PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 21 TAHUN 2008
TENTANG
PERUBAHAN KEDELAPAN ATAS
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG
UNIT ORGANISASI DAN TUGAS ESELON I
KEMENTERIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang |
: |
bahwa dalam rangka mendukung terselenggaranya tertib administrasi pemerintahan dan peningkatan kinerja Kabinet Indonesia Bersatu, dipandang perlu mengubah Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2007; |
|||||
Mengingat |
: |
1. |
Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 17 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; |
||||
|
|
2. |
Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2008; |
||||
|
|
3. |
Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2007; |
||||
|
|
MEMUTUSKAN: |
|||||
Menetapkan |
: |
PERATURAN PRESIDEN TENTANG PERUBAHAN KEDELAPAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG UNIT ORGANISASI DAN TUGAS ESELON I KEMENTERIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA. |
|||||
|
|
Pasal I |
|||||
|
|
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia yang telah beberapa kali diubah dengan Peraturan Presiden : |
|||||
|
|
a. |
|||||
|
|
b. |
Nomor 63 Tahun 2005; |
||||
|
|
c. |
|||||
|
|
d. |
|||||
|
|
e. |
Nomor 91 Tahun 2006; |
||||
|
|
f. |
|||||
|
|
g. |
|||||
|
|
diubah sebagai berikut : |
|||||
|
|
1. |
Ketentuan Pasal 9 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut : |
||||
|
|
Pasal 9 |
|||||
|
|
|
Departemen Luar Negeri terdiri dari : |
||||
|
|
|
a. |
Wakil Menteri; |
|||
|
|
|
b. |
Sekretariat Jenderal; |
|||
|
|
|
c. |
Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika; |
|||
|
|
|
d. |
Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa; |
|||
|
|
|
e. |
Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN; |
|||
|
|
|
f. |
Direktorat Jenderal Multilateral; |
|||
|
|
|
g. |
Direktorat Jenderal Hukum dan Perjanjian Internasional; |
|||
|
|
|
h. |
Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik; |
|||
|
|
|
i. |
Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler; |
|||
|
|
|
j. |
Inspektorat Jenderal; |
|||
|
|
|
k. |
Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan; |
|||
|
|
|
l. |
Staf Ahli." |
|||
|
|
2. |
Ketentuan Pasal 10 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut : |
||||
|
|
Pasal 10 |
|||||
|
|
|
(1) |
Wakil Menteri mempunyai tugas membantu Menteri dalam memimpin pelaksanaan tugas Departemen. |
|||
|
|
|
(2) |
Sekretariat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan dan pemberian dukungan administrasi Departemen. |
|||
|
|
|
(3) |
Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang hubungan dan politik luar negeri untuk kawasan Asia Pasifik dan Afrika. |
|||
|
|
|
(4) |
Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang hubungan dan politik luar negeri untuk kawasan Amerika dan Eropa. |
|||
|
|
|
(5) |
Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang hubungan dan politik luar negeri dalam rangka kerja sama ASEAN. |
|||
|
|
|
(6) |
Direktorat Jenderal Multilateral mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang Multilateral. |
|||
|
|
|
(7) |
Direktorat Jenderal Hukum dan Perjanjian Internasional mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang hukum dan perjanjian internasional. |
|||
|
|
|
(8) |
Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang informasi dan diplomasi publik. |
|||
|
|
|
(9) |
Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang protokol dan konsuler. |
|||
|
|
|
(10) |
Inspektorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas di lingkungan Departemen. |
|||
|
|
|
(11) |
Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan pengembangan di bidang kebijakan luar negeri. |
|||
|
|
|
(12) |
Staf Ahli mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Luar Negeri mengenai masalah tertentu sesuai bidang keahliannya, yang tidak menjadi bidang tugas Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal, Badan, dan Inspektorat Jenderal." |
|||
|
|
Pasal II |
|||||
|
|
Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. |
|||||
|
|
|
|
|
|
|
Ditetapkan di Jakarta |
|
|
|
|
|
|
|
pada tanggal 10 Maret 2008 |
|
|
|
|
|
|
|
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, |
|
|
|
|
|
|
|
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO |