PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 23 TAHUN 2010
TENTANG
PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA
PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
I. |
UMUM |
||||
Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Mengingat mineral dan batubara sebagai kekayaan alam yang terkandung di dalam bumi merupakan sumber daya alam yang tak terbarukan, pengelolaannya perlu dilakukan seoptimal mungkin, efisien, transparan, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan, serta berkeadilan agar memperoleh manfaat sebesar-besar kemakmuran rakyat secara berkelanjutan. |
|||||
Sejalan dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara perlu melakukan penataan kembali pengaturan yang berkaitan dengan kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara yang meliputi: |
|||||
1. |
Pengusahaan pertambangan diberikan dalam bentuk Izin Usaha Pertambangan, Izin Usaha Pertambangan khusus, dan Izin Pertambangan Rakyat. |
||||
2. |
Pengutamaan pemasokan kebutuhan mineral dan batubara untuk kepentingan dalam negeri guna menjamin tersedianya mineral dan batubara sebagai bahan baku dan/atau sebagai sumber energi untuk kebutuhan dalam negeri. |
||||
3. |
Pelaksanaan dan pengendalian kegiatan usaha pertambangan secara berdaya guna, berhasil guna, dan berdaya saing. |
||||
4. |
Peningkatan pendapatan masyarakat lokal, daerah, dan negara, serta menciptakan lapangan kerja untuk sebesar-besar kesejahteraan rakyat. |
||||
5. |
Penerbitan perizinan yang transparan dalam kegiatan usaha pertambangan mineral sehingga iklim usaha diharapkan dapat lebih sehat dan kompetitif. |
||||
6. |
Peningkatan nilai tambah dengan melakukan pengolahan dan pemurnian mineral dan batubara di dalam negeri. |
||||
Pengaturan-pengaturan tersebut di atas perlu dituangkan dalam Peraturan Pemerintah ini. |
|||||
II. |
PASAL DEMI PASAL |
||||
Pasal 1 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 2 |
|||||
Ayat (1) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Ayat (2) |
|||||
Huruf a |
|||||
Yang dimaksud dengan mineral radioaktif dalam ketentuan ini termasuk bahan galian nuklir. |
|||||
Huruf b |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Huruf c |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Huruf d |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Huruf e |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Ayat (3) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 3 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 4 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 5 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 6 |
|||||
Ayat (1) |
|||||
Huruf a |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Huruf b |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Huruf c |
|||||
Perseorangan dalam ketentuan ini adalah Warga Negara Indonesia. |
|||||
Ayat (2) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Ayat (3) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Ayat (4) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Ayat (5) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 7 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 8 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 9 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 10 |
|||||
Ayat (1) |
|||||
Mengumumkan WIUP secara terbuka dalam ketentuan ini dilakukan: |
|||||
a. |
paling sedikit di 1 (satu) media cetak lokal dan/atau 1 (satu) media cetak nasional; |
||||
b. |
di kantor kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang mineral dan batubara; |
||||
c. |
di kantor pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/ kota. |
||||
Ayat (2) |
|||||
Rekomendasi dalam ketentuan ini adalah rekomendasi dalam bentuk pemberian pertimbangan yang berisi informasi mengenai pemanfaatan lahan di WIUP dan karakteristik budaya masyarakat berdasarkan kearifan lokal dalam rangka pelelangan WIUP. |
|||||
Ayat (3) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 11 |
|||||
Ayat (1) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Ayat (2) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Ayat (3) |
|||||
Yang dimaksud dengan unsur dari Pemerintah dalam ketentuan ini merupakan wakil dari kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang mineral dan batubara. |
|||||
Pasal 12 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 13 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 14 |
|||||
Ayat (1) |
|||||
Huruf a |
|||||
Pengumuman prakualifikasi dilakukan: |
|||||
1. |
paling sedikit dimuat di 1 (satu) media cetak lokal dan/atau 1 (satu) media cetak nasional; |
||||
2. |
di kantor kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang mineral dan batubara; dan |
||||
3. |
di kantor pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota. |
||||
Huruf b |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Huruf c |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Huruf d |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Huruf e |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Huruf f |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Huruf g |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Huruf h |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Huruf i |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Huruf j |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Huruf k |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Huruf l |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Huruf m |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Huruf n |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Huruf o |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Ayat (2) |
|||||
Huruf a |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Huruf b |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Huruf c |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Huruf d |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Huruf e |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Huruf f |
|||||
Status lahan misalnya berada pada kawasan hutan dan kawasan perkebunan. |
|||||
Pasal 15 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 16 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 17 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 18 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 19 |
|||||
Peraturan Menteri paling sedikit memuat mengenai tata cara penetapan dan pengumuman pemenang lelang. |
|||||
Pasal 20 |
|||||
Ayat (1) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Ayat (2) |
|||||
Rekomendasi dalam ketentuan ini adalah rekomendasi dalam bentuk pemberian pertimbangan yang berisi informasi mengenai pemanfaatan lahan di WIUP dan karakteristik budaya masyarakat berdasarkan kearifan lokal dalam rangka pelelangan WIUP. |
|||||
Ayat (3) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 21 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 22 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 23 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 24 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 25 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 26 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 27 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 28 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 29 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 30 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 31 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 32 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 33 |
|||||
Yang dimaksud dengan wilayah di luar WIUP dalam ketentuan ini adalah project area yang dilarang untuk melakukan kegiatan tahap penambangan. |
|||||
Pasal 34 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 35 |
|||||
Ayat (1) |
|||||
Huruf a |
|||||
Pelabuhan dalam ketentuan ini adalah pelabuhan khusus atau terminal khusus yang dibangun oleh pemegang IUP Operasi Produksi. |
|||||
Huruf b |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Huruf c |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Ayat (2) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 36 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 37 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 38 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 39 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 40 |
|||||
Yang dimaksud dengan wilayah di luar WIUP dalam ketentuan ini adalah project area yang dilarang untuk melakukan kegiatan penambangan. |
|||||
Pasal 41 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 42 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 43 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 44 |
|||||
Ayat (1) |
|||||
Yang dimaksud dengan "komoditas tambang lainnya" dalam ketentuan ini adalah antara lain apabila dalam WIUP komoditas tertentu terdapat mineral lain atau batubara. |
|||||
Ayat (2) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Ayat (3) |
|||||
Pihak lain dalam ketentuan ini adalah badan usaha, koperasi, atau perseorangan selain pemegang IUP Eksplorasi dan IUP Operasi Produksi yang tidak berminat atas komoditas tambang tersebut. |
|||||
Ayat (4) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Ayat (5) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 45 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 46 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 47 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 48 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 49 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 50 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 51 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 52 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 53 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 54 |
|||||
Ayat (1) |
|||||
Mengumumkan secara terbuka dalam ketentuan ini yaitu dilakukan: |
|||||
a. |
paling sedikit dimuat di 1 (satu) media cetak lokal dan/atau 1 (satu) media cetak nasional; dan |
||||
b. |
di kantor kementerian yang menyelenggarakan pemerintahan di bidang mineral dan batubara. |
||||
Ayat (2) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Ayat (3) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 55 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 56 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 57 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 58 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 59 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 60 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 61 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 62 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 63 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 64 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 65 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 66 |
|||||
Yang dimaksud dengan wilayah di luar WIUPK dalam ketentuan ini adalah project area yang dilarang untuk melakukan kegiatan penambangan. |
|||||
Pasal 67 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 68 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 69 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 70 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 71 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 72 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 73 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 74 |
|||||
Ayat (1) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Ayat (2) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Ayat (3) |
|||||
Huruf a |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Huruf b |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Huruf c |
|||||
Yang dimaksud dengan bukti pembayaran kewajiban keuangan dalam ketentuan ini adalah iuran tetap, iuran produksi, dan pajak. |
|||||
Huruf d |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Huruf e |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 75 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 76 |
|||||
Ayat (1) |
|||||
Huruf a |
|||||
Keadaan kahar dalam ketentuan ini antara lain meliputi perang, kerusuhan sipil, pemberontakan, epidemi, gempa bumi, banjir, kebakaran dan lain-lain bencana alam di luar kemampuan manusia. |
|||||
Huruf b |
|||||
Keadaan yang menghalangi dalam ketentuan ini antara lain meliputi blokade, pemogokan, perselisihan perburuhan di luar kesalahan pemegang IUP atau IUPK dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang diterbitkan oleh menteri yang menghambat kegiatan usaha pertambangan mineral atau batubara yang sedang berjalan. |
|||||
Huruf c |
|||||
Kondisi daya dukung lingkungan dalam ketentuan ini adalah apabila kondisi daya dukung lingkungan wilayah tersebut tidak dapat menanggung beban kegiatan operasi produksi mineral dan/atau batubara yang dilakukan diwilayahnya, |
|||||
Ayat (2) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Ayat (3) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Ayat (4) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 77 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 78 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 79 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 80 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 81 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 82 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 83 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 84 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 85 |
|||||
Ayat (1) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Ayat (2) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Ayat (3) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Ayat (4) |
|||||
Peraturan Menteri paling sedikit memuat biaya penyesuaian yang dibebankan sebagai biaya penjualan. |
|||||
Pasal 86 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 87 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 88 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 89 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 90 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 91 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 92 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 93 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 94 |
|||||
Ayat (1) |
|||||
Yang dimaksud pengolahan dalam ketentuan ini antara lain meliputi: |
|||||
a. |
penggerusan batubara (coal crushing); |
||||
b. |
pencucian batubara (coal washing); |
||||
c. |
pencampuran batubara (coal blending); |
||||
d. |
peningkatan mutu batubara (coal upgrading); |
||||
e. |
pembuatan briket batubara (coal briquetting); |
||||
f. |
pencairan batubara (coal liquefaction); dan |
||||
g. |
gasifikasi batubara (coal gasification). |
||||
h. |
coal water mixer. |
||||
Ayat (2) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Ayat (3) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 95 |
|||||
Ayat (1) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Ayat (2) |
|||||
Peningkatan nilai tambah dalam ketentuan ini dilakukan dalam rangka meningkatkan dan mengoptimalkan nilai tersedianya bahan baku industri, penyerapan tenaga peningkatan penerimaan negara. |
|||||
Ayat (3) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Ayat (4) |
|||||
Cukup jeias. |
|||||
Ayat (5) |
|||||
Cukup jeias. |
|||||
Pasal 96 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 97 |
|||||
Ayat (1) |
|||||
Yang dimaksud dengan "modal asing" adalah modal yang dimiliki oleh negara asing, perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, badan hukum asing, dan/atau badan hukum Indonesia yang seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing. |
|||||
Ayat (2) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Ayat (3) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Ayat (4) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Ayat (5) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Ayat (6) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Ayat (7) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Ayat (8) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Ayat (9) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Ayat (10) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Ayat (11) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 98 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 99 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 100 |
|||||
Ayat (1) |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Ayat (2) |
|||||
Yang dimaksud dengan kompensasi dalam ketentuan ini dapat berupa sewa menyewa, jual beli, atau pinjam pakai. |
|||||
Pasal 101 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 102 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 103 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 104 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 105 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 106 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 107 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 108 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 109 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 110 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 111 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 112 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 113 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 114 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
Pasal 115 |
|||||
Cukup jelas. |
|||||
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5111 |