MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 139/PMK.011/2008
TENTANG
BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS IMPOR BARANG DAN
BAHAN OLEH INDUSTRI JASA PELAYARAN GUNA PERBAIKAN DAN/ATAU
PEMELIHARAAN KAPAL LAUT UNTUK TAHUN ANGGARAN 2008
MENTERI KEUANGAN,
Menimbang |
: |
a. |
bahwa dalam rangka mendorong perkembangan industri perkapalan dan meningkatkan daya saing industri jasa pelayaran di dalam negeri, perlu memberikan insentif fiskal berupa bea masuk ditanggung pemerintah atas impor barang dan bahan oleh industri jasa pelayaran guna perbaikan dan/atau pemeliharaan kapal laut; |
||
|
|
b. |
bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.011/2008 tentang Bea Masuk Ditanggung Pemerintah Atas Impor Barang Dan Bahan Untuk Memproduksi Barang Dan/Atau Jasa Guna Kepentingan Umum dan Peningkatan Daya Saing Industri Sektor Tertentu Untuk Tahun Anggaran 2008, terhadap impor barang dan bahan oleh industri jasa pelayaran guna perbaikan dan/atau pemeliharaan kapal laut dapat diberikan insentif fiskal berupa bea masuk ditanggung pemerintah; |
||
|
|
c. |
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Bea Masuk Ditanggung Pemerintah Atas Impor Barang dan Bahan Oleh Industri Jasa Pelayaran Guna Perbaikan Dan/Atau Pemeliharaan Kapal Laut Untuk Tahun Anggaran 2008; |
||
Mengingat |
: |
1. |
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4661); |
||
|
|
2. |
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); |
||
|
|
3. |
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); |
||
|
|
4. |
Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2007 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4778) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4848); |
||
|
|
5. |
Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005; |
||
|
|
6. |
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.011/2008 tentang Bea Masuk Ditanggung Pemerintah Atas Impor Barang Dan Bahan Untuk Memproduksi Barang Dan/Atau Jasa Guna Kepentingan Umum dan Peningkatan Daya Saing Industri Sektor Tertentu Untuk Tahun Anggaran 2008; |
||
|
|
MEMUTUSKAN : |
|||
Menetapkan |
: |
PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN OLEH INDUSTRI JASA PELAYARAN GUNA PERBAIKAN DAN/ ATAU PEMELIHARAAN KAPAL LAUT UNTUK TAHUN ANGGARAN 2008. |
|||
|
|
Pasal 1 |
|||
|
|
Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini yang dimaksud dengan : |
|||
|
|
1. |
Perusahaan adalah perusahaan jasa pelayaran komersial yang melakukan perbaikan dan/atau pemeliharaan kapal laut. |
||
|
|
2. |
Barang dan bahan untuk perbaikan dan/atau pemeliharaan kapal laut yang selanjutnya disebut barang dan bahan adalah barang dan bahan tanpa melihat jenis dan komposisinya termasuk suku cadang dan komponen yang diolah, dirakit, atau dipasang untuk perbaikan dan/atau pemeliharaan kapal laut. |
||
|
|
Pasal 2 |
|||
|
|
(1) |
Atas impor barang dan bahan oleh industri jasa pelayaran sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Menteri Keuangan ini, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri Keuangan ini, diberikan bea masuk ditanggung pemerintah. |
||
|
|
(2) |
Bea masuk ditanggung pemerintah sebagaimana dimaksud ayat (1), diberikan dengan pagu anggaran sebesar Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). |
||
|
|
(3) |
Alokasi anggaran bea masuk ditanggung pemerintah dengan pagu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) untuk perusahaan, ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Departemen Perhubungan selaku kuasa pengguna anggaran. |
||
|
|
Pasal 3 |
|||
|
|
(1) |
Untuk mendapatkan bea masuk ditanggung pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, perusahaan mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai dengan dilampiri Rencana Impor Barang (RIB) yang telah disetujui dan ditandasahkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Departemen Perhubungan. |
||
|
|
(2) |
Rencana Impor Barang (RIB) sebagaimana dimaksud pada ayat (1), paling sedikit memuat elemen data sebagai berikut: |
||
|
|
|
a. |
Nomor dan tanggal RIB; |
|
|
|
|
b. |
Nama perusahaan; |
|
|
|
|
c. |
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); |
|
|
|
|
d. |
Alamat; |
|
|
|
|
e. |
Kantor pabean tempat pemasukan barang; |
|
|
|
|
f. |
Uraian, jenis dan spesifikasi teknis barang; |
|
|
|
|
g. |
Pos tarif (HS); |
|
|
|
|
h. |
Jumlah/ satuan barang; |
|
|
|
|
i. |
Perkiraan harga impor; |
|
|
|
|
j. |
Perkiraan bea masuk yang ditanggung pemerintah; dan |
|
|
|
|
k. |
Pimpinan perusahaan. |
|
|
|
Pasal 4 |
|||
|
|
(1) |
Atas permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Direktur Jenderal Bea dan Cukai memberikan persetujuan atau penolakan dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari terhitung sejak permohonan diterima secara lengkap. |
||
|
|
(2) |
Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetujui, Direktur Jenderal Bea dan Cukai atas nama Menteri Keuangan menerbitkan Keputusan Menteri Keuangan mengenai bea masuk ditanggung pemerintah atas impor barang dan bahan guna perbaikan dan/atau pemeliharaan kapal laut untuk industri jasa pelayaran tertentu. |
||
|
|
(3) |
Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak disetujui, Direktur Jenderal Bea dan Cukai atas nama Menteri Keuangan menerbitkan surat penolakan. |
||
|
|
Pasal 5 |
|||
|
|
(1) |
Atas realisasi impor bea masuk
ditanggung pemerintah berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2), Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan
Cukai atau Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai setempat membubuhkan cap
"BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH BERDASARKAN PERATURAN MENTERI
KEUANGAN NOMOR |
||
|
|
(2) |
Pemberitahuan Pabean Impor sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipakai sebagai dasar untuk pencatatan penerimaan bea masuk ditanggung pemerintah dan dialokasikan sebagai belanja subsidi pajak dalam jumlah yang sama. |
||
|
|
Pasal 6 |
|||
|
|
Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan bea masuk ditanggung pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 mengacu kepada Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai sistem akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah pusat. |
|||
|
|
Pasal 7 |
|||
|
|
(1) |
Terhadap barang dan bahan yang diimpor oleh perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) wajib digunakan oleh perusahaan yang bersangkutan dan tidak dapat dipindahtangankan kepada pihak lain. |
||
|
|
(2) |
Penyalahgunaan terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diwajibkan membayar bea masuk yang seharusnya dibayar ditambah bunga sebesar 2% (dua persen) perbulan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan sejak realisasi impor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1). |
||
|
|
Pasal 8 |
|||
|
|
Direktur Jenderal Bea dan Cukai diinstruksikan untuk melaksanakan ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan ini. |
|||
|
|
Pasal 9 |
|||
|
|
Pelaksanaan Peraturan Menteri Keuangan ini akan dievaluasi dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak Peraturan Menteri Keuangan ini ditetapkan. |
|||
|
|
Pasal 10 |
|||
|
|
Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan tanggal 31 Desember 2008. |
|||
|
|
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Menteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. |
|||
|
|
|
|||
|
|
|
|
|
Ditetapkan di Jakarta |
|
|
|
|
|
Pada tanggal 7 Oktober 2008 |
|
|
|
|
|
MENTERI KEUANGAN |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
SRI MULYANI INDRAWATI |
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 139/PMK.011/2008 TENTANG BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN OLEH INDUSTRI JASA PELAYARAN GUNA PERBAIKAN DAN/ATAU PEMELIHARAAN KAPAL |
DAFTAR BARANG DAN BAHAN, OLEH INDUSTRI JASA PELAYARAN
GUNA PERBAIKAN DAN /ATAU PEMELIHARAAN KAPAL LAUT YANG
MENDAPAT BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH
UNTUK TAHUN ANGGARAN 2008
NO. |
URAIAN BARANG |
1. | Parts For Anchor Chain |
2. | Parts For Ramp Door |
3. | Parts For Windlass |
4. | Parts For Mooring Winch |
5. | Parts For Steering Gear |
6. | Parts For Handling Crane |
7. | Parts For Derrick Crane |
8. | Parts For Bow Thruster |
9. | Parts For Hydraulic Pump |
10 | Parts For Refregerating Plant . |
11. | Parts For Deck Covering |
12. | Parts For Insulation Door |
13. | Parts For Air Conditioning |
14. | Parts For Mechanical Ventilation |
15. | Parts For Distress Signal |
16. | Parts For Navigation Light |
17. | Parts For Magnetic Compass |
18. | Parts For Gyro Compass |
19. | Parts For Steering Control |
20. | Parts For Doppler Sonar |
21. | Parts For Echo Sounder |
22. | Parts For Radar System |
23. | Parts For Radio Direction Finder |
24. | Parts For Dacca Navigator |
25. | Parts For Satelitte Navigatorr |
26. | Parts For Loran Receiver |
27. | Parts for Central Clock System |
28. | Parts For Horn Control System |
29. | Parts For Window Wiper |
30. | Parts For Anemometer And Anemoscope |
31. | Parts For Global Positioning System (GPS) |
32. | Parts For Propulsion Diesel/ Gas Turbine |
33. | Parts For Shafting |
34. | Parts For Stern Tube |
35. | Parts For Proppeler |
36. | Parts For Clutch And Gearbox |
NO. |
URAIAN BARANG |
37. | Parts For Shaft Revolution Rudder Angle Indicator |
38. | Parts For Steam Generating Plant |
39. | Parts For Generator Engine/Turbine |
40. | Parts For Condenser |
41. | Parts For Condenser Vacuum Pump |
42. | Parts For Gland Exhaust Fan And Gland Steam Condenser |
43. | Parts For Feed Water Pump |
44. | Parts For Centrifugal Pump |
45. | Parts For Axial Pump |
46. | Parts For Rotary Pump |
47. | Parts For Repricorating Pump |
48. | Parts For Starting Air Compressior |
49. | Parts For Control And Ship Service Air Compressor |
50. | Parts For Air Reservoir |
51. | Parts For Force Draft Fan |
52. | Parts For Gland Exhaust Fan |
53. | Parts For Boiler Hood Exhaust Fan |
54. | Parts For Control Air Dryer |
55. | Parts For Feed Water Heater |
56. | Parts For Fuel Oil Heater |
57. | Parts For Lubricating Oil Cooler |
58. | Parts For Fresh Water Cooller |
59. | Parts For Distilling Plant |
60. | Parts For Heat Exchanger |
61. | Parts For Purifier/Separator |
62. | Part Of Valve For Sea Water |
63. | Part Of Valve Lubricating Oil |
64. | Part Of Valve Condensate |
65. | Part Of Valve For Fresh Water |
66. | Part Of Valve For Pressure Safety Valve |
67. | Part Of Valve For Air And Gas |
68. | Parts For Navigation Control |
69. | Parts For Engine Monitoring System |
70. | Parts For Cargo Monitoring System |
71. | Parts For Steam Plant Monitoring System |
72. | Parts For Miscellaneous Devices |
73. | Parts For Fire And Gas Detector |
74. | Parts For Fire Fighting Apparatus |
75. | Parts For Related Intrumentation Control |
76. | Parts For Bilge & Ballast System |
77. | Parts For Engine Handling Hoist |
NO. |
URAIAN BARANG |
78. | Parts For Environment Protection Equiment |
79. | Parts For Healing Coil |
80. | Parts For Inflatable Life Raft |
81. | Parts For Life Boat |
82. | Parts For Life Buoy |
83. | Parts For Irmasan Switch |
84. | Parts For Fire Alarm |
85. | Parts For General Alarm |
86. | Parts For Halon/ Co2 Alarm |
87. | Parts For Common Battery |
88. | Parts For Automatic Exchange Telephon System |
89. | Parts For Tranceiver System |
90. | Parts For Engine Order Telegraph |
91. | Parts For Radio Telegraph And Telephone |
92. | Parts For Lifeboat Portable Radio Equipment |
93. | Parts For Radio Beacon |
94. | Parts For Vhf Radio Telephone |
95. | Parts For Satelite Communication System |
96. | Parts For Weather Facsimile |
97. | Parts For Antenna Multicoupler |
98. | Parts For Ship"s Telephone |
99. | Parts For Broadcasting Radio Receiver |
100. | Parts For Television Receiver And Antenna |
101. | Parts For Stereophonic Tape Player |
102. | Parts For Inmarsat A, B, C |
103. | Parts For Mf/Hf Radio Equipment |
104. | Parts For Electric Cable And Its Related Accessories |
105. | Parts For Switchboard |
106. | Parts For Battery Charging System |
107. | Parts For Electric Motor Control |
108. | Parts For Group Starter Panel |
109. | Parts For Cargo Handling Machinery |
MENTERI KEUANGAN |
|
SRI MULYANI INDRAWATI |