No.2159, 2016 KEMENKEU. Pemerintah Pusat. Berbasis Akrual. SAP. Pencabutan. No.2159, 2016 KEMENKEU. Pemerintah Pusat. Berbasis Akrual. SAP. Pencabutan.
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 225 /PMK.05/2016
TENTANG
PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH PUSAT
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, telah ditetapkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 270/PMK.05/2014 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah Pusat;
bahwa dalam rangka penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual yang lebih andal, perlu mengatur kembali Peraturan Menteri Keuangan Nomor 270/PMK.05/2014 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah Pusat;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah Pusat;
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165);
MEMUTUSKAN:
PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH PUSAT.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual yang selanjutnya disingkat SAP Berbasis Akrual adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah, yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Sistem Aplikasi Terintegrasi adalah sistem aplikasi terintegrasi seluruh proses yang terkait dengan pengelolaan APBN dimulai dari proses penganggaran, pelaksanaan, dan pelaporan pada Bendahara Umum Negara dan Kementerian Negara/Lembaga.
Bendahara Umum Negara yang selanjutnya disingkat BUN adalah pejabat yang diberi tugas untuk melaksanakan fungsi BUN.
Kementerian Negara yang selanjutnya disebut Kementerian adalah perangkat Pemerintah yang membidangi urusan tertentu pemerintahan.
Lembaga adalah organisasi non Kementerian Negara dan instansi lain pengguna anggaran yang dibentuk untuk melaksanakan tugas tertentu berdasarkan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau peraturan perundang-undangan lainnya.
Pasal 2
Penerapan SAP Berbasis Akrual dilaksanakan menggunakan Sistem Aplikasi Terintegrasi.
Penggunaan Sistem Aplikasi Terintegrasi untuk BUN dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan mengenai pelaksanaan sistem perbendaharaan dan anggaran negara.
Penggunaan Sistem Aplikasi Terintegrasi untuk Kementerian/Lembaga dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan mengenai sistem aplikasi keuangan tingkat instansi.
Kementerian/Lembaga sebagaimana dimaksud pada ayat (3) termasuk Kementerian/Lembaga yang memperoleh penugasan dari Menteri Keuangan untuk melaksanakan kewenangan dan tanggung jawab pengelolaan anggaran yang berasal dari Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara Belanja Subsidi dan/atau Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara Belanja Lain-Lain.
Pasal 3
Sistem Aplikasi Terintegrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) menghasilkan laporan keuangan berbasis akrual.
Pasal 4
Dalam hal Sistem Aplikasi Terintegrasi untuk Kementerian/Lembaga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) belum dapat dilaksanakan, laporan keuangan berbasis akrual disusun menggunakan Sistem Aplikasi Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) dan aplikasi rekonsiliasi dan penyusunan laporan keuangan berbasis web (e-Rekon&LK).
Penyusunan laporan keuangan berbasis akrual menggunakan SAIBA dan Aplikasi e-Rekon&LK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada Modul Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah Pusat sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 5
Laporan keuangan yang disusun menggunakan SAIBA dan aplikasi e-Rekon&LK sebelum Peraturan Menteri ini mulai berlaku, diakui sebagai laporan keuangan yang disusun berdasarkan Peraturan Menteri ini.
Pasal 6
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 270/PMK.05/2014 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah Pusat, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 7
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Disahkan di Jakarta pada tanggal 30 Desember 2016 MENTERI KEUANGAN ttd SRI MULYANI INDRAWATI Diundangkan di Jakarta pada tanggal 30 Desember 2016 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA ttd WIDODO EKATJAHJANA LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 225/PMK.05/2016
TENTANG
PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH PUSAT MODUL PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH PUSAT DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 10 A. Latar Belakang ................................................................................... 10 B. Dasar Hukum ..................................................................................... 11 C. Tujuan .............................................................................................. 11 D. Ruang Lingkup ................................................................................... 11 BAB II SIKLUS AKUNTANSI PEMERINTAHAN .................................................. 12 A. Pengertian ......................................................................................... 12 B. Dokumen Sumber ............................................................................... 13 C. Jurnal dan Buku Besar ....................................................................... 14 1. Jurnal Kas dan Buku Besar Kas ........................................................ 14 2. Jurnal Akrual dan Buku Besar Akrual ................................................ 15 D. Neraca Percobaan ............................................................................... 15 E. Komponen Laporan Keuangan .............................................................. 15 BAB III PROSES AKUNTANSI DAN APLIKASI ................................................... 15 A. Saldo Awal ......................................................................................... 16 B. Transaksi DIPA Dan Revisi DIPA ........................................................... 20 C. Transaksi Periode Berjalan ................................................................... 21 1. Transaksi Pendapatan ...................................................................... 21 2. Transaksi Beban/Belanja .................................................................. 23 3. Transaksi Uang Persediaan ............................................................... 26 4. Transaksi Pengembalian Pendapatan .................................................. 28 5. Transaksi Pengembalian Belanja ........................................................ 29 6. Transaksi Hibah Langsung Uang/Jasa ............................................... 41 7. Transaksi Pengembalian Kas Hibah Langsung ..................................... 44 BAB IV TRANSAKSI TERKAIT ASET ............................................................... 48 A. Transaksi Piutang ............................................................................... 48 1. Timbulnya Piutang ........................................................................... 48 2. Penyisihan Piutang ........................................................................... 49 3. Reklasifikasi piutang ........................................................................ 49 4. Penghentian Pengakuan Piutang ........................................................ 49 5. Penghapusbukuan Piutang yang Telah Disisihkan 100% ...................... 50 6. Penerimaan Pelunasan Piutang Yang Telah Dihapusbukukan ................ 51 B. Transaksi Persediaan .......................................................................... 51 1. Saldo Awal Persediaan ...................................................................... 51 2. Pengadaan Persediaan ...................................................................... 52 3. Pemakaian atau Penyerahan Persediaan ............................................. 54 4. Penyesuaian Nilai Persediaan ............................................................ 54 5. Transfer Masuk Persediaan ............................................................... 58 6. Transfer Keluar Persediaan ............................................................... 58 7. Hibah Masuk Persediaan .................................................................. 58 8. Hibah Keluar Persediaan ................................................................... 59 9. Persediaan Usang/Rusak .................................................................. 59 10. Opname Fisik Persediaan ............................................................... 59 C. Transaksi Aset Tetap / Aset Lainnya ..................................................... 59 1. Saldo Awal Aset Tetap/Aset Lainnya ................................................... 59 2. Perolehan atau Pengadaan Aset Tetap/Aset Lainnya ............................. 60 3. Perolehan/Pengembangan Konstruksi Dalam Pengerjaan/ATB Dalam Pengerjaan ............................................................................................ 61 4. Penyelesaian KDP/ATB Dalam Pengerjaan .......................................... 61 5. Transfer Masuk Aset Tetap/Aset Lainnya ............................................ 61 6. Transfer Keluar Aset Tetap/Aset Lainnya ............................................ 61 7. Penghentian Aset Tetap dari Penggunaan ............................................ 62 8. Penggunaan Kembali Aset Tetap/Aset Lainnya .................................... 62 9. Hibah Masuk Aset Tetap/Aset Lainnya ............................................... 62 10. Hibah Keluar Aset Tetap/Aset Lainnya ............................................. 63 11. Rampasan/Sitaan Aset Tetap/Aset Lainnya ...................................... 63 12. Penyusutan dan Amortisasi Aset Tetap/Aset Lainnya ........................ 63 13. Penghapusan Aset Tetap/Aset Lainnya ............................................ 64 D. Kas di Bendahara Pengeluaran ............................................................. 65 E. Transaksi Transfer Masuk/Transfer Keluar Non BMN .............................. 65 1. Transfer Masuk Non BMN ................................................................. 65 2. Transfer KeluarBMN ......................................................................... 66 BAB V PENYESUAIAN DAN KOREKSI ............................................................ 67 A. Penyesuaian ....................................................................................... 67 1. Pendapatan Diterima Di Muka ........................................................... 68 2. Pendapatan Yang Masih Harus Diterima ............................................. 68 3. Belanja Dibayar Di Muka .................................................................. 69 4. Belanja Yang Masih Harus Dibayar .................................................... 70 5. Penyisihan Piutang ........................................................................... 70 6. Penyusutan dan Amortisasi ............................................................... 71 7. Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran .............................................. 71 8. Kas di Bendahara Penerimaan ........................................................... 72 9. Reklasifikasi Piutang ........................................................................ 72 10. Kas Lainnya di Bendahara Penerimaan ............................................ 73 11. Persediaan ................................................................................... 73 12. Kelebihan Pembayaran Pajak/PNBP ................................................ 73 13. Uang Muka Belanja ....................................................................... 74 14. Hibah Langsung ............................................................................ 74 B. Koreksi .............................................................................................. 77 1. Koreksi Beban Aset .......................................................................... 77 2. Koreksi Lainnya ............................................................................... 79 3. Koreksi Antar Beban ........................................................................ 79 BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN ................................................. 80 A. Penyusunan Laporan Keuangan ........................................................... 80 B. Contoh Format Laporan Keuangan ........................................................ 80 1. Contoh Format Laporan Realisasi Anggaran ........................................ 80 2. Contoh Format Neraca ...................................................................... 81 3. Contoh Format Laporan Operasional .................................................. 82 4. Contoh Format Laporan Perubahan Ekuitas ........................................ 85 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) berbasis akrual yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, Pemerintah Pusat dan pemerintah daerah harus menggunakan basis akrual dalam penyajian laporan keuangan mulai tahun 2015. Laporan keuangan dengan basis akrual dapat memberikan informasi yang lebih komprehensif dan lebih baik dibandingkan dengan basis kas menuju akrual. Informasi ini dapat bermanfaat bagi para pemangku kepentingan, maupun para pengguna laporan keuangan. Hal ini sejalan dengan salah satu prinsip akuntansi yaitu pengungkapan paripurna atau full disclosure. Untuk mendukung pelaksanaan akuntansi berbasis akrual di Pemerintah Pusat, Kementerian Keuangan mengembangkan aplikasi terintegrasi agar dapat digunakan oleh Kementerian Negara/Lembaga. Pengembangan aplikasi tersebut diharapkan mampu mengintegrasikan proses pelaksanaan anggaran dan pertanggungjawabannya sesuai dengan siklus anggaran. Dalam rangka penerapan SAP berbasis akrual, pemerintah telah menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Pusat. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan juga telah mengembangkan Sistem Aplikasi Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) untuk digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga, dalam hal sistem aplikasi terintegrasi tersebut belum bisa digunakan. Sistem ini diterapkan secara paralel dengan mengimplementasikan sistem aplikasi keuangan terintegrasi sesuai dengan penahapannya. Implementasi SAP berbasis akrual yang dimulai sejak tahun 2015, masih memerlukan penyempurnaan terkait peraturan dan sistem aplikasi. Berkaitan dengan hal tersebut, maka Menteri Keuangan menetapkan beberapa peraturan baru sebagai bentuk penyempurnaan atas regulasi terkait penerapan SAP Berbasis Akrual. Aplikasi SAIBA yang digunakan satuan kerja dalam penyusunan laporan keuangan juga terus mengalami perkembangan. Update aplikasi terus dilakukan untuk menyempurnakan Aplikasi SAIBA agar dapat menghasilkan laporan keuangan yang akurat dan informatif. B. Dasar Hukum Dasar hukum yang digunakan untuk mendukung modul ini adalah: