MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
PERATURAN MENTERI
KEUANGAN
NOMOR 198/PMK.05/2010
TENTANG
PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR
79/PMK.05/2007 TENTANG KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KEUANGAN,
Menimbang | : | a. |
bahwa dalam rangka optimalisasi pendanaan untuk program peningkatan ketahanan pangan dan energi nasional sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 79/PMK.05/2007 tentang Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 48/PMK.05/2009, perlu dilakukan penyesuaian jenis kegiatan usaha yang dapat dibiayai, skema penyaluran, dan tingkat plafon individual Kredit Ketahanan Pangan dan Energi; |
|||
b. |
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 79/PMK.05/2007 Tentang Kredit Ketahanan Pangan dan Energi; |
|||||
Mengingat |
: |
1. |
||||
|
|
2. |
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 79/PMK.05/2007 tentang Kredit Ketahanan Pangan dan Energi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 48/PMK.05/2009; |
|||
MEMUTUSKAN: |
||||||
Menetapkan |
: |
PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 79/PMK.05/2007 TENTANG KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI. |
||||
|
|
Pasal I |
||||
|
|
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 79/PMK.05/2007 tentang Kredit Ketahanan Pangan dan Energi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 48/PMK.05/2009 diubah sebagai berikut: |
||||
|
|
1. |
Ketentuan Pasal 3 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: |
|||
|
|
|
“Pasal 3 |
|||
|
|
|
(1) |
Kegiatan usaha yang dapat didanai melalui KKP-E meliputi: |
||
|
|
|
|
a. |
Pengembangan Tanaman Pangan; |
|
|
|
|
|
b. |
Pengembangan Tanaman Hortikultura; |
|
|
|
|
|
c. |
Pengembangan Perkebunan; |
|
|
|
|
|
d. |
Pengadaan Pangan berupa gabah, jagung, kedelai, dan perikanan; |
|
|
|
|
|
e. |
Peternakan; |
|
|
|
|
|
f. |
Penangkapan dan Pembudidayaan Ikan; dan |
|
|
|
|
|
g. |
Pengadaan/peremajaan peralatan, mesin, dan sarana lain yang diperlukan untuk menunjang kegiatan usaha sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf f. |
|
|
|
|
(2) |
Uraian kegiatan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri Teknis.” |
||
|
|
2. |
Ketentuan Pasal 10 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: |
|||
|
|
|
“Pasal 10 |
|||
|
|
|
(1) |
KKP-E diberikan kepada Peserta KKP-E melalui Kelompok Tani, dan/atau Koperasi. |
||
|
|
|
(2) |
KKP-E dapat diberikan secara langsung kepada petani, peternak, pekebun, nelayan, dan pembudidaya ikan untuk jenis kegiatan usaha tertentu yang telah ditetapkan oleh Menteri Teknis. |
||
|
|
|
(3) |
Penyaluran KKP-E dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: |
||
|
|
|
|
a. |
Volume kegiatan usaha yang dibiayai, paling tinggi sebesar batas tertinggi volume kegiatan usaha per Peserta KKP-E yang ditetapkan oleh Menteri Teknis atau pejabat yang dikuasakan; |
|
|
|
|
|
b. |
Realisasi KKP-E paling tinggi sebesar Kebutuhan Indikatif; |
|
|
|
|
|
c. |
Besarnya plafon individual KKP-E ditetapkan oleh Bank Pelaksana dengan memerhatikan Kebutuhan Indikatif, dengan ketentuan: |
|
|
|
|
|
|
1) |
untuk petani, peternak, pekebun, nelayan, dan pembudidaya ikan paling banyak sebesar Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah); |
|
|
|
|
|
2) |
untuk pengajuan plafon kredit lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah), calon peserta KKP-E wajib memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan persyaratan lain yang ditetapkan oleh Bank Pelaksana; |
|
|
|
|
|
3) |
untuk koperasi, kelompok tani, dan/atau gabungan kelompok tani dalam rangka pengadaan pangan (gabah, jagung, kedelai, dan perikanan) paling banyak sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah); dan |
|
|
|
|
|
4) |
untuk kelompok tani dalam rangka pengadaan/ peremajaan peralatan, mesin, dan sarana lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf g, paling banyak sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). |
|
|
|
|
d. |
Besarnya batas tertinggi plafon individual sebagaimana dimaksud pada huruf c ditinjau kembali setiap tanggal 1 April dan 1 Oktober. |
|
|
|
|
(4) |
Total baki debet penyaluran KKP-E oleh Bank Pelaksana dari waktu ke waktu untuk masing-masing komoditas/kelompok kegiatan usaha paling banyak sebesar plafon KKP-E sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1).” |
||
|
|
Pasal II |
||||
|
|
Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. |
||||
|
|
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. |
|
|
Ditetapkan di Jakarta |
|
|
pada tanggal 23 November 2010 |
|
|
MENTERI KEUANGAN, |
ttd. | ||
|
|
AGUS D.W. MARTOWARDOJO |
|
|
|
Diundangkan di Jakarta |
|
|
Pada tanggal 23 November 2010 |
|
|
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA, |
|
|
ttd. | ||
PATRIALIS AKBAR |
|
|
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 NOMOR 562 |