MENTERI KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

 

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR  557/KMK.04/ 2002

 

TENTANG

 

TATALAKSANA KEPABEANAN DI BIDANG EKSPOR

 

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

  

Menimbang

:

bahwa untuk menjamin kelancaran arus barang dan dokumen, dan melindungi hak-hak/kepentingan negara dalam rangka ekspor serta untuk mendukung pelaksanaan elektronisasi data kepabeanan di bidang ekspor yang berlaku secara internasional, perlu menetapkan Keputusan Menteri Keuangan tentang Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Ekspor;

Mengingat

:

1.

Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3984);

 

 

2.

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3264) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3986);

 

 

3.

Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3612);

 

 

4.

Undang-undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3613);

 

 

5.

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3674);

 

 

6.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3687);

 

 

7.

Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1982 tentang Pelaksanaan Ekspor-Impor dan Lalu Lintas Devisa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1985    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3291);

 

 

8.

Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1996 tentang Pengenaan Sanksi Administrasi Kepabeanan  (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3627);

 

 

9.

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1996 tentang Pengenaan Sanksi Administrasi di Bidang Cukai  (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3629);

 

 

10.

Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak  (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3694);

 

 

11.

Keputusan Presiden Nomor 228/ M Tahun 2001;

 

 

12.

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 101/KMK.05/1997 tentang Pemberitahuan Pabean  sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 447/KMK.05/2000;

 

 

13.

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 102/KMK.05/1997 tentang Daftar Kode untuk Pengisian Pemberitahuan Pabean;

 

 

14.

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 241/KMK.01/1998 tentang Penetapan Besarnya Tarif dan Tatacara Pembayaran serta Penyetoran Pajak Ekspor atas beberapa Komoditi Tertentu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 567/KMK.017/1999 tentang Penetapan Besarnya Tarif Pajak Ekspor atas beberapa Komoditi Tertentu;

 

 

15.

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 335/KMK.017/1998 tentang Tatacara Pembayaran dan Penyetoran Pajak Ekspor kelapa Sawit, Minyak Sawit, Minyak Kelapa dan Produk Turunannya;

 

MEMUTUSKAN :

 

Menetapkan

:

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATALAKSANA KEPABEANAN DI BIDANG EKSPOR.

 

BAB I

KETENTUAN UMUM

 

Pasal 1

 

 

Dalam Keputusan Menteri Keuangan ini yang dimaksud dengan :

 

 

1.

Kantor Pabean adalah Kantor Pelayanan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai tempat dipenuhinya kewajiban pabean.

 

 

2.

Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bea dan Cukai.

 

 

3.

Pejabat adalah Pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang ditunjuk dalam jabatan tertentu untuk melaksanakan tugas tertentu.

 

 

4.

Eksportir adalah orang perseorangan atau badan hukum yang mengekspor.

 

 

5.

Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) adalah dokumen pabean yang digunakan untuk pemberitahuan pelaksanaan ekspor barang yang dapat berupa tulisan di atas formulir atau media elektronik.

 

 

6.

PEB Biasa adalah PEB yang diajukan untuk setiap transaksi ekspor.

 

 

7.

PEB Berkala adalah PEB yang diajukan untuk seluruh transaksi ekspor dalam periode waktu tertentu.

 

 

8.

Kawasan Pabean adalah kawasan dengan batas-batas tertentu di pelabuhan laut, Bandar udara, atau tempat lain yang ditetapkan untuk lalu-lintas barang yang sepenuhnya berada dibawah pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

 

 

9.

Barang ekspor adalah barang yang dikeluarkan dari Daerah Pabean untuk dibawa atau dikirim ke luar negeri.

 

 

10.

Barang ekspor umum adalah barang ekspor selain dari barang ekspor yang dimaksud pada angka 11 sampai dengan angka 14 Pasal ini.

 

 

11.

Barang ekspor terkena Pungutan Ekspor adalah barang ekspor yang sesuai ketentuan dikenai Pungutan Ekspor (PE).

 

 

12.

Barang yang mendapat kemudahan ekspor adalah barang ekspor yang seluruh atau sebagian berasal dari barang impor yang pada saat pemasukannya mendapat fasilitas barang untuk diolah, dirakit atau dipasang pada barang lain dengan tujuan untuk diekspor seluruhnya.

 

 

13.

Barang ekspor tertentu adalah barang ekspor sebagaimana dimaksud pada angka 15 sampai dengan angka 24 Pasal ini.

 

 

14.

Barang ekspor dari Tempat Penimbunan Berikat (TPB) adalah barang yang dikeluarkan dari TPB untuk tujuan diekspor.

 

 

15.

Barang kiriman adalah bukan barang dagangan yang dikirim oleh pengirim tertentu di dalam negeri kepada penerima tertentu di luar negeri melalui PT. (Persero) Pos Indonesia, perusahaan jasa pengangkutan, atau perusahaan jasa titipan sejenis.

 

 

16.

Barang pindahan adalah barang keperluan rumah tangga milik orang yang semula berdomisili di dalam negeri kemudian dibawa pindah ke luar negeri.

 

 

17.

Barang diplomatik adalah barang keperluan pribadi anggota diplomatik dan konsuler termasuk anggota keluarganya, barang keperluan resmi serta barang lainnya untuk keperluan kantor perwakilan diplomatik dan konsuler yang dibawa ke luar negeri dan telah mendapat rekomendasi dari instansi terkait.

 

 

18.

Barang Misi :

 

 

 

a.

Keagamaan adalah barang yang dibawa atau dikirim ke luar negeri untuk keperluan misi ibadah keagamaan dan telah mendapat rekomendasi dari instansi terkait.

 

 

 

b.

Kemanusiaan adalah barang yang dibawa atau dikirim ke luar negeri untuk keperluan misi amal/sosial dan telah mendapat rekomendasi dari instansi terkait.

 

 

 

c.

Olahraga adalah barang yang dibawa atau dikirim ke luar negeri untuk keperluan misi olahraga dan telah mendapat rekomendasi dari instansi terkait.

 

 

 

d.

Kesenian adalah barang yang dibawa atau dikirim ke luar negeri untuk keperluan misi kesenian dan telah mendapat rekomendasi dari instansi terkait.

 

 

 

e.

Kebudayaan adalah barang yang dibawa atau dikirim ke luar negeri untuk keperluan misi kebudayaan dan telah mendapat rekomendasi dari instansi terkait.

 

 

 

f.

Pendidikan adalah barang yang dibawa atau dikirim ke luar negeri untuk keperluan misi pendidikan dan telah mendapat rekomendasi dari instansi terkait.

 

 

19.

Barang diekspor kembali adalah barang impor sementara yaitu barang asal impor yang dikirim kembali ke luar negeri.

 

 

20.

Barang diimpor kembali adalah barang ekspor yang akan dimasukkan kembali ke Daerah Pabean.

 

 

21.

Barang cinderamata adalah barang hadiah yang didapat dari perseorangan/organisasi/lembaga dan tidak diperdagangkan.

 

 

22.

Barang contoh adalah barang yang dibawa atau dikirim ke luar negeri dalam jumlah dan jenis yang terbatas serta tidak diperdagangkan.

 

 

23.

Barang keperluan penelitian adalah barang atau peralatan yang dibawa ke luar negeri dan digunakan untuk melakukan penelitian (riset), pengkajian, atau percobaan guna peningkatan dan pengembangan suatu penemuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta telah mendapat rekomendasi dari instansi terkait.  

 

 

24.

Barang badan internasional beserta pejabatnya yang bertugas di Indonesia adalah barang milik atau untuk keperluan badan internasional atau pejabatnya yang diakui dan terdaftar pada Pemerintah Indonesia yang dibawa ke luar negeri dan telah mendapat rekomendasi dari instansi Pemerintah Indonesia. 

 

 

25.

Barang pribadi penumpang dan awak sarana pengangkut adalah semua barang dalam keadaan baru atau bekas, yang diperlukan untuk kebutuhan dari penumpang dan awak sarana pengangkut dalam jumlah dan harga yang wajar serta tidak diperdagangkan.

 

 

26.

Surat Tanda Bukti Setor (STBS) adalah tanda bukti pembayaran/ penyetoran PE yang dikeluarkan oleh Kantor atau Bank Devisa.

 

 

27.

Imbal Dagang adalah suatu skema perdagangan atau praktek perdagangan dimana pemasok atau penjual barang/jasa setuju untuk menerima seluruh atau sebagian pembayaran atas transaksi barang/jasa tersebut dengan barangjasa pula atau dengan kompensasi lain sebagai imbalan

 

 

28.

Barang diangkut lanjut adalah barang yang diangkut dengan sarana pengangkut melalui Kantor Pabean dengan dilakukan pembongkaran terlebih dahulu.

 

 

29.

Barang diangkut terus adalah barang yang diangkut dengan sarana pengangkut melalui Kantor Pabean tanpa dilakukan pembongkaran terlebih dahulu.

 

 

30.

Daftar Pemberitahuan barang Ekspor (DPBE) adalah daftar muatan barang ekspor yang digunakan untuk memberitahukan barang ekspor yang diangkut lanjut dan atau barang ekspor yang diangkut terus pada saat kedatangan sarana pengangkut.

 

 

31.

Outward manifest adalah daftar muatan barang ekspor yang diangkut olah sarana pengangkut dari pelabuhan asal/transit ke luar Daerah Pabean.

 

 

32.

Konsolidator barang ekspor adalah badan usaha yang melaksanakan pengumpulan (konsolidasi) barang ekspor sebelum barang-barang ekspor tersebut dimasukkan ke Kawasan Pabean untuk dimuat ke atas sarana pengangkut.

 

 

33.

Penyerahan Pemberitahuan melalui media elektronik adalah penyerahan Pemberitahuan Pabean dengan mempergunakan media disket atau melalui pertukaran data elektronik langsung sesuai standar yang ditetapkan dan berdasarkan kesepakatan antara eksportir dengan Direktur Jenderal atau Pejabat yang ditunjuknya.

 

BAB II

PEMBERITAHUAN EKSPOR BARANG

 

Pasal 2

 

 

(1)

Barang yang akan diekspor wajib diberitahukan dan didaftarkan ke Kantor Pabean dengan menggunakan PEB sebagaimana dimaksud dalam Lampiran Keputusan ini.

 

 

(2)

Penyampaian PEB dapat dilakukan secara langsung dengan tulisan diatas formulir atau melalui media elektronik.

 

 

(3)

Eksportir wajib mengisi PEB dengan lengkap dan benar dan bertanggung jawab atas kebenaran hal-hal diberitahukan dalam PEB.

 

Pasal 3

 

 

(1)

Barang yang diberitahukan dalam PEB yang telah didaftarkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), yang akan dimuat atau telah dimuat di sarana pengangkut untuk dikeluarkan dari Daerah Pabean, dianggap telah diekspor dan diperlakukan sebagai barang ekspor.

 

 

(2)

Dalam hal PEB disampaikan melalui media elektronik, pesan elektronik dan hasil cetak PEB yang telah didaftarkan diperlakukan sebagai PEB yang sah.

 

Pasal 4

 

 

PEB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 tidak diperlukan terhadap ekspor :

 

 

a.

barang pribadi penumpang, barang awak sarana pengangkut, dan bekal kapal dengan menggunakan daftar bekal;

 

 

b.

barang pelintas batas yang menggunakan Pemberitahuan Pabean sesuai ketentuan perjanjian perdagangan lintas batasl;

 

 

c.

barang dan atau kendaraan bermotor yang diekspor kembali dengan menggunakan dokumen yang diatur dalam ketentuan kepabeanan internasional (ATA CARNET, TRIPTEK, atau CPD CARNET);

 

 

d.

barang kiriman melalui PT. (Persero) Pos Indonesia dengan menggunakan dokumen Declaration En Douane (CN.23).

 

Pasal 5

 

 

(1)

Atas ekspor barang komoditi tertentu yang menurut ketentuan dikenakan pungutan ekspor terutang Pungutan Ekspor.

 

 

(2)

Jenis dan besarnya tarif Pungutan Ekspor diatur tersendiri dalam Keputusan Menteri Keuangan.

 

 

(3)

Pembayaran Pungutan Ekspor dilakukan secara tunai melalui Bank Devisa atau Kantor Pabean sebelum atau pada saat PEB didaftarkan dengan kurs yang berlaku pada saat pembayaran.

 

Pasal 6

 

 

(1)

Eksportir dapat memberitahukan ekspor barang yang dilaksanakan dalam periode waktu tertentu dengan menggunakan PEB Berkala.

 

 

(2)

Penggunaan PEB Berkala sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal atau Pejabat yang ditunjuknya.

 

 

(3)

Persetujuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat diberikan dalam hal eksportir mempunyai reputasi yang baik,  dan :

 

 

 

a.

frekuensi ekspornya tinggi;

 

 

 

b.

jadual sarana pengangkut barang ekspor tersebut tidak menentu;

 

 

 

c.

lokasi pemuatan barang ekspor tersebut jauh dari Kantor Pabean dan atau Bank Devisa;

 

 

 

d.

ekspor melalui saluran pipa atau jaringan transmisi; atau

 

 

 

e.

berdasarkan pertimbangan Direktur Jenderal atau Pejabat yang ditunjuknya, pengeksporan barang perlu menggunakan PEB Berkala.

 

 

(4)

Eksportir dikategorikan mempunyai reputasi yang baik sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) apabila :

 

 

 

a.

tidak pernah melanggar ketentuan kepabeanan dan cukai yang dikenai sanksi administrasi dalam kurun waktu 1 (satu) tahun terakhir;

 

 

 

b.

tidak mempunyai tunggakan hutang bea masuk, cukai, pajak, dan pungutan negara lainnya; dan

 

 

 

c.

sudah menyelenggarakan pembukuan sehingga dapat dibuat laporan sesuai Standar Akuntansi Keuangan Indonesia.

 

BAB III

PEMASUKAN BARANG EKSPOR KE KAWASAN PABEAN

 

Pasal 7

 

 

(1)

Pemasukan barang ekspor ke Kawasan Pabean atau Tempat Penimbunan Sementara dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Pejabat.

 

 

(2)

Pemasukan barang ekspor konsolidasi ke Kawasan Pabean atau Tempat Penimbunan Sementara wajib diberitahukan oleh Konsolidator ke Kantor Pabean.

 

BAB IV

PEMERIKSAAN PABEAN

 

Pasal 8

 

 

(1)

Terhadap barang ekspor dilakukan pemeriksaan pabean berupa penelitian dokumen.

 

 

(2)

Dalam hal tertentu dapat dilakukan pemeriksaan pabean berupa pemeriksaan fisik atas barang ekspor.

 

Pasal 9

 

 

(1)

Penelitian dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) dilakukan oleh Pejabat setelah PEB diajukan ke Kantor Pabean,

 

 

(2)

Penelitian dokumen sebagaiman dimaksud dalam ayat (1), meliputi :

 

 

 

a.

kebenaran dan kelengkapan pengisian data PEB;

 

 

 

b.

kelengkapan dokumen pelengkap pabean yang diwajibkan;

 

 

 

c.

kebenaran perhitungan PE yang tercantum dalam bukti pelunasan PE dalam hal barang ekspor terkena PE; dan

 

 

 

d.

pemenuhan ketentuan kepabeanan di bidang ekspor.

 

 

(3)

Dokumen pelengkap pabean sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf b, c dan d berupa :

 

 

 

a.

invoice dan packing list;

 

 

 

b.

STBS dalam hal barang ekspor terkena PE; dan

 

 

 

c.

dokumen pelengkap lainnya yang diwajibkan sebagai pemenuhan ketentuan kepabeanan di bidang ekspor.

 

 

Pasal 10

 

 

(1)

Pemeriksaan fisik barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) dilakukan terhadap :

 

 

 

a.

barang diimpor kembali;

 

 

 

b.

barang diekspor kembali;

 

 

 

c.

barang yang mendapat kemudahan ekspor;

 

 

 

d.

barang yang berdasarkan hasil analisis informasi terdapat indikasi yang kuat akan terjadi pelanggaran atau telah terjadi pelanggaran ketentuan kepabeanan dibidang ekspor;

 

 

(2)

Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

 

 

(3)

Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat dilaksanakan di Kawasan Pabean, gudang eksportir, atau tempat lain yang digunakan eksportir untuk menyimpan barang ekspor.

 

 

(4)

Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) harus tetap menjamin kelancaran arus barang ekspor.

 

Pasal 11

 

 

(1)

Pemeriksaan fisik barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) didasarkan pada PEB dan dokumen pelengkap pabean barang ekspor yang bersangkutan.

 

 

(2)

Pemeriksaan fisik barang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi :

 

 

 

a.

jenis barang;

 

 

 

b.

jumlah barang;

 

 

 

c.

identitas barang;

 

 

 

d.

spesifikasi teknis barang;

 

 

 

e.

kondisi barang;

 

 

 

f.

klasifikasi barang berdasarkan Harmonized System (HS);

 

 

 

g.

nomor, merek, jenis dan jumlah kemasan, dan

 

 

 

h.

pemenuhan ketentuan kepabeanan di bidang ekspor.

 

 

(3)

Hasil pemeriksaan fisik barang sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dicantumkan pada halaman belakang PEB dan atau pada laporan hasil pemeriksaan dalam hal diperlukan.

 

Pasal 12

 

 

(1)

Pemeriksaan fisik terhadap barang yang mendapat kemudahan ekspor sebagaimana  dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf c, tidak berlaku bagi eksportir tertentu.

 

 

 

(2)

Eksportir sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh Direktur Jenderal atau Pejabat yang ditunjuknya dengan memperhatikan reputasi eksportir yaitu :

 

 

 

a.

tidak pernah melanggar ketentuan kepabeanan dan cukai yang dikenai sanksi administrasi dalam kurun waktu 1 (satu) tahun terakhir;

 

 

 

b.

tidak mempunyai tunggakan hutang bea masuk, cukai, pajak, dan pungutan negara lainnya;

 

 

 

c.

sudah menyelenggarakan pembukuan sehingga dapat diaudit sesuai Standar Akutansi Keuangan Indonesia; dan

 

 

 

d.

telah memperoleh rekomendasi Direktur Verifikasi dan Audit Direktorat Jenderal Bea dan Cukai berdasarkan analisis manajemen resiko.

 

BAB V
PEMUATAN BARANG EKSPOR

 

Pasal 13

 

 

(1)

Pemuatan barang ekspor ke atas sarana pengangkutan dan ekspor melalui saluran pipa atau jaringan transmisi dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari Pejabat.

 

 

(2)

Persetujuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diberikan oleh Pejabat setelah dilakukan penelitian dokumen dan atau pemeriksaan fisik barang.

 

Pasal 14

 

 

Pemuatan barang ekspor dilakukan :

 

 

a.

di Kawasan Pabean; atau

 

 

b.

di tempat lain yang dipersamakan dengan Kawasan Pabean berdasarkan izin dari Kepala Kantor Pabean yang mengawasi tempat yang bersangkutan.

 

BAB VI

PENGANGKUTAN BARANG EKSPOR

 

Pasal 15

 

 

(1)

Pengangkut yang sarana pengangkutnya meninggalkan Kawasan Pabean, wajib memberitahukan barang yang diangkutnya dengan menggunakan pemberitahuan pabean berupa outward manifest barang ekspor kepada Pejabat di Kantor Pabean, paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak keberangkatan sarana pengangkut.

 

 

 

(2)

Outward manifest sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) mencantumkan paling sedikit hal-hal sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 190/KMK.05/2000 tentang Perubahan kedua atas Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 101/KMK.05/1997 tentang Pemberitahuan Pabean.

 

Pasal 16

 

 

Barang ekspor yang diangkut lanjut dan atau diangkut terus melalui tempat lain dalam Daerah Pabean wajib diberitahukan oleh pengangkutnya kepada Pejabat di Kantor Pabean tempat transit paling lama 24 (dua puluh empat) jam setelah kedatangan sarana pengangkut dengan menggunakan DPBE.

 

Pasal 17

 

 

Pengangkutan barang dari satu tempat ke tempat lain dalam Daerah Pabean melalui suatu tempat di luar Daerah Pabean wajib diberitahukan oleh pengangkutnya kepada Pejabat di Kantor Pabean sebelum sarana pengangkut meninggalkan tempat pemuatan dengan menggunakan pemberitahuan BC 1.3 sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 190/KMK.05/2000 tentang Perubahan kedua atas Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 101/KMK.05/1997 tentang Pemberitahuan Pabean.

 

BAB VII

PEMBATALAN EKSPOR

 

Pasal 18

 

 

(1)

Barang yang diberitahukan dalam PEB yang telah didaftarkan, jika dibatalkan ekspornya, harus dilaporkan kepada Pejabat di Kantor Pabean paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak keberangkatan sarana pengangkut.

 

 

(2)

Terhadap barang ekspor yang dibatalkan ekspornya tidak dilakukan pemeriksaan fisik kecuali termasuk barang ekspor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) d.

 

BAB VIII

SANKSI ADMINISTRASI

 

Pasal 19

 

 

Eksportir yang tidak melaporkan pembatalan ekspor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1), dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah).

 

 

Pasal 20

 

 

(1)

Eksportir yang salah memberitahukan jenis dan atau jumlah barang dalam PEB berdasarkan hasil pemeriksaan fisik barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf d dikenai sanksi administrasi berupa denda paling banyak Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) dan paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah).

 

 

(2)

Pengangkut yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, Pasal 16 dan Pasal 17 dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah).

 

BAB IX

KETENTUAN LAIN-LAIN

 

Pasal 21

 

 

(1)

Terhadap PEB yang telah didaftarkan dapat dilakukan pembetulan atau perubahan data sebelum atau sesudah persetujuan muat diberikan oleh Pejabat di Kantor Pabean.

 

 

(2)

Pembetulan / perubahan data PEB mengenai jenis dan atau jumlah dan atau harga barang dapat dilayani sepanjang barang ekspor belum dimuat ke sarana pengangkut kecuali dalam hal :

 

 

 

a.

Pemberulan/perubahan tersebut disebabkan karena nyata-nyata kesalahan administratif, dan harus diajukan paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak PEB didaftarkan;

 

 

 

b.

Ekspor barang cair yang pemuatannya melalui saluran pipa;

 

 

 

c.

Tidak keseluruhan barang ekspor terangkut (short shipment).

 

 

(3)

Pembetulan / perubahan data PEB selain mengenai jenis dan atau jumlah dan atau harga barang dapat dilayani sebelum maupun sesudah barang ekspor dimuat ke sarana pengangkut dan diajukan paling lama satu bulan terhitung sejak PEB didaftarkan.

 

Pasal 22

 

 

Konsolidator barang ekspor yang berlokasi di luar Kawasan Pabean wajib mendaftarkan perusahaannya pada Kantor Pabean yang mengawasinya.

 

Pasal 23

 

 

Eksportir wajib menyimpan data PEB yang telah didaftarkan dalam media elektronik dan atau hasil cetak PEB serta lembar asli dokumen pelengkap pabean sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) selama jangka waktu 10 (sepuluh) tahun pada tempat usahanya di Indonesia.

 

Pasal 24

 

 

Penyelesaian lebih lanjut terhadap realisasi ekspor barang yang mendapat kemudahan ekspor diatur dengan Keputusan Ditektur Jenderal. 

 

Pasal 25

 

 

Pengambilan data PEB oleh Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik secara elektronik diatur lebih lanjut dengan Keputusan Ditektur Jenderal. 

 

BAB X

PENUTUP

 

Pasal 26

 

 

Pada saat Keputusan Menteri Keuangan ini mulai berlaku :

 

 

1.

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 487/KMK.05/1996 tentang Pemeriksaan Pabean Atas Barang Ekspor;

 

 

2.

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 488/KMK.05/1996 tentang Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Ekspor sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 501/KMK.05/1996;

 

 

dinyatakan tidak berlaku.

 

Pasal 27

 

 

Ketentuan teknis yang diperlukan dalam pelaksanaan Keputusan Menteri Keuangan ini ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal.

 

Pasal 28

 

 

Keputusan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan mempunyai daya laku surut terhitung sejak tanggal 1 Agustus 2001.

 

 

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan Menteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

 

 

                                                Ditetapkan di Jakarta

                                                pada tanggal  31 Desember 2002

                                                MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

 

                                                BOEDIONO

     

 

                                                                                           LAMPIRAN

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR     557/KMK.04/2002        TENTANG   TATALAKSANA

KEPABEANAN DI BIDANG EKSPOR

                      

                          PEMBERITAHUAN EKSPOR BARANG (PEB)

                                                                                                                                                                               BC 3.0

Kantor Pelayanan Bea dan Cukai

:

 

 

Halaman 1 dari ……...

Nomor Pengajuan

:

 

 

 

 

A.

Jenis PEB

:

 

 

1.

Biasa

2.

Berkala

B.

Jenis Barang Ekspor

:

 

 

1.

Umum

 

 

 

 

2.

Terkena PE

 

 

 

 

3.

Mendapat Kemudahan Ekspor

 

 

 

 

4.

Tertentu

 

 

…………….

 

 

 

 

5.

Dari TPB

 

 

…………….

C.

Cara Perdagangan

:

 

 

1

Biasa

2.

Imbal Dagang

D.

Cara Pembayaran

:

 

 

……………………………………..

 

E.

DATA PEMBERITAHUAN

G.

DIISI BEA DAN CUKAI :

1.

Identitas Eksportir

:

NPWP/Paspor/KTP/Lainnya

 

 

 

 

 

 

 

No.& Tgl.Pendaftaran

 

 

 

 

2.

Nama, Alamat Eksportir

:

 

 

 

 

 

 

 

14.

Invoice No.

:

 

Tgl :

3.

No. & Tgl SIUP

Status

 

 

 

 

 

…………………….

 

 

4.

Nama, Alamat Penerima/Pembeli :

 

 

15.

Lokasi Pem : 1. Kawasan Pabean

 

 

 

 

 

 

                        2. Luar Kawasan, Pab. Tgl                                                         

 

 

 

 

 

                             KPBC :

 

 

 

 

 

 

No. & Tgl. LHP :

 

 

 

 

16.

Daerah Asal Brg. :

 

 

 

 

 

17.

Neg. Tujuan

 

 

5.

NPWP PPJK

:

 

18.

Izin Khusus

:

 

Tgl.

 

 

 

 

 

Sie

:

 

 

6.

Nama, Alamat PPJK

:

 

 

KARANTINA

:

 

 

 

 

 

 

 

SM/SPM

:

 

 

 

 

 

 

 

Lain-lain

:

 

 

7.

No. & Tgl Surat Izin PPJK

:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

8.

Cara Pengangkutan : 1 laut; 2.K.A.

3.Jalan Raya;4.Udara;…9.Lainnya

 

 

9. Perkiraan Tgl. Ekspor :

19.

Cara Penyerahan Brg.  :

 

 

10.

Nama Sarana Pengangkut/No.Voy./ Flight :

11. Pel. Muat

 

 

20.

Valuta :

 

 

21.  Freight :

12.

Pel. Bongkar :

 

 

13. Pel.Transit DN :

 

 

22.Asuransi :

23.    FOB   :

24.

Merek dan No. Kemasan serta No. dan Jumlah Peti Kemas

25. Jumlah dan Jenis Kemasan :

 

26. Brt.Kotor (Kg)

27.Brt. Bersih (kg)

 

 

 

 

28

No.

29.

-

-

Pos Tarif/HS

Uraian jenis dan jumlah barang secara lengkap, merk, tipe, Ukuran, spesifikasi lain dan kode barang

30.

-

 

-

HPE Barang pada tgl. Pendaftaran

PE  (% atau lainnya)

31.

-

 

-

Jumlah & Jenis

Satuan

Berat bersih (kg)

32. Jumlah nilai

      FOB        

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

F.

Dengan ini saya menyatakan bertanggung jawab atas kebenaran hal-hal yang diberitahukan dalam dokumen ini.

33.   Nilai PE dalam Rupiah

 

 

…………………………….Tgl. ………………………………

 

I.

          DIISI BEA DAN CUKAI/BANK :

No. Penerimaan :

 

Ekesportir / PPJK

(………………………………….)

TELAH DIBAYAR

Jen.  Pen

No. Tanda Pembayaran

Tgl.

PE

 

 

Pejabat Penerima

 

(…………………….)

Nama/Stempel Instansi

       

 

H.

PEJABAT BC

                                                                                           

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

CATATAN UNTUK BEA DAN CUKAI

DALAM HAL DILAKUKAN PEMERIKSAAN BARANG

KANTOR YANG MELAKSANAKAN PEMERIKSAAN FISIK

TEMPAT PEMERIKSAAN

:

 

TANGGAL PEMERIKSAAN

:

 

 

IKHTISAR PEMERIKSAAN

:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

…………………….Tgl ……………………..

 

 

 

Pemeriksa Bea dan Cukai

Tanda tangan

 

 

 

 

 

 

 

 

Nama ……………………..

 

 

 

NIP. 0600……………………………

                   

 

LEMBAR LANJUTAN

PEMBERITAHUAN EKSPOR BARANG (PEB)

BC 3.0

Kantor Pelayanan Bea dan Cukai :

Halaman………… dari ……………

Nomor Pengajuan

:

 

Nomor Pendaftaran

:

 

28

No

29.

-

Pos Tarif/HS

30.

-

HPE Barang pada Tgl.

31.

-

Jumlah & Jenis

32.

Jumlah Nilai POB

 

-

Uraian jenis dan jumlah barang secara lengkap, merk,

 

 

Pendaftaran

 

 

Satuan

 

 

 

Tipe, ukuran, spesifikasi lain dank ode barang

 

-

PE ( % atau lainnya )

 

-

Berat bersih (kg)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

………………………………….Tgl ……………………………

 

 

EKSPORTIR / PPJK

 

 

 

 

 

 

 

 

( ………………………………………. )

                             

 

 

LEMBAR LAMPIRAN PETI KEMAS

PEMBERITAHUAN EKSPOR BARANG (PEB)

BC 3.0

Kantor Pelayanan Bea dan Cukai :

Halaman………… dari ……………

Nomor Pengajuan

:

 

Nomor Pendaftaran

:

 

No.

Urut

NOMOR

UKURAN

TIPE

NO.

Urut

NOMOR

UKURAN

TIPE

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

………………………………….Tgl ……………………20………

 

 

EKSPORTIR / PPJK

 

 

 

 

 

 

 

 

( ………………………………………. )

                     

 

LEMBAR LAMPIRAN

PEMBERITAHUAN EKSPOR BARANG (PEB) BERKALA

BC 3.0

Kantor Pelayanan Bea dan Cukai :

Halaman………… dari ……………

Nomor Pengajuan

:

 

Nomor Pendaftaran

:

 

No.

Urut

No. & Tgl.

Pendaftaran

Invoice

No. & Tgl.

Invoice

Nama, Alamat

Penerima/Pembeli

Tgl.

Ekspor

Sarana Pengangkut

(Nama & Voy./Flight No.)

Negara Tujuan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

……………….., Tgl …………..20………

Eksportir / PPJK

 

( ……………………… )

 

                   

 

 

 

PETUNJUK PENGISIAN

PEMBERITAHUAN EKSPOR BARANG (PEB)

(BC 3.0)

 

1.

Format PEB mempunyai ruang dan kolom sesuai contoh dengan ukuran a4 (210 x 297 mm).

 

2.

PEB terdiri atas 4 (empat) lembar :

 

-

Lembar pertama,

 

 

 

-

Lembar lanjutan, digunakan dalam hal PEB berisi lebih dari satu pos tarif dan/atau lebih dari satu uraian jenis barang.

 

-

Lembar Lampiran Peti Kemas, digunakan dalam hal PEB berisi lebih dari empat peti kemas, dan

 

-

Lembar Lampiran PEB Berkala dipergunakan dalam hal PEB Berkala yang berisi lebih dari satu pengapalan atau lebih dari satu invoice.

 

3.

Pada bagian kanan atas lembar PEB, lembar lanjutan, lembar lampiran container, harus diisi halaman ke berapa dari jumlah keseluruhan halaman.

Contoh :

Apabila PEB hanya satu halaman, ditulis :

halaman 1 dari 1.

 

Apabila PEB terdiri dari 3 halaman, ditulis :

halaman 1 dari 3.

halaman 2 dari 3.

halaman 3 dari 3.

 

4.

Tatacara pengisian :

 

 

 

-

Data uang dengan angka adalah sebagai berikut :

 

 

a.

untuk memisahkan angka ribuan diberi tanda titik;

 

 

 

b.

untuk memisahkan angka pecahan decimal diberi tanda koma dan 2 (dua) digit diberlakang dibelakang koma.

 

 

 

Contoh :    USD 25.000,00 → untuk penulisan duapuluh lima ribu dollar US.

 

-

Alamat eksportir, penerima/pembeli dan PPJK harus diisi dengan lengkap dan tidak diperkenankan hanya mencantumkan nomor kotak pos (PO. BOX).

 

5.

Pengisian kolom-kolom PEB oleh Eksportir/PPJK adalah sebagai berikut :

 

 

Kantor Pelayanan Bea dan Cukai :

 

Diisi nama Kantor Pelayanan Bea dan Cukai tempat diajukannya PEB dan diisikan kode sebanyak 6 digit (sesuai tabel kode kantor DJBC) pada kotak yang tersedia.

 

 

 

Contoh : Tanjung Perak

070100

 

 

 

 

 

 

 

Nomor Pengajuan :

 

 

 

Diisi dengan tiga kelompok data yang berupa :

 

-

Kode pengguna yang diberikan oleh Bea dan Cukai;

 

-

Tanggal pengajuan/pembuatan PEB;

 

-

Nomor pengajuan / pembuatan PEB dari yang bersangkutan.

 

 

 

 

 

Contoh

:

Kode pengguna 990111; Nomor pengajuan = 1125;

 

 

 

 

 

 

Tanggal Pengajuan 1 Juni 2001

 

 

 

 

 

 

Nomor Pengajuan

990111

1125

01/06/2001

 

A.

Jenis PEB

 

 

 

 

 

Diisi angka 1 pada kotak yang tersedia untuk PEB biasa atau angka 2 pada kotak yang tersedia untuk PEB Berkala.

 

 

 

 

 

 

PEB Biasa adalah PEB yang diajukan untuk setiap kali pengeksporan.

 

 

 

 

 

 

PEB Berkala adalah PEB yang diajukan untuk seluruh transaksi ekspor dalam periode waktu tertentu.

 

 

 

 

 

Contoh

:

PEB Biasa

 

 

 

 

 

 

1

 

1.

Biasa;

2.

Berkala

 

 

 

 

 

 

PEB Berkala

 

 

 

 

 

 

2

 

1.

Biasa;

2.

Berkala

 

B.

Jenis Barang Ekspor

 

 

 

Diisi pada kotak yang disediakan angka :

 

 

 

1

untuk barang ekspor umum, atau

 

 

 

2

untuk barang ekspor terkena PE, atau

 

 

 

3

untuk barang ekspor yang mendapat kemudahan ekspor, atau

 

 

 

4

untuk barang ekspor tertentu, atau

 

 

 

5

untuk barang ekspor dari TPB.

 

 

 

 

Jika barang ekspornya termasuk barang ekspor tertentu, disamping mengisi angka 4 pada kotak yang disediakan, juga harus mengisi kotak untuk rincian barang ekspor tertentu dengan huruf serta diisikan uraian barang ekspor tertentu tersebut dibelakang kotak tersaebut :

 

 

 

 

a.

untuk barang kiriman, atau

 

 

 

 

 

untuk barang pindahan, atau

 

 

 

 

 

untuk barang diplomatik, atau

 

 

 

 

 

untuk barang keperluan misi keagamaan, kemanusiaan, olah raga, kesenian, kebudayaan dan pendidikan, atau

 

 

 

 

 

untuk barang diekspor kembali, atau

 

 

 

 

 

untuk barang diimpor kembali, atau

 

 

 

 

 

untuk barang cinderamata, atau

 

 

 

 

 

untuk barang contoh, atau

 

 

 

 

 

untuk barang keperluan penelitian, atau

 

 

 

 

 

untuk barang Badan Inrernasional beserta pejabatnya.

 

 

 

 

Jika barang ekspornya termasuk jenis barang ekspor dari TPB, disamping mengisi angka 5 pada kotak yang disediakan, juga harus mengisi kotak untuk kode gate/pintu yang dilalui pada saat barang dimasukan atau dikeluarkan dari TPB.  

 

 

 

 

Contoh :

 

 

 

 

-

Untuk jenis barang ekspor umum

 

 

 

 

 

 

Jenis Barang Ekspor

1

 

 

 

 

 

-

Untuk jenis barang ekspor yang terkena PE

 

 

 

 

 

 

Jenis Barang Ekspor

2

 

 

 

 

 

 

-

Untuk jenis barang ekspor yang mendapat kemudahan ekspor

 

 

 

 

 

 

Jenis Barang Ekspor

3

 

 

 

 

 

-

Untuk jenis barang ekspor tertentu yaitu barang pindahan

 

 

 

 

 

 

Jenis Barang Ekspor

4

 

 

b

 

Barang pindahan

 

 

 

 

-

Untuk barang ekspor dari TPB

 

 

 

 

 

 

Jenis Barang Ekspor

5

 

 

040121

 

Nusantara

 

C.

Cara Perdagangan :

 

 

 

Diisi pada kotak yang disediakan angka :

 

 

 

1

untuk cara perdagangan biasa

 

 

 

2

untuk cara perdagangan imbal dagang

 

 

 

Contoh :

 

 

 

 

-

Untuk cara perdagangan biasa

 

 

 

 

 

 

1

 

1.

Biasa

2.

Imbal Dagang

 

 

 

 

-

Untuk cara perdagangan imbal dagang

 

 

 

 

 

 

2

 

1.

Biasa

2.

Imbal Dagang

 

Cara Pembayaran :

 

 

 

Diisi pada kotak yang disediakan kode cara pembayaran serta uraiannya dibelakang kotak tersebut :

 

 

 

 

1

untuk pembayaran dilakukan di muka, atau

 

 

 

2

untuk pembayaran dengan Sight Letter of Credit, atau

 

 

 

3

untuk pembayaran dilakukan dengan Wesel Inkaso, atau

 

 

 

4

untuk pembayaran dilakukan dengan perhitungan kemudian, atau

 

 

 

5

untuk pembayaran dilakukan dengan konsinyasi, atau

 

 

 

6

untuk pembayaran dilakukan dengan Usance Letter of Credit, atau

 

 

 

7

untuk pembayaran dilakukan dengan lainnya.

 

 

 

Contoh :

 

 

 

 

-

Untuk Pembayaran dengan konsinyasi

 

 

 

 

 

 

5

 

Konsinyasi

 

 

 

 

-

Untuk Pembayaran dengan Usance Letter of Credit

 

 

 

 

 

 

6

 

Usance Letter of Credit

 

E.

Data Pemberitahuan :

 

 

Pengisian kolom-kolom pada data pemberitahuan sangat tergantung kepada jenis barang ekspornya.

Tabel dibawah ini menunjukan kolom-kolom yang harus diisi, yang diisi apabila ada atau tidak perlu diisi.

                                                           

 

No

Jenis Barang

Ekspor

Kolom yang

Harus Diisi

Kolom yang

Diisi Apabila

Ada

Kolom Yang

Tidak Perlu

Diisi

Keterangan

1.

Umum

1  s/d  4

5 s/d 7

30 dan 33

(5 s/d 7) apabila menggunakan PPJK

8  s/d  12

13, 18,

   15

 

14, 16, 17

21, 22

 

 

19 dan 20

 

 

 

23 s/d 29

 

 

 

31 dan 32

 

 

 

 

2.

Terkena PE

1  s/d  4

5 s/d 7

 

(5 s/d 7) apabila menggunakan PPJK

8  s/d  12

13, 18,

    15

 

14, 16,  17

21,  22

 

 

19  dan  20

 

 

 

23  s/d  33

 

 

 

 

3.

Mendapat

Kemudahan

Ekspor

1  s/d  4

  5  s/d  7

 30  dan  33

(5 s/d 7) apabila menggunakan PPJK

8  s/d  12

13, 21, 22

 

 

14  s/d  20

 

 

 

23  s/d  29

 

 

 

31  dan  32

 

 

 

 

4.

Tertentu

  1  s/d  4

  5  s/d  7

  30, 33

(5 s/d 7) apabila menggunakan PPJK

  8  s/d  12

 13, 15, 18,

 

 

14, 16, 17

21, 22

 

 

19  dan  20

 

 

 

23  s/d  29

 

 

 

31  dan  32

 

 

 

 

5.

Dari Tempat

Penimbunan

Berikat (TPB)

  1  s/d  4

  5  s/d  7

  30 dan 33

(5 s/d 7) apabila menggunakan PPJK

  8  s/d  12

 

 

 

14, 16 s/d  20

 

 

 

23  s/d  29

 

 

 

31 dan32

 

 

 

 

 

Adapun cara pengisian kolom-kolomnya adalah sebagai berikut :

 

 

Angka 1.

Identitas Eksportir :  NPWP/Paspor/KTP/Lainnya.

 

 

 

 

-

Diberi tanda “xxx” (coret) bagi identitas yang tidak digunakan.

(dalam hal dipergunakan NPWP, maka Paspor, KTP, dan lainnya dicoret)

 

 

-

Diisi nomor identitas Importir,

(dalam hal identitasnya NPWP, diisi Nomor Pokok Wajib Pajak Importir)

 

 

 

Contoh :   NPWP/Paspor/KTP/Lainnya.

 

 

 

 

 

 

 

              05.237.708.2-011.000

 

 

 

 

 

 

 

Angka 2.

Nama, Alamat Eksportir :

 

 

 

Diisi nama dan alamat lengkap eksportir.

 

 

Angka 3.

No. & Tgl SIUP :

Status

 

 

 

 

…………….

 

 

 

Diisi nomor dan tanggal Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) atau Surat Izin yang dikeluarkan oleh Departemen Teknis / Lembaga Pemerintah Non Departemen dan tanggal pengeluaran.

 

 

 

Diisi pada kotak yang disediakan kode status perusahaan serta uraiannya dibelakang kotak tersebut :

 

 

 

10

untuk Koperasi, atau

 

 

 

20

untuk PMDN (migas), atau

 

 

 

21

untuk PMDN (non migas), atau

 

 

 

30

untuk PMA    (migas), atau

 

 

 

31

untuk PMA    (non migas), atau

 

 

 

40

untuk BUMN, atau

 

 

 

50

untuk BUMD, atau

 

 

 

60

untuk Perorangan, atau

 

 

 

90

untuk lainnya

 

 

 

Contoh  :

 

-

Untuk Koperasi

 

 

10

 

Koperasi

-

Untuk PMA non migas

 

 

31

 

PMA non migas

 

 

Angka 4.

Nama, Alamat Penerima/Pembeli :

 

 

Diisi :

 

 

-

Nama dan alamat lengkap penerima/pembeli barang di luar negeri

 

 

 

-

Kode negaranya sesuai dengan tabel kode negara pada kotak yang tersedia.

 

 

 

 

Contoh  :

Bigben Conpany

 

 

 

 

 

44 Dartmourt Road

GB

 

 

 

 

 

London NWZ 4EX

 

 

 

 

Untuk PEB Berkala yang penerima/pembeli lebih dari satu, diisi “Lihat lembar lampiran PEB Berkala.”

 

 

Angka 5.

NPWP PPJK  :

 

 

 

 

Diisi Nomor Pokok Wajib Pajak Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK).

 

 

Angka 6.

Nama, Alamat PPJK  :

 

 

 

Diisi nama dan alamat lengkap PPJK.

 

 

 

Angka 7.

No. & Tgl. Surat Izin PPJK :

 

 

 

 

Diisi kode kantor yang mengeluarkan Surat Izin Usaha Pengurusan Jasa Kepabeanan, nomor izin, dan tanggal pengeluaran izin pada 3 (tiga) kotak yang tersedia.

 

 

 

    Contoh

:

Surat izin PPJK dikeluarkan Kantor Pelayanan Tipe A Tanjung Perak dengan nomor 101/WBC.07/KP.01/2001 tanggal 1 Mei 2001.

 

 

 

 

 

101/WBC.07/KP.01/2001

01/05/2001

 

 

 

 

Angka 8.

Cara Pengangkutan : 1.Laut; 2.Kerata Api, 3.Jalan Raya, 4.Udara, .....….. 9.Lainnya

 

 

 

Diisi kode pengangkutan pada kotak yang disediakan angka :

 

 

1

untuk pengangkutan menggunakan sarana pengangkutan laut,

 

 

2

untuk pengangkutan menggunakan sarana pengangkutan kereta api,

 

 

3

untuk pengangkutan menggunakan sarana Pengangkutan jalan raya,

 

 

4

untuk pengangkutan menggunakan sarana pengangkutan udara,

 

 

5

untuk pengangkutan menggunakan pos,

 

 

6

untuk pengangkutan menggunakan multimoda transportasi,

 

 

7

untuk pengangkutan menggunakan instalasi / pipa

 

 

8

untuk pengangkutan menggunakan angkutan sungai, atau

 

 

9

untuk pengangkutan menggunakan sarana pengangkutan lainnya (lain dari 1 s/s 8).

 

 

Angka 9.

Perkiraan Tgl. Ekspor :

 

 

 

Diisi tanggal/bulan/tahun keberangkatan sarana pengangkut.

 

 

 

Untuk PEB Berkala yang perkiraan tanggal ekspornya lebih dari satu, diisi “Lihat lembar lampiran PEB Berkala.”

 

 

Angka 10.

Nama Sarana Pengangkut & No. Voy/Flight :

 

 

Diisi :

 

 

 

-

nama sarana pengangkut.

 

 

 

-

nomor Voy (Voyage) untuk angkutan laut atau nomor flight untuk angkutan udara,

 

 

-

bendera kapal.

 

 

 

 

Untuk PEB Berkala yang nama sarana pengangkutnya lebih dari satu, diisi “Lihat lembar lampiran PEB Berkala.”

 

 

Angka 11.

Pelabuhan Muat :

 

 

 

 

Diisi :

 

 

 

-

nama pelabuhan muat barang,

 

 

 

-

kode lokasi / pelabuhan muat sesuai tabel kode lokasi /pelabuhan pada kotak yang tersedia.

 

 

 

 

                      Contoh :  JUANDA

IDSUB

 

 

 

 

Angka 12.

Pelabuhan Bongkar :

 

 

 

 

Diisi :

 

 

 

-

nama pelabuhan dan negara bongkar,

 

 

 

-

kode lokasi/pelabuhan bongkar sesuai tabel kode lokasi/pelabuhan pada kotak yang tersedia.

 

 

 

 

Contoh :  Narita, Jepang

JPNRT

 

 

 

 

Angka 13.

Pelabuhan Transit DN :

 

 

 

 

Diisi dalam hal ada :

 

 

 

-

pelabuhan transit dan negara bongkar,

 

 

 

-

kode lokasi/pelabuhan transit pada kotak yang disediakan.

 

 

 

 

Contoh :  TANJUNG EMAS

IDSRG

 

 

 

 

Angka 14.

Invoice No. :

Tgl. :

 

 

 

 

Diisi nomor dan tanggal invoice.

Diisi tanggal invoice.

 

 

Contoh : 229/000707

Contoh : 19/05/2001

 

 

 

 

Untuk PEB Berkala yang nomor invoicenya lebih dari satu, diisi “Lihat lembar lampiran PEB Berkala.”

 

 

Angka 15.

Lokasi Pemeriksaan :

1.

Kawasan Pabean

 

 

 

2.

Luar Kawasan Pabean, Tgl :

 

 

 

KPBC :

 

 

 

Dalam hal ditetapkan perlu pemeriksaan fisik, diisi lokasi pemeriksaan yang diinginkan dengan angka :

 

 

1

untuk pemeriksaan di Kawasan Pabean;

 

 

2

untuk pemeriksaan di luar Kawasan Pabean.

 

 

Dalam hal pemeriksaan fisik dilakukan di luar Kawasan Pabean, diisi tanggal pelaksanaan pemeriksaan fisik dan KPBC yang mengawasi serta kode Kantornya.

 

 

 

 

Contoh : Di Kawasan Pabean

1

 

 

 

 

 

2

 

 

 

 

Di luar Kawasan Pabean, tgl. 22 Juli 2001

KPBC : Purwakarta

050533

 

 

 

 

 

Untuk PEB Berkala dalam hal telah dilakukan pemeriksaan fisik diisi lokasi pemeriksaan.

 

 

Angka 16.

Daerah Asal Brg. :

 

 

 

Diisi nama propinsi/kabupaten/kota asal barang serta kode daerah pada kotak yang tersedia sesuai tabel.

 

 

 

Contoh :  PURWAKARTA

3214

 

 

 

Angka 17.

Neg. Tujuan :

 

 

Diisi nama negara tujuan serta kode negara pada kotak yang tersedia :

 

 

 

Contoh :  JEPANG

 

JP

 

 

 

Untuk PEB Berkala yang negara tujuannya lebih dari satu, diisi “Lihat lembar lampiran PEB Berkala.”

 

 

Angka 18.

Izin Khusus :

 

 

SIE

:

No.

Tgl

 

 

KARANTINA

:

No.

Tgl

 

 

SM/SPM

:

No.

Tgl

 

 

Lain-lain

:

No.

Tgl

 

 

 

 

Diisi nomor dan tanggal :

 

 

-

Surat izin ekspor;

 

 

 

-

Surat Izin yang dikeluarkan KARANTINA;

 

 

-

SM/SPM untuk Sertifikat Mutu/Surat Pernyataan Mutu; atau

 

 

-

Lainnya, misalnya ekspor barang kena cukai (BKC) diisi izin ekspor BKC (CK-8) atau izin penggunaan PEB Berkala.

 

 

 

Keterangan :

 

 

Dalam hal barang ekspor lebih dari satu jenis dan lebih dari satu pos tarif, maka angka 18 lembar pertama diisi kata-kata “Lihat Lembar Lanjutan”, kemudian pada angka 29 Lembar Lanjutan diisi masing-masing izin khusus yang bersangkutan.

 

 

Angka 19.

Cara Penyerahan Brg. :

 

 

Diisi cara penyerahan barang sebagaimana tercantum dalam kontrak penjualan, dengan menggunakan istilah INCOTERM (sebanyak 3 digit) dalam kotak yang tersedia.

 

 

-

EX Work …………………………………

EXW

 

 

-

Free carrier ………………………………

FCA

 

 

-

Free Along Ship ………………………...

FAS

 

 

-

Free On Board …………………………..

FOB

 

 

-

Cost and Freight ………………………..

CFR

 

 

-

Cost, Insurance, and Freight …………..

CIF

 

 

-

Carrier Paid To ………………………….

CPT

 

 

-

Carrier and Insurance Paid To ………..

CIP

 

 

-

Delivered at Frontier …………………..

DAF

 

 

-

Delivered Ex Ship ………………………

DES

 

 

-

Delivered Ex Quay (Duty Paid) ……….

DEQ

 

 

-

Delivered Duty Unpaid ………………..

DDU

 

 

-

Delivered Duty Paid ……………………

DDP

 

 

 

Contoh :  Cara pembayaran Free On Board

 

 

 

 

                            Free On Board

FOB

 

 

 

Angka 20.

Valuta :

 

 

 

 

Diisi jenis valuta yang dipergunakan dalam nilai FOB pada kotak yang tersedia.

 

 

 

Contoh :  Valuta United States Dollar

 

 

 

 

                       United States Dollar

USD

 

 

 

 

Untuk PEB Berkala.

Bila dalam beberapa invoice terdapat 2 (dua) atau lebih jenis valuta, diisi salah satu jenis valuta dengan cara mengkonversikan mata uang tersebut ke jenis mata uang yang dipilih berdasarkan kurs yang berlaku pada saat pendaftaran invoice sehingga menggambarkan seluruh nilai transaksi.

 

 

Angka 21.

Freight :

 

 

 

Diisi nilai freight barang ekspor yang bersangkutan dalam valuta asing sebagaimana tercantum dalam angka 20.

 

 

Angka 22.

Asuransi :

 

 

 

Diisi nilai asuransi barang ekspor yang bersangkutan dalam valuta asing sebagaimana tercantum dalam angka 20.

 

 

Angka 23.

FOB :

 

 

 

Diisi nilai total FOB dalam valuta asing sebagaimana tercantum pada angka 20.

 

 

 

Contoh : untuk US $ 25.000,- 

 US $ 25.000,00

 

 

 

Keterangan :

Dalam hal jenis barang ekspor lebih dari satu jenis dan lebih dari satu pos tarif/pembebanan PE, maka total FOB atau rekapitulasi diisi pada angka 23 lembar pertama, sedangkan perinciannya diisi pada angka 32 Lembar Lanjutan per jenis barang/pos tarif.

 

 

Angka 24.

Merek dan No. Kemasan serta No. dan Jumlah Peti Kemas :

 

 

 

Diisi merek dan nomor kemasan yang tercantum pada koli/pengemas yang bersangkutan. Dalam hal barang diangkut dengan peti kemas, selain diisi merek dan nomor kemasan yang tercantum pada koli/ pengemas bersangkutan juga diisi nomor dan jumlah peti kemas.

 

 

 

Contoh :

 

 

 

-

Jika tidak memakai peti kemas :

 

 

 

 

PT ABG

No. 1 – 100

 

 

 

-

Jika memakai peti kemas :

 

 

 

 

PT. ABG

No. 1 - 100

 

 

 

 

2 (dua) peti kemas

 

 

 

 

 

TEXU 123456-7

 

 

 

 

 

TEXU 234567-8

 

 

 

Angka 25.

Jumlah dan Jenis Kemasan :

 

 

 

Diisi dengan jumlah dan jenis kemasan atau jumlah dan jenis pengemas barang ekspor. Apabila jenis kemasannya lebih dari satu, agar dicantumkan dalam jenis kemasan package.

 

 

 

Contoh :            10    case   

CS

 

 

 

 

              10 case, 50 box, 40 drum ditulis :

 

 

 

                  100  package

PK

 

 

 

Angka 26.

Berat Kotor (Kg)  :

 

 

 

Diisi berat kotor (bruto) dalam kilogram (kg) keseluruhan barang ekspor yang bersangkutan.

 

 

Angka 27.

Berat Bersih :

 

 

 

Diisi berat bersih (netto) dalam kilogram (kg) atas keseluruhan barang ekspor yang bersnagkutan.

 

 

 

Keterangan :

Dalam hal jenis barang ekspor lebih dari satu jenis dan lebih dari satu pos tarif/pembebanan PE, maka total berat bersih atau rekapitulasinya diisi pada angka 27 Lembar Pertama, sedangkan berat bersih tiap jenis barang atau pos tarif/pembebanan PE dirinci pada angka 31 Lembar Lanjutan.

 

 

Angka 28 s.d. 32 diisi data dari setiap jenis barang yang terdapat dalam Lembar Pertama dan Lembar Lanjutan.

 

 

Angka 28.

No. :

 

 

 

Diisi sesuai dengan nomor urut.

 

 

Keterangan :

Dalam hal jenis barang ekspor lebih dari satu jenis dan lebih dari satu pos tarif, maka nomor urutnya dirinci pada angka 28 Lembar Lanjutan, sedangkan pada lembar pertama untuk angka 28 s.d. 32 cukup diberi catatan :

     ……… (tulis angka dengan) jenis barang, lihat lembar lanjutan.

 

 

 

Contoh :    5 (lima) jenis barang, lihat lembar lanjutan.

 

 

Angka 29.

-

Pos Tarif/HS :

 

 

 

 

 

Diisi kode pos tarif (HS) barang ekspor sesuai dengan klasifikasi barang yang bersangkutan.

 

 

 

-

Uraian jenis barang secara lengkap, merek, tipe, ukuran, spesifikasi lainnya dan kode barang :

 

 

 

Diisi uraian jenis barang ekspor berikut merk, ukuran, spesifikasi lainnya sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk menetapkan klasifikasi.

Diisi kode barang dalam hal barang ekspor berasal dari TPB dan/atau yang mendapat kemudahan ekspor sesuai kode barang dari masing-masing perusahaan.

 

 

 

Contoh :

-

xxxx.xx.xxx

 

 

 

-

Kain sarung polyester 65% cotton 35%

1000 (seribu) pieces

Merk Salak, tipe A, ukuran Dewasa

Kode barang : 100015

 

 

 

Keterangan :

Dalam hal barang ekspor lebih dari satu pos tarif dan/atau lebih dari satu uraian jenis barang, maka angka 29 lembar pertama diisi kata-kata “Lihat Lembar Lanjutan”, kemudian pada angka 29 Lembar Lanjutan diisi masing-masing pos tarif dan/atau masing-masing uraian jenis barang.

Yang dimaksud dengan kode barang adalah kode barang hasil produksi dalam hal ekspor dari Kawasan Berikat dan ekspor yang mendapat kemudahan ekspor.

Sedangkan dalam hal ekspor dari Gudang Berikat adalah kode barang yang sama pada saat penerimaan.

   

 

Angka 30.

-

HPE Barang pada tgl. Pendaftaran :

 

 

 

 

Diisi Harga Patokan Ekspor per satuan barang ekspor berdasarkan Harga Patokan Ekspor yang secara berkala ditetapkan oleh Departemen Peindustrian dan Perdagangan yang berlaku pada tanggal pembayaran PE. Apabila tidak ada Harga Patokannya, agar diisikan tanda “ – “.

 

 

 

-

PE (% atau lainnya) :

 

 

 

 

 

Diisi besarnya tarif PE dalam % (persentase) atau US $, sesuai tarif PE dalam Keputusan Menteri Keuangan yang berlaku pada tanggal pembayaran.

 

 

 

Keterangan :

Apabila tarif PE berbeda untuk beberapa jenis barang ekspor, lembar pertama tidak diisi tetapi dirinci pada Lembar Lanjutan. Jika barang ekspor tersebut tidak terkena PE, kotak yang bersangkutan agar diisi dengan tanda “ – “.

 

 

Angka 31.

-

Jumlah & Jenis Satuan :

 

 

 

 

 

Diisi dengan jumlah dan jenis barang menurut satuan barang.

Diisi dengan uraian dan kode satuan barang ekspor yang bersangkutan dengan berpedoman kepada dasar harga transaksi ekspor, sebagai missal per piece (pce), per ton, per drum.

Kode satuan barang terdapat pada Tabel Satuan, yang wajib diisikan pada kotak yang telah disediakan.

 

 

 

-

Berat Bersih (Kg) :

 

 

 

 

 

Diisi berat bersih (netto) dalam kilogram.

 

 

 

Keterangan :

Dalam hal lebih dari satu jenis satuan barang, maka diisi di lembar pertama rekapitulasi jumlah dan jenis satuan barang yang bersangkutan, sedangkan perinciannya diisi pada angka 31 Lembar Lanjutan.

 

 

 

Contoh :

Apabila jumlah barang 2500 dengan satuan pieces dan berat bersihnya 100 kg, ditulis :

 

 

 

2500 Pieces

 

 

 

 

100 kg

 

 

 

 

Angka 32.

Jumlah Nilai FOB :

 

 

 

Diisi Nilai FOB barang ekspor yang bersangkutan.

 

 

Angka 33.

Nilai PE dalam Rupiah :

 

 

 

Diisi jumlah Rupiah keseluruhan hasil perhitungan PE ke dalam kotak.

 

 

 

Keterangan :

 

 

-

Dalam hal terdiri dari beberapa jenis barang yang terkena/dibayar PE, jumlah Rupiah hasil perhitungan PE agar diisikan pada halaman rekapitulasi (Lembar pertama).

 

 

-

Jika barang ekspor tersebut tidak terkena PE, kotak yang bersangkutan agar diisi dengan tanda “….”.

 

 

F. :

 

 

 

 

 

-

Diisi tempat, tanggal dan nama jelas eksportir/PPJK (dengan huruf cetak).

 

 

 

-

Hasil cetak PEB diisi tempat, tanggal, tanda tangan serta nama jelas eksportir/PPJK dengan huruf cetak berikut cap perusahaan.

 

 

G.

Diisi Bea dan Cukai :

 

 

 

No. & Tgl. Pendaftaran : (diisi oleh Bea dan Cukai)

 

 

 

Diisi nomor dan tanggal pendaftaran sesuai nomor urut dari BCP PEB.

 

 

 

Contoh : nomor pendaftaran 000116 tanggal 1 Juni 2001 ditulis :

 

 

 

 

000116

 

01/06/2001

 

 

 

H.

PEJABAT BC :

 

 

 

Diisi oleh pejabat BC

 

 

 

misalnya : nomor dan tanggal BC1.1 serta nomor posnya.

 

 

I.

DIISI BEA DAN CUKAI/BANK :

 

 

 

-

Diberi tanda “X” (coret) bagi yang tidak dipergunakan.

 

 

-

Diisi nomor penerimaan yang diberikan oleh penerima pembayaran.

 

 

-

Diisi nomor tanda bukti pembayaran.

 

 

-

Diisi tanggal dilakukannya pembayaran pada kolom yang disediakan.

 

 

-

Tanda tangan dan nama jelas pejabat penerima yang berwenang.

 

 

-

Diisi nama dan cap instansi penerima pembayaran.

 

 

 

 

6.

Pengisian Kolom-kolom Lembar Lanjutan PEB :

 

 

Kantor Pelayanan Bea dan Cukai :

 

 

Diisi sebagaimana petunjuk pengisian Kantor Pelayanan Bea dan Cukai sebelumnya.

 

 

Nomor Pengajuan :

 

 

Diisi sebagaimana petunjuk pengisian Nomor Pengajuan sebelumnya.

 

 

Nomor Pendaftaran :

 

 

Diisi sebagaimana petunjuk pengisian Nomor Pendaftaran sebelumnya.

 

 

Angka 28 s/d 32 :

 

 

Diisi sebagaimana petunjuk pengisian angka 28 s/d 32 sebelumnya.

 

7.

Pengisian Kolom-kolom Lembar Lampiran Peti Kemas :

 

 

Kantor Pelayanan Bea dan Cukai :

 

 

Diisi sebagaimana petunjuk pengisian Kantor Pelayanan Bea dan Cukai sebelumnya.

 

 

Nomor Pengajuan :

 

 

Diisi sebagaimana petunjuk pengisian Nomor Pengajuan sebelumnya.

 

 

Nomor Pendaftaran :

 

 

Diisi sebagaimana petunjuk pengisian Nomor Pendaftaran sebelumnya.

 

 

No. Urut.

 

 

Diisi sesuai dengan nomor urut.

 

 

NOMOR :

 

 

 

Diisi sesuai dengan ukuran petikemas.

Contoh : TEXU – 1234567

 

 

UKURAN :

 

 

 

Diisi sesuai dengan ukuran petikemas.

Contoh : 20’

 

 

TIPE :

 

 

 

Diisi sesuai dengan tipe petikemas.

Contoh : REEFER atau OPENTOP

8.

Pengisian Kolom-kolom Lembar Lampiran PEB Berkala :

 

 

Kantor Pelayanan Bea dan Cukai :

 

 

Diisi sebagaimana petunjuk pengisian Kantor Pelayanan Bea dan Cukai sebelumnya.

 

 

Nomor Pengajuan :

 

 

Diisi sebagaimana petunjuk pengisian Nomor Pengajuan sebelumnya.

 

 

Nomor Pendaftaran :

 

 

Diisi sebagaimana petunjuk pengisian Nomor Pendaftaran sebelumnya.

 

 

No. Urut.

 

 

Diisi sesuai dengan nomor urut pendaftaran invoice.

 

 

No. & Tgl. Pendaftaran Invoice

 

 

Diisi sesuai dengan Nomor dan Tanggal Pendaftaran Invoice dari BCP Khusus.

 

 

No. & Tgl. Invoice

 

 

Diisi sesuai dengan nomor dan tanggal invoice yang didaftarkan.

 

 

Nama, Alamat Penerima/Pembeli

 

 

Diisi sesuai dengan nama dan alamat lengkap penerima/pembeli barang di luar negeri.

 

 

Tgl. Ekspor

 

 

Diisi sesuai dengan tanggal/bulan/tahun keberangkatan sarana pengangkut.

 

 

Sarana Pengangkut (Nama & No. Voy./Flight)

 

 

 

Diisi nama sarana pengangkut, Nomor Voy. (Voyage) untuk angkutan laut atau Nomor Flight untuk angkutan udara untuk setiap ekspor.

 

 

Negara Tujuan

 

 

Diisi sesuai dengan negara tujuan ekspor untuk setiap invoice.

 

 

            MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

 

 

 

            BOEDIONO