PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 63 TAHUN 2005
TENTANG
PERUBAHAN KEDUA ATAS
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG
UNIT ORGANISASI DAN TUGAS ESELON I
KEMENTERIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang |
: |
bahwa dalam rangka mendukung terselenggaranya tertib administrasi pemerintahan dan peningkatan kinerja Kabinet Indonesia Bersatu, dipandang perlu mengubah Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2005; |
|||||
Mengingat |
: |
1. |
Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 17 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; |
||||
|
|
2. |
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); |
||||
|
|
3. |
Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 sebagaimana telah beberapakali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 171/M Tahun 2005; |
||||
|
|
4. |
Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2005; |
||||
|
|
5. |
Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2005; |
||||
|
|
MEMUTUSKAN : |
|||||
Menetapkan |
: |
PERATURAN PRESIDEN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG UNIT ORGANISASI DAN TUGAS ESELON I KEMENTERIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA. |
|||||
|
|
Pasal I |
|||||
|
|
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia yang telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2005, diubah sebagai berikut : |
|||||
|
|
1. |
Ketentuan Pasal 15 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut : |
||||
|
|
"Pasal 15 |
|||||
|
|
|
Departemen Keuangan terdiri dari: |
||||
|
|
|
a. |
Sekretariat Jenderal; |
|||
|
|
|
b. |
Direktorat Jenderal Anggaran dan Perimbangan Keuangan; |
|||
|
|
|
c. |
Direktorat Jenderal Pajak; |
|||
|
|
|
d. |
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; |
|||
|
|
|
e. |
Direktorat Jenderal Perbendaharaan; |
|||
|
|
|
f. |
Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara; |
|||
|
|
|
g. |
Inspektorat Jenderal; |
|||
|
|
|
h. |
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan; |
|||
|
|
|
i. |
Badan Pengkajian Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional; |
|||
|
|
|
j. |
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan; |
|||
|
|
|
k. |
Staf Ahli." |
|||
|
|
2. |
Ketentuan Pasal 16 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut : |
||||
|
|
"Pasal 16 |
|||||
|
|
|
(1) |
Sekretariat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan dan pemberian dukungan administrasi Departemen. |
|||
|
|
|
(2) |
Direktorat Jenderal Anggaran dan Perimbangan Keuangan mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang kebijakan fiskal, anggaran pendapatan dan belanja negara serta perimbangan keuangan. |
|||
|
|
|
(3) |
Direktorat Jenderal Pajak mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang perpajakan. |
|||
|
|
|
(4) |
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang bea dan cukai. |
|||
|
|
|
(5) |
Direktorat Jenderal Perbendaharaan mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang Perbendaharaan negara. |
|||
|
|
|
(6) |
Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang Piutang negara dan lelang negara. |
|||
|
|
|
(7) |
Inspektorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas di lingkungan Departemen. |
|||
|
|
|
(8) |
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan mempunyai tugas membina, mengatur, dan mengawasi kegiatan sehari-hari di bidang Pasar modal, dan merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang lembaga keuangan. |
|||
|
|
|
(9) |
Badan Pengkajian Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Intemasional mempunyai tugas melaksanakan Pengkajian di bidang ekonomi, keuangan, dan fiskal serta melakukan kerja sama intemasional. |
|||
|
|
|
(10) |
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan Pendidikan dan Pelatihan di bidang keuangan. |
|||
|
|
|
(11) |
Staf Ahli mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Keuangan mengenai masalah tertentu sesuai bidang keahliannya, yang tidak menjadi bidang tugas Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal, Badan, dan Inspektorat Jenderal." |
|||
|
|
3. |
Ketentuan Pasal 41 diubah, sehingga, berbunyi sebagai berikut : |
||||
|
|
"Pasal 41 |
|||||
|
|
|
Departemen Agama, terdiri dari: |
||||
|
|
|
a. |
Sekretariat Jenderal; |
|||
|
|
|
b. |
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam; |
|||
|
|
|
c. |
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam; |
|||
|
|
|
d. |
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen; |
|||
|
|
|
e. |
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik; |
|||
|
|
|
f. |
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu; |
|||
|
|
|
g. |
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Budha; |
|||
|
|
|
h. |
Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah; |
|||
|
|
|
i. |
Inspektorat Jenderal; |
|||
|
|
|
j. |
Badan Penelitian dan Pengembangan serta Pendidikan dan Pelatihan; |
|||
|
|
|
k. |
Staf Ahli." |
|||
|
|
4. |
Ketentuan Pasal 42 diubah, sehingga, berbunyi sebagai berikut : |
||||
|
|
"Pasal 42 |
|||||
|
|
|
(1) |
Sekretariat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas serta, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi Departemen. |
|||
|
|
|
(2) |
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam mempunyai tugas merumuskan serta, melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang pendidikan Islam. |
|||
|
|
|
(3) |
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang bimbingan masyarakat Islam. |
|||
|
|
|
(4) |
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang bimbingan masyarakat Kristen. |
|||
|
|
|
(5) |
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang bimbingan masyarakat Katolik. |
|||
|
|
|
(6) |
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang bimbingan masyarakat Hindu. |
|||
|
|
|
(7) |
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Budha mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang bimbingan masyarakat Budha. |
|||
|
|
|
(8) |
Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang penyelenggaraan haji dan umrah. |
|||
|
|
|
(9) |
Inspektorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas di lingkungan Departemen. |
|||
|
|
|
(10) |
Badan Penelitian dan Pengembangan serta Pendidikan dan Pelatihan mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan serta pendidikan dan pelatihan di bidang keagamaan. |
|||
|
|
|
(11) |
Staf Ahli mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Agama mengenai masalah tertentu sesuai bidang keahliannya, yang tidak menjadi bidang tugas Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal, Badan, dan Inspektorat Jenderal." |
|||
|
|
5. |
Bagian Ketujuh, ketentuan Pasal 59 dan ketentuan Pasal 60 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut : |
||||
|
|
"Bagian Ketujuh |
|||||
|
|
Pasal 59 |
|||||
|
|
|
Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional terdiri dari: |
||||
|
|
|
a. |
Sekretariat Kementerian Negara; |
|||
|
|
|
b. |
Staf Ahli. |
|||
|
|
Pasal 60 |
|||||
|
|
|
(1) |
Sekretariat Kementerian Negara mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan dan pemberian dukungan administrasi Kementerian Negara. |
|||
|
|
|
(2) |
Staf Ahli mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional mengenai masalah tertentu sesuai bidang keahliannya, yang tidak menjadi bidang tugas Sekretariat Kementerian Negara dan Deputi." |
|||
|
|
6. |
Ketentuan Pasal 67 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut : |
||||
|
|
"Pasal 67 |
|||||
|
|
|
(1) |
Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional dalam melaksanakan tugasnya menggunakan unit organisasi dan sumber daya di lingkungan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. |
|||
|
|
|
(2) |
Sekretaris Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional sekaligus menjadi Sekretaris Utama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional." |
|||
|
|
Pasal II |
|||||
|
|
|
Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. |
||||
|
|
|
|
|
|
|
Ditetapkan di Jakarta |
|
|
|
|
|
|
|
pada tanggal 14 Oktober 2005 |
|
|
|
|
|
|
|
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, |
|
|
|
|
|
|
|
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO |
-
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++