KEPUTUSAN
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
|
||||
Menimbang | a. |
bahwa dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
294/KMK.09/1993 tanggal 27 Februari 1993 telah ditetapkan keputusan tentang
Panitia Urusan Piutang Negara. |
||
b. |
bahwa dengan memperhatikan perkembangan efektifitas pengurusan piutang negara dipandang perlu untuk meninjau kembali peranan, fungsi dan kedudukan Panitia Urusan Piutang Negara sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 294/KMK.01/1993 tangga1 27 Pebruari 1993. |
|||
c. |
bahwa peninjauan kembali peranan, fungsi dan kedudukan Panitia Urusan Piutang Negara dimaksud huruf b di atas, perlu ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan. |
|||
Mengingat | : | 1. |
Undang-Undang Nomor 49 Prp. Tahun 1960 tentang Panitia Urusan Piutang Negara (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2104). . |
|
2. |
Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1976 tentang Panitia Urusan Piutang Negara dan Badan Urusan Piutang Negara. |
|||
3. |
Keputusan Presiden Nomor 21 Tahun 1991 tentang Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara. |
|||
4. |
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 940/KMK.01/1991 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara sebagaimana telah diubah/ditambah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 2/KMK.01/1997. |
|||
5. |
Keputusan Menteri Keuangan Nomor
376/KMK.01/1998 tentang
Pengurusan Piutang Negara. |
|||
MEMUTUSKAN: |
||||
Menetapkan | : |
KEPUTUSAN MENTERI
KEUANGAN TENTANG PANITIA URUSAN PIUTANG NEGARA. |
||
BAB I |
||||
PANITIA URUSAN PIUTANG NEGARA |
||||
Pasal 1 |
||||
1. |
Panitia Urusan Piutang Negara, yang selanjutnya disingkat PUPN adalah Panitia interdepartemental sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 49 Prp Tahun 1960. |
|||
2. |
PUPN terdiri dari PUPN Pusat dan PUPN Cabang. |
|||
BAB II |
||||
KEWENANGAN |
||||
Pasal 2 |
||||
1. | PUPN mempunyai kewenangan melakukan pengurusan piutang negara dengan menerbitkan keputusan-keputusan hukum yang terdiri dari : | |||
a. | Surat Penerimaan Pengurusan Piutang Negara (SP3N). | |||
b. | Pernyataan Bersama (PB). | |||
c. | Penetapan Jumlah Piutang Negara (PJPN). | |||
d. |
|
|||
e. |
|
|||
f. |
|
|||
g. |
|
|||
h. |
|
|||
2. | Keputusan dinaksud dalam ayat (1) di atas
ditetapkan dan ditandatangani oleh Ketua PUPN. |
|||
3. | Penyelenggaraan pengurusan piutang selanjutnya baik yang bersifat teknis administratif maupun yang bersifat teknis operasional dilaksanakan oleh Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara (BUPLN) sebagaimana telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 940/KMK.01/1991 diubah/ditambah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 2/KMK.01/l997. | |||
BAB III |
||||
PUPN PUSAT |
||||
Pasal 3 |
||||
1. | PUPN Pusat memberikan bimbingan teknis serta pengawasan pelaksanaan tugas kepada PUPN Cabang. | |||
2. | PUPN Pusat adalah Panitia yang berkedudukan di
|
|||
3. | Wilayah kerja PUPN Pusat meliputi wilayah kerja BUPLN. | |||
Pasal 4 |
||||
(1) | Susunan keanggotaan PUPN Pusat terdiri dari: | |||
a. | Seorang Ketua merangkap Anggota. | |||
b. | Seorang Wakil dari unsur Departemen Keuangan sebagai Anggota. | |||
c. | Seorang Wakil dari unsur ABRI sebagai Anggota. | |||
d. | Seorang Wakil dari unsur Kejaksaan Agung sebagai Anggota. | |||
e. |
Seorang Wakil dari unsur Bank |
|||
(2) |
PUPN Pusat dibantu oleh seorang Sekretaris yang mempunyai tugas memberikan pelayanan clan dukungan secara teknis administratif dan teknis operasional dalam rangka pelaksanaan tugas PUPN Pusat. |
|||
(3) | Sekretaris BUPLN karena jabatannya adalah Sekretaris PUPN Pusat. | |||
(4) |
Dalam memberikan pelayanan dan dukungan secara teknis administratif, Sekretaris PUPN Pusat dibantu oleh staf Sekretariat PUPN, dan dalam memberikan pelayanan dan dukungan secara teknis operasional dibantu oleh Kepala Biro Teknis pada Kantor Pusat BUPLN. |
|||
(5) |
Sekretaris PUPN Pusat menunjuk/mengangkat staf Sekretariat PUPN dengan jumlah . sebanyak-banyaknya 5 ( |
|||
Pasal 5 |
||||
PUPN Pusat berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan
Republik |
||||
BAB IV |
||||
PANITIA URUSAN PIUTANG NEGARA CABANG |
||||
Pasal 6 |
||||
(1) |
PUPN Cabang adalah Panitia yang berkedudukan di kota-kota sebagaimana ditetapkan dalam lampiran keputusan ini. |
|||
(2) |
Wilayah Kerja PUPN Cabang meliputi wilayah kerja Kantor Pelayanan Pengurusan Piutang Negara (KP3N ) sebagaimana ditetapkan dalam lampiran keputusan ini. |
|||
(3) |
Kepala KP3N karena jabatannya adalah Ketua PUPN Cabang. |
|||
Pasal 7 |
||||
(1) |
Susunan keanggotaan PUPN Cabang, terdiri dari: |
|||
a. |
Seorang Ketua merangkap anggota. |
|||
b.. |
Seorang Wakil dari unsur ABRI sebagai Anggota. |
|||
c. |
Seorang wakil dari unsur Kejaksaan Tinggi/ Kejaksaan setempat sebagai Anggota
d. Seorang wakil dari unsur Bank |
|||
d. |
Seorang wakil dari unsur Pemda setempat atau pejabat dari instansi lain sesuai kondisi daerah setempat sebagai Anggota. |
|||
(2) |
PUPN Cabang dibantu oleh seorang Sekretaris yang mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis administratif dan teknis operasional pengurusan piutang Negara. |
|||
(3) |
Kepala Seksi/Kepala Sub Seksi Piutang Perbankan pada KP3N karena jabatannya adalah Sekretaris PUPN Cabang, yang dalam memberikan pelayanan teknis administratif dibantu oleh suatu staf Sekretariat. |
|||
(4) |
Ketua PUPN Cabang menunjuk/mengangkat staf Sekretariat dengan jumlah
sebanyak- banyaknya 5 ( |
|||
Pasal 8 |
||||
(1) |
PUPN Cabang mempuyai kewenangan menerbitkan keputusan-keputusan hukum sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 keputusan ini. |
|||
(2) |
Pelaksanaan lebih lanjut keputusan-keputusan tersebut di atas dilaksanakan oleh KP3N sebagai penyelenggara baik keputusan yang bersifat teknis administratif maupun teknis operasional. |
|||
(3) |
PUPN Cabang menetapkan keputusan dan bertanggung jawab sesuai kewenangan yang dimilikinya berdasarkan Undang-Undang Nomor 49 Prp. Tahun 1960. |
|||
Pasal 9 |
||||
Keputusan-keputusan hukum yang dikeluarkan oleh PUPN Cabang merupakan putusan final. | ||||
BAB V |
||||
PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN |
||||
Pasal lO |
||||
(1) |
Pengangkatan dan pemberhentian Ketua PUPN Cabang ditetapkan oleh Ketua PUPN Pusat. |
|||
(2) |
Pengangkatan dan pemberhentian Anggota PUPN Cabang ditetapkan oleh Ketua PUPN Pusat atas usul Ketua PUPN Cabang. |
|||
(3) |
Pengangkatan Anggota PUPN Cabang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: |
|||
a. |
Calon anggota yang diusulkan adalah pejabat yang berdinas aktif pada instansinya masing-masing dan menduduki jabatan sekurang-kurangnya eselon IV. |
|||
b. |
Calon anggota yang mewakili unsur ABRI adalah Kepala Oditurat Militer setempat atau Pejabat lain dari unsur ABRI setempat. |
|||
c. |
Calon anggota yang mewakili unsur Kejaksaan Tinggi/Kejaksaan adalah Asisten Perdata dan Tata Usaha Negara setempat atau Pejabat tata dari unsur Kejaksaan setempat. ' |
|||
d. |
Calon anggota yang mewakili unsur Bank |
|||
e. |
Calon anggota yang mewakili unsur Pemerintah Daerah Tingkat I/Tingkat II adalah ,Inspektur Wilayah Propinsi setempat/Inspektur Wilayah Kabupaten (Kotamadya) setempat atau Pejabat dad instansi lain sesuai kondisi daerah setempat. |
|||
(3) |
Pemberhentian Anggota PUPN Cabang terjadi karena: |
|||
a. |
Meninggal dunia. |
|||
b. |
Menjalani masa pensiun. |
|||
c. |
Dimutasikan oleh Instansi asalnya. |
|||
d. |
Permintaan sendiri. |
|||
e. |
Sehab-sehab lain yang mengakibatkan tidak dapat lagi menjalankan tugasnya. |
|||
BAB VI |
||||
SUMPAH JABATAN |
||||
Pasal 11 |
||||
(1) |
Sebelum menjalankan tugasnya Ketua/ Anggota PUPN Cabang terlebih dahulu mengangkat sumpah jabatan menurut agamanya. |
|||
(2) |
Bunyi Sumpah Jabatan Ketua/Anggota PUPN Cabang sebagai berikut: |
|||
Demi Allah, saya bersumpah: |
||||
(3) |
Sumpah jabatan Ketua/Anggota PUPN Cabang dilakukan oleh Ketua PUPN Pusat atau pejabat lainnya yang ditunjuk untuk itu. |
|||
BAB VII |
||||
PENUNJUKAN PEJABAT PENGGANTI KETUA PUPN | ||||
Pasal12 |
||||
(1) |
Apabila Ketua PUPN Pusat berhalangan sementara, maka Ketua PUPN Pusat dapat menunjuk Pejabat penggantinya dari salah satu Anggota PUPN Pusat. |
|||
(2) |
Apabila Ketua PUPN Cabang berhalangan sementara, maka Ketua PUPN Cabang yang bersangkutan dapat menunjuk Pejabat penggantinya dari salah satu Anggota PUPN Cabang yang bersangkutan. . |
|||
(3) |
Apabila Ketua PUPN Pusat berhalangan tetap, maka sebagai Pejabat Penggantinya akan ditunjuk oleh Menteri Keuangan. |
|||
(4) |
Apabila Ketua PUPN Cabang berhalangan tetap, maka sebagai Pejabat Penggantinya akan ditunjuk oleh Ketua PUPN Pusat. |
|||
(5) |
Yang dimaksud dengan berhalangan sementara adalah jabatannya masih terisi akan tetapi karena sesuatu hat tidak dapat melaksanakan tugas jabatannya, karena cuti tahunan, cuti besar, cuti bersalin clan cuti karena alasan penting, melaksanakan tugas lain yang tidak melebihi 6 bulan. . |
|||
(6) |
Yang dimaksud dengan berhalangan tetap adalah
jabatannya tidak terisi yang .
mengakibatkan terjadinya lowongan jabatan, karena
pensiun, meninggal dunia, perpindahan clan melaksanakan tugas lain yang melebihi 6 bulan. |
|||
BAB VIII |
||||
TATA TERTIB |
||||
Pasal13 |
||||
Ketua PUPN Pusat menetapkan lebih lanjut peraturan tata tertib PUPN Pusat dan PUPN Cabang. |
||||
BAB IX |
||||
PEMBIAYAAN | ||||
Pasal 14 | ||||
(1) |
Pembiayaan pelaksanaan tugas PUPN Pusat dan PUPN Cabang dibebankan pada Anggaran Belanja Rutin BUPLN. |
|||
(2) |
Kepada Ketua dan Anggota PUPN Pusat dan PUPN Cabang diberikan honorarium yang besamya ditetapkan oleh Menteri Keuangan. |
|||
(3) |
Kepada Sekretaris dan star Sekretariat pada PUPN Pusat dan PUPN Cabang diberikan honorarium yang besamya ditetapkan oleh Kepala BUPLN. |
|||
BAB X | ||||
KETENTUAN PERALIHAN | ||||
Pasal 15 | ||||
(1) |
Selama belum ditetapkan pembentukan PUPN Cabang yang baru dan susunan keanggotaan PUPN yang baru berdasarkan keputusan ini, maka PUPN Wilayah tetap menjalankan tugas sebagaimana mestinya. |
|||
(2) |
Selama belum ditetapkan petunjuk atau pedoman berdasarkan Keputusan ini, berlaku petunjuk dan pedoman yang ada sepanjang tidak bertentangan dengan keputusan ini. |
|||
BAB XI | ||||
PENUTUP | ||||
Pasal 16 | ||||
(1) |
Dengan berlakunya keputusan ini, maka Keputusan Menteri Keuangan Nomor " 294/KMK.O9/1993 tanggal 27 Februari 1993 tentang Panitia Urusan Piutang Negara dinyatakan tidak berlaku lagi. |
|||
(2) |
Ketua PUPN Pusat mengatur lebih lanjut pelaksanaan keputusan ini. |
|||
Pasal 17 |
||||
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan agar setiap orang dapat mengetahuinya maka Keputusan ini ditempatkan dan dimuat dalam Berita Negara & Republik Indonesia | ||||
Ditetapkan di Jakarta |
||||
pada tanggal 12 Agustus 1998 |
||||
Menteri Keuangan | ||||
ttd. |
||||
Bambang Subianto | ||||
Lampiran Keputusan Menteri
Keuangan Nomor : 381/KMK.O9/1998 Tanggal : 12 Agustus
1998
PANITIA URUSAN PIUTANG NEGARA CABANG
No. |
PANITIA URUSAN PIUTANG NEGARA CABANG |
DAERAH WEWENANG |
TEMPAT KEDUDUKAN |
|||||||
1 | 2 | 3 | 4 | |||||||
1. |
PUPN Cabang Medan |
Propinsi Sumatera Utara |
|
|||||||
2. |
PUPN Cabang Banda Aceh |
Daerah Istimewa Aceh |
Banda Aceh |
|||||||
3.. |
PUPN Cabang Pekanbaru |
Propinsi Riau |
Pekanbaru |
|||||||
4. |
PUPN Cabang Padang |
Propinsi Sumatera Barat |
|
|||||||
5 |
PUPN Cabang Palembang |
Propinsi Sumatera Selatan kecuali Kabupaten Musi Rawas dan Kotip Lubuk Linggau |
|
|||||||
6. |
PUPN Cabang Bandar Lampung |
Propinsi Lampung |
Bandar Lampung |
|||||||
7. |
PUPN Cabang Jambi |
Propinsi Jambi |
Jambi |
|||||||
8. |
PUPN Cabang Bengkulu
|
|
Bengkulu |
|||||||
9. |
PUPN Cabang Jakarta I |
|
|
|||||||
10. |
PUPN
Cabang Jakarta II |
Propinsi DKI Jakarta yang ber dasarkan penyerah piutang: |
|
|||||||
1. Bank Bumi Daya |
||||||||||
2. Bank Tabungan Negara |
||||||||||
3. Bank Pembangunan Daerah |
||||||||||
4. Bank Negara |
||||||||||
5. Bank Campuran |
||||||||||
6. Instansi Pemerintah |
||||||||||
7. Lembaga Tinggi/Tertinggi Negara |
||||||||||
8.
Pemerintah Daerah Khusus Ibukota |
||||||||||
11. |
PUPN
Cabang Pontianak |
Propinsi
Kalimantan Barat |
|
|||||||
12. |
PUPN
Cabang Palangkaraya |
Propinsi
Kalimantan Tengah |
Palangkaraya |
|||||||
13. |
PUPN
Cabang Bandung |
1.
Kodya Bandung |
|
|||||||
|
2.
Kabupaten Bandung |
|||||||||
3.
Kotib Cimahi |
||||||||||
4.
Kabupaten Garut |
||||||||||
5.
Kabupaten Sumedang |
||||||||||
6.
Kotib Tasikmalaya |
||||||||||
7.
Kabupaten Tasikmalaya |
||||||||||
8.
Kabupaten Subang |
||||||||||
9.
Kabupaten Purwakarta |
||||||||||
10.
Kabupaten Ciamis |
||||||||||
14. |
PUPN
Cabang Cirebon |
1. Kodya Cirebon | ||||||||
2. Kabupaten Cirebon |
||||||||||
3. Kabupaten Kuningan |
||||||||||
4.Kabupaten Majalengka | ||||||||||
5. Kabupaten Indramayu |
||||||||||
15. |
PUPN
Cabang Bogor
|
1.
Kodya Bogor |
|
|||||||
2.
Kabupaten Cirebon |
||||||||||
3.
Kabupaten Kuningan |
||||||||||
4.
Kodya Sukabumi |
||||||||||
5.
Kabupaten Sukabumi |
||||||||||
6. Kotib Bekasi |
||||||||||
7.
Kabupaten Bekasi |
||||||||||
8.
Kotib Depok |
||||||||||
9.
Kabupaten Karawang |
||||||||||
10.
Kabupaten Serang |
||||||||||
11.
Kodya Tangerang |
||||||||||
12.
Kabupaten Tangerang |
||||||||||
13.
Kotib Cilegon |
||||||||||
14.
Kabupaten Pandeglang |
||||||||||
15.
Kabupaten Lebak |
||||||||||
16. |
PUPN
Cabang Semarang |
1.
Kodya Semarang |
Semarang | |||||||
2.
Kabupaten Semarang |
||||||||||
3.
Kodya Tegal |
||||||||||
4.
Kabupaten Tegal |
||||||||||
|
5.
Kabupaten Pemalang |
|||||||||
|
6.
Koya Pekalongan |
|||||||||
|
7.
Kabupaten Pekalongan |
|||||||||
|
8.
Kabupaten Batang |
|||||||||
|
9.
Kabupaten Kendal |
|||||||||
|
10.
Kabupaten Demak |
|||||||||
|
11.
Kabupaten Kudus |
|||||||||
|
12.
Kabupaten Pati |
|||||||||
|
13.
Kabupaten Jepara |
|||||||||
|
14.
Kabupaten Rembang |
|||||||||
|
15.
Kabupaten Blora |
|||||||||
|
16.
Kabupaten Grobogan |
|||||||||
|
17.
Kodya Salatiga |
|||||||||
17. |
PUPNCabang Purwokerto |
1. Kotip Purwokerto |
Purwokerto | |||||||
|
2. Kabupaten Banyumas | |||||||||
|
3. Kotip Cilacap
|
|||||||||
|
4. Kabupaten Cilacap | |||||||||
|
5. Kabupaten Purbalingga | |||||||||
|
6. Kabupaten Banjamegara | |||||||||
|
7. Kabupaten Kebumen | |||||||||
|
8. Kabupaten Brebes . | |||||||||
|
9. Kabupaten Wonosobo | |||||||||
|
PUPN Cabang |
1. Propinsi DI Yogyakarta | Yogjakarta | |||||||
|
2. Kodya Surakarta | |||||||||
|
3. Kodya Magelang | |||||||||
|
4. Kabupaten Magelang | |||||||||
|
5. Kotip Klaten | |||||||||
|
6. Kabupaten Klaten | |||||||||
|
7.Kabupaten Karang Anyar | |||||||||
|
8. Kabupaten Sragen |
|||||||||
|
9. Kabupaten Sukoharjo |
|||||||||
|
10. Kabupaten Wonogiri | |||||||||
|
11. Kabupaten Purworejo | |||||||||
|
12. Kabupaten Temanggung | |||||||||
|
13. Kabupaten Boyolali | |||||||||
19. |
PUPN Cabang Banjarmasin |
Propinsi |
Bajarmasin
|
|||||||
20. |
PUPN Cabang Surabaya |
1. Kodya Surabaya | ||||||||
|
2. Kabupaten Bangkalan | |||||||||
|
3. Kabupaten Sumenep | |||||||||
|
4. Kabupaten Sampang | |||||||||
|
5. Kabupaten Pamekasan | |||||||||
|
6. Kabupaten Tuban | |||||||||
|
7. Kabupaten Bojonegoro
|
|||||||||
|
8. Kabupaten Lamongan | |||||||||
|
9. Kabupaten Gresik | |||||||||
21. |
PUPN Cabang Jember |
1. Kodya Malang | ||||||||
|
2.
Kabupaten Malang |
|||||||||
|
3.
Kodya Blitar |
|||||||||
|
4.
Kabupaten Blitar |
|||||||||
|
5. Kabupaten Situbondo | |||||||||
|
6. Kodya Pasuruan | |||||||||
|
7. Kabupaten Pasuruan | |||||||||
|
8. Kodya Probolinggo
|
|||||||||
|
9 .Kabupaten Probolinggo
|
|||||||||
|
10. Kabupaten Lumajang
|
|||||||||
22. |
PUPN Cabang Malang |
1. Kodya Malang |
||||||||
|
2.
Kabupaten Malang |
|||||||||
|
3.
Kodya Blitar |
|||||||||
|
4.
Kabupaten Blitar |
|||||||||
|
5.
Kodya Kediri |
|||||||||
|
6. Kabupaten Kediri |
|||||||||
|
7.
Kabupaten Tulung Agung |
|||||||||
|
8.
Kodya Madiun |
|||||||||
|
|
|||||||||
|
10. Kabupaten Magetan |
|||||||||
|
11. Kabupaten Nganjuk |
|||||||||
|
12. Kabupaten Ngawi |
|||||||||
|
13. Kabupaten Pacitan |
|||||||||
|
14. Kabupaten Ponorogo |
|||||||||
|
15. Kabupaten Trenggalek |
|||||||||
|
16. Kabupaten Jombang |
|||||||||
|
17. Kodya Mojokerto |
|||||||||
|
18. Kabupaten Mojokerto |
|||||||||
|
19. Kabupaten Sidoarjo |
|||||||||
23. |
PUPN Cabang Balikpapan |
Propinsi Kalimantan Timur |
|
|||||||
24. |
PUPN Cabang Denpasar |
Propinsi Bali |
Denpasar |
|||||||
25. |
PUPN Cabang Mataram |
Propinsi Nusa Tenggara Barat |
Mataram |
|||||||
.26. |
PUPN Cabang Kupang |
1. Propinsi Nusa Tenggara |
Kupang |
|||||||
|
2. Propinsi Timor Timur
|
|||||||||
27. |
PUPN Cabang Ujung Pandang |
Propinsi |
|
|||||||
28. |
PUPN Cabang PaIu |
Propinsi |
Palu |
|||||||
29. |
PUPN Cabang Kendari |
Propinsi Sulawesi Tenggara |
Kendari |
|||||||
30. |
PUPN Cabang Manado |
Propinsi |
|
|||||||
31. |
PUPN Cabang Ambon |
Propinsi Maluku |
|
|||||||
32. |
PUPN Cabang Jayapura |
1. Kodya Jayapura
|
||||||||
|
2. Kabupaten Jayapura
|
|||||||||
|
3. Kabupaten Merauke
|
|||||||||
|
4. Kabupaten Teluk Cendrawasih
|
|||||||||
|
5. Kabupaten Yapen Waropen |
|||||||||
|
6. Kabupaten Jayawijaya |
|||||||||
33. |
PUPN Cabang Sorong |
1. Kabupaten Sorong |
Sorong | |||||||
|
2. Kabupaten Manokwari |
|||||||||
|
3. Kabupaten Paniai |
|||||||||
|
4. Kabupaten Fak-fak |
|||||||||
|
|
Meteri Keuangan
|
||||||||