO SERTIFIKAT BANK INDONESIA.
Pasal 1
Dalam Keputusan Menteri Keuangan ini, yang dimaksud dengan :
|
|
|
|
|
|
|
(1)
|
Deposito adalah deposito dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk
deposito berjangka, sertifikat deposito dan "depositi on call"
baik dalam mata uang rupiah maupun dalam mata uang asing (valuta asing)
yang ditempatkan pada atau diterbitkan oleh bank.
|
|
|
|
|
|
(2)
|
Tabungan adalah simpanan pada bank dengan nama apapun,
termasuk giro, yang penarikannya menurut syarat-syarat tertentu yang ditetapkan
oleh masing-masing bank. |
|
|
|
|
|
Pasal 2
|
|
|
|
|
|
|
(1)
|
Atas penghasilan berupa bunga dengan nama dan dalam bentuk apabun yang
diterima atau diperoleh dari deposito dan tabungan serta diskonto Sertifikat
Bank Indonesia dipotong Pajak Penghasilan yang bersifat final.
|
|
|
|
|
|
(2)
|
Termasuk bunga yang harus dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) adalah bunga yang diterima atau diperoleh dari deposito
dan tabungan yang ditempatkan di luar negeri melalui bank yang didirikan
atau bertempat kedudukan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia.
|
|
|
|
|
|
(3)
|
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku terhadap
orang pribadi subyek pajak dalam negeri yang seluruh penghasilannya dalam
1 (satu) tahun pajak, termasuk bunga dan diskonto, tidak melebihi Penghasilan
Tidak Kena Pajak (PTKP).
|
|
|
|
|
|
(4)
|
Orang pribadi sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dapat
mengajukan permohonan restitusi atas pajak yang telah dipotong sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1). |
|
|
|
|
|
Pasal 3
Pengenaan Pajak Penghasilan atas bunga deposito dan tabungan serta diskonto
Sertifikat bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 adalah sebagai
berikut :
|
|
|
|
|
|
|
a.
|
dikenakan PPh final sebesar 20% (dua puluh persen) dari jumlah bruto,
terhadap Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap;
|
|
|
|
|
|
b.
|
dikenakan PPh final sebesar 20% (dua puluh persen) dari
jumlah bruto atau dengan tarif berdasarkan Perjanjian Penghindaran Pajak
Berganda yang berlaku, terhadap Wjaib Pajak luar negeri. |
|
|
|
|
|
Pasal 4
Pemotongan PPh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 tidak dilakukan terhadap
:
|
|
|
|
|
|
|
a.
|
bunga deposito dan tabungan serta diskonto Sertifikat Bank Indonesia,
sepanjang jumlah deposito dan tabungan serta Sertifikat Bank Indonesia
tersebut tidak melebihi Rp 7.500.000,00 (tujuh juta lima ratus ribu rupiah);
|
|
|
|
|
|
b.
|
bunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh bank yang didirikan
di Indonesia di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia;
|
|
|
|
|
|
c.
|
bunga deposito dan tabungan serta diskonto Sertifikat Bank Indonsia
yang diterima atau diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan
oleh Menteri Keuangan sepanjang dananya diperoleh dari sumber pendapartan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang
Dana Pensiun;
|
|
|
|
|
|
d.
|
bunga tabungan pada bank yang ditunjuk Pemerintah dalam
rangka pemilikan rumah sederhana dan sangat sederhana, kaveling siap bangun
untuk rumah sederhana dan sangat sederhana, atau rumah susun sederhana
sesuai dengan ketentuan yang berlaku, untuk dihuni sendiri. |
|
|
|
|
|
Pasal 5
|
|
|
|
|
|
|
(1)
|
Pengecualian dari pemotongan Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud
Pasal 4 huruf c dapat diberikan berdasarkan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan Pajak Penghasilan atas bunga deposito dan tabungan serta diskonto
Sertifikat Bank Indonesia, yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak
tempat Dana Pensiun yang bersangkutan terdaftar.
|
|
|
|
|
|
(2)
|
Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan Pajak Penghasilan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan terhadap : |
|
|
|
|
|
|
a.
|
tabungan;
|
|
|
|
|
|
b.
|
deposito Sertifikat Bank Indonesia yang penempatan dan atau perpanjangannya
(rollover) dilakukan pada tanggal 1 Januari 2001 dan sesudahnya. |
|
|
|
|
(3)
|
Ketentuan lebih lanjut mengnai tata cara penerbitan Surat Keterangan
Bebas (SKB) sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan
Direktur Jenderal Pajak.
|
|
|
|
|
|
Pasal 6
|
|
|
|
|
|
|
(1)
|
Bank sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) dan Bank Indonesia
wajib memotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3.
|
|
|
|
|
|
(2) |
Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan
dan bank yang menjual kembali Sertifikat Bank Indonesia kepada pihak lain
yang bukan bank atau kepada Dana Pensiun yang pendiriannya belum disahkan
oleh Menteri Keuangan, wajib memotong Pajak Penghasilan atas diskonto Sertifikat
Bank Indonesia tersebut. |
|
|
|
|
|
Pasal 8
Ketentuan lebih lanjut yang diperlukan bagi pelaksanaan Keputusan Menteri
Keuangan ini diatur dengan Keputusan Direktur Janderal Pajak.
Pasal 9
Dengan berlakunya Keputusan Menteri Keuangan ini maka Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 652/KMK.04/1994 dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 10
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2001.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Keputusan
ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
|
|
|
|
|